Kami sedang menonton, berpelukan di atas sofa, dengan Suzi yang memeluk tubuhku dan menjadikan dadaku sebagai bantalnya, tubuhku sebagai gulingnya. Dengan mata yang menatap layar televisi namun pikiran yang melayang-layang, aku memain-mainkan rambutnya. Aku tahu Suzi menungguku berbicara.
"Nam Joo Hyuk-ssi jangan marah jika aku tertidur, okey" ucap Suzi yang semakin mengeratkan pelukannya pada tubuhku.
Jantungku berdegup sangat kencang. Kenapa aku begitu gugup. Aku sudah mencatatat kalimat yang akan aku ucapkan pada Suzy dan sudah menghafalnya. Bahkan aku sudah merancang scenario untuk mengucapkannya. Tapi aku disini membeku, lidahku terasa kelu. Dan aku begitu gugup.
Joo Hyuk menarik nafas panjang, memperbaiki posisinya menjadi duduk dan membawa tubuh Suzi untuk duduk dan menatapnya.
Joo Hyuk menelan ludah, memejamkan mata, bernafas pelan, lalu menatap dalam mata gadisnya yang terlihat mengantuk itu, dan menggenggam tangan nya erat.
"sayang, aku akan mengatakannya, hanya dengarkanku sampai selesai, arraseo"
Suzi pun mengangguk mengerti.
"Kau tau disaat badai hebat menerjang dalam hidup mu, dan meluluh lantahkan semuanya. Namun kau tidak memiliki seseorang dalam hidupmu yang menarikmu dari kegelapan itu. Kau benar2 akan tenggelam. "
"Aku adalah orang yang begitu beruntung, ketika badai itu datang. Aku memiliki seseorang yang mempercayaiku. Selalu memelukku dalam dekapannya. Menghapus air mataku. Meyakinkan dan menguatkanku tanpa lelah setiap harinya, dan selalu berkata semua akan baik-baik saja, jangan biarkan hal itu melemahkan kita. Selalu memberikanku semangat setiap harinya dan mendorongku untuk segera bangkit. "
"Semua kekuatan ku, berasal dari kekuatan orang-orang tersayang yang selalu percaya, mendukungku, dan mencintaiku."
"Jadi, Terimakasih Suzi-yaa, sudah mencintaiku. "
"Terimakasih sudah mensupportku. "
"Terimakasih sudah menjadi sumber kekuatanku. "
"Terimakasih untuk selalu ada. "
"Terimakaaih untuk selalu menggenggam tanganku. "
"Terimasih untuk menjadi kuat, disaat aku melemah. "
"Terimakasih sudah menjadi obat penenang ku. "
Joo Hyuk mengucapkan semua itu dengan begitu lembut matanya menatap dalam mata Suzy, dan di sela sela ucapan nya dia terkadang tersisak, memejamkan mata, dan setetes air mata mengalir dari pipinya.
Suzy pun tak kuat membendung air matanya mendengar ucapan Joo Hyuk, dia pun menangis terisak, terngiang di ingatan nya hari-hari berat yang telah mereka lalui, namun dia tetap mengusap tetesan air mata di pipi Joo Hyuk dengan ke dua tangannya. Lalu memeluk Joo Hyuk dan membenamkan kepalanya di dada lelaki itu, dengan isak tangis nya.
Jo Hyuk menggenggam wajah Suzy dengn kedua tangan nya, mengarahkan gadis itu agar menatapnya.
"Terimakasih sayang, for everything. "
Joo Hyuk terdiam sejenak, menarik nafas dalam lagi, dan mencium lembut tanganku. "Cup"
"So, Mau kah kau menikah dengan pria ini? Karna sepertinya dia takkan sanggup hidup tanpa mu? "Suzy termenung dan menangis di dada Joo Hyuk mendengar semua ucapannya.
Joo Hyuk merogoh rogoh saku celananya, mencari sesuatu yang akan diberikannya pada Suzi.
Dia melepaskan pelukan Suzi, beranjak menjangkau jas nya, dan mengambil sebuah kotak dari sakunya "Mian sayang, tunggu sebentar" ucapnya kemuadian membuka kotak itu dan berlutut dihadapan Suzi yang memandang nya penuh haru.
Suzi mengangguk pelan, menjulurkan tangan nya, tampak setetes air mata bahagia mengalir di pipinya "Oppa hanya pasangkan cincin itu di jariku. Aku pikir jawaban-jawaban seperti, yes, I do dan sejenisnya itu terdengar sangat menggelikan. Jadi aku tak ingin mengucapkannya."
Joo Hyuk tersenyum dan mengangguk mengerti "arraseo" lalu memasangkan sebuah cincin berlian sederna namun menjadi begitu indah di jari manis Suzi.
Joo Hyuk tak tahan ingin memeluk Suzi, lalu menghamburkan tubuhnya memeluk Suzi, dengan posisi Suzi berada dibawahnya dan menyosor bibir merah muda kekasihnya itu. "cuppp"
"hahhhh, aku lega sayang, kau tau aku begitu gugup tadi." Ucap Joo Hyuk
Suzy yang kaget dengan tindakan Joo Hyuk langsung memukul dada lelaki yang ada di atas nya itu, dan memberikan expresi kesal "Oppa, seharus nya kau biarkan suasana romantis tadi berlangsung sedikit lebih lama" Protes Suzy.
"Ohhh, aku tidak sanggup sayang, jantung tidak akan selamat jika berlama-lama, aku begitu gugup, dan takut, mungkin jika kau menolakku, aku akan mati ditempat" Ucap Joo Hyuk sambil terkekeh.
"aku tau, aku yang seharusnya bisa langsung tertidur di dada oppa, menjadi tak bisa tidur dan hanya bisa tersenyum, karna jantungmu berdegup sangat kencang" ucap Suzi dalam dekapanku dengan expresi yang sangat jahil, terlihat seperti menertawakan kegugupanku itu.
Begitulah, dengan lelaki ini, aku selalu merasa nyaman.
Suzy menggengam wajah Joo Hyuk dengan kedua tangan nya "gumawo oppa, gumawo for everything"
Suzi sebenarnya ingin mengatakan banyak hal pada Joo Hyuk. Hal-hal yang membuat Suzy begitu mencintainya. Baginya Joo Hyuk adalah kekasih, patner, dan sahabat terbaik yang pernah ada. Joo Hyuk sangat dewasa, dalam hubungan kami Joo Hyuk selalu berusaha mengerti Suzy, setiap keputusan dalam hubungan kita, kita selalu mengedepankan komunikasi. Joo Hyuk sangat perhatian, dia adalah orang yang akan selalu datang jika Suzy membutuhkan nya. Joo Hyuk juga tak banyak berbicara dan menuntut. Dia selalu mengikut sertakan Suzy dalam hal apapun di hidupnya. Namun dilain sisi, dia akan menjadi begitu tegas, jika itu tentang kebaikan dan keselamatan Suzy. Joo Hyuk kadang juga bisa marah, marah pada tempatnya. Namun ketika dia marah, aneh nya Suzi malah merasa sedang begitu di sayang. Terkadang Joo Hyuk juga bisa begitu manja dan terlihat sangat lucu. Cara kami berkomunikasi dan saling memanjakan, Suzy begitu menyukainya, dan Suzy nyaman. Dia membuatku sangat nyaman dan menjadi apa adanya.
Suzi ingin mengucapkan semua itu, tapi sepertinya lelaki yang berada diatasnya ini, tidak membiarkan mulut Suzy untuk berbicara. Dia sibuk menciumi bibir Suzy dengan gairah yang membara, menyentuh, meremas bagian tubuh Suzy yang dia tahu itu adalah bagian yang paling sensitive gadisnya. Bahkan sekarang laki-laki itu sudah menanggalkan baju kausnya, dan bertelanjang dada.
Mungkin Suzy akan mengakatakannya lain kali, saat ini ada hal yang lebih penting yang harus mereka lakukan dulu.
Suzi meraih wajah Joo hyuk dan menciumnya, melumatnya, mengunci bibir Joo Hyuk dengan bibirnya, seperti menunjukan kemampuan ciuman terbaiknya. Joo Hyuk pun tak ingin kalah sepertinya, dalam pertarungan itu.
Cerita ini murni hanya karangan author semata sebagai shipper. So, harap dimaklumi bayak-banyak. 🙏🙏🙏🙏🙏
Note: walaupun cerita di atas adalah karangan author semata. Namun kenyataan nya Suzi memang adalah orang yang secara terang terangan dengan berani mensupport NJH, selama rumor itu berlangsung.