2. Heavy Spin

2 0 0
                                    

"Mungkin pensiun?" ceplosnya

"Ya kali rookie monster kayak lo pensi?"

Ya, memang walaupun Matt sekarang berada di tim papan bawah, tapi karena perfomanya musim kemarin membuatnya diincar tim-tim besar

"Yaudah dong kasih solusi buat gue dong my friends"

Tidak ada jawaban dari mereka, mereka terlihat sedang berpikir

"Stay di Galaxy" cetus Ariq

"Ada yang setuju sama gua?"

"Gua" langsung dijawab serentak oleh Ghifari, Zaidan, tapi tidak dengan Naufal sepertinya dia memiliki pendapat lain

"Menurut gua, lo harus...." Naufal mengambil napas sebentar, membuat para teman-temannya mengelus dada

"Gabung Phantom"

Kalimat itu membuat yang lain mengubah wajahnya menjadi serius, mendengar itu Matt tidak terlalu kaget karena sahabatnya itu sudah pasti bakal menyarankan Julian untuk berpindah tim, tapi yang jadi pertanyaan, kenapa harus Phantom?

*

Hari ini adalah hari yang sangat-sangat memalaskan bagi Alatha, karena schedule-nya hari ini adalah dia harus bertemu para petinggi tim esport bernama Phantom, menurut kakaknya dia hari ini akan membicarkan projek yang akan mereka kerjakan

Setelah melakukan kegiatan pagi yang biasa dilakukan, Alatha sudah siap untuk berangkat. Di perjalanan seperti biasa Keira sekaigus manajer harus cerewet menjelaskan apa yang harus dilakukan Alatha

"Oh iya Tha, lo santai aja CEO kali ini bukan bapak-bapak, di data dia cuman beda 4 tahun dari lo" jelas Keira

"Iya-iya oke"

Begitulah Alatha, sangat malas jika harus selalu bertemu para bapak-bapak yang sering kali enggak sopan, maka dari itu Keira sering mewakili Alatha jika rapat. 30 menit kemudian mereka sampai di kantor tim tersebut. Kantornya cukup besar untuk sebuah tim esport, saat memasuki gedungnya, Alatha langsung ditampilkan dengan suasana yang begitu meriah, hal memang biasa terjadi apabila hari menuju weekend. Banyak yang sedang membeli merchandise yang menjual berbagai identitas tim Phantom itu sendiri, seperti jersey, jaket, kaos, gelang, sticker, dll. Tapi walaupun keadaannya sangat ramai, Alatha sudah memakai masker yang sudah disiapkan oleh Keira. Keira tidak mau kalau projek kali ini bocor duluan kedepan publik

"Cepetan Tha, keburu ada orang yang nyadar!" Keira menarik Alatha masih yang enjoy meihat-lihat sekitar

Tapi saat baru melangkah sedikit, telinga dia mendengar samar-samar orang-orang yang sedang membicarakan dia

"Eh lo udah denger tentang gosip Alatha Agnesia belum?" ucap orang pertama

"Oh tau lau, emang beneran dia bakal ada projek di dunia gaming?" jawab orang kedua

Sedetik itu buat Alatha sedikit lega, tapi...

"Halah paling bakal gagal total banget, secara dia terlalu nyaman di zona aman"

"Nah itu apalagi gaming, palingan jadi olok-olokan netizen lagi"

Kira-kira begitulah pembicaraan mereka yang membuat Alatha sungguh tak bisa menahan air matanya langsung berlari ke arah toilet. Melihat itu Keira hanya bisa menunggu Alatha tenang. Hal itu sudah menjadi makanan sehari-hari Alatha sejak menjadi aktris, dia tau itu salah satu resiko yang dia harus tanggung. Tapi saat itu juga Alatha dengan tekad bulat berjanji pada dirinya kalau projek kali ini harus berhasil

"Oke Tha, lo harus kuat, lo pasti bisa nyelesain projek ini dan bikin buat mereka bungkam" batin Alatha yang menggebu-gebu

Setelah merenung dan menyemangati dirinya lagi, Alatha langsung membuka pintu toilet dengan tenaga dalam dan sudah terlihat penampakan kakaknya, yang sudah uring-uringan.

"Alatha...." ringis Keira

"Enggak apa-apa kak, sekarang gua udah bulatin tekad untuk ngelakuin apapun untuk ngerjain projek ini sampai selesai" mendengar itu muka Keira langsung sumringah dan ikut semangat

"Serius lo? Apa aja?"

"Iya dong, emang kenapa?"

"Bagus dong kalau gitu" senyum mencurigakan mulai terlihat dari Keira

Tapi Alatha bodo amat karena sudah sering dijaili kakaknya itu. Mereka pun berdua langsun berjalan ke kantor utama atau kantor karyawan, di sana sudah terlihat beberapa karyawan yang sedang sibuk berkutat dengan pekerjaannya, di ujung ruangan ada ruang CEO yang mereka tuju. Sebelum menuju sana Alatha dan Keira langsung berlari ke ruangan CEO karena takut ada yang menyadari. Akhirnya mereka sudah sampai di depan pintu, mereka pun langsung mengetuk pintu yang langsung dijawab orang yang ada di dalam ruangan. Setelah pintunya terbuka langsung terlihat sosok laki-laki yang terlihat cukup tampan, dan juga tinggi, dirinya sedang membolak-balikan sebuah kertas seperti sedang membaca sebuah laporan

"Halo pak, selamat pagi" sapa Keira sambil mengetuk pintu lagi

Laki-laki itu pun akhirnya langsung membalikkan badannya, "Oh iya silahkan duduk" jawab laki-laki sambil menutup laporannya dan menyimpannya di meja

Setelah sama-sama duduk Alatha dan Keira langsung memperkenalkan diri

"Salam kenal juga, saya Arzean Ozora, CEO dari Phantom. Kalian bisa panggil saya Zean saja" jawab Zean sambil tersenyum

Alatha dan Keira pun membalas dengan anggukan

"Okey saya akan to the point saja, anda nanti akan berkolaborasi dengan salah satu pro player esport yang sedang naik daun" jelas Zean

"Hah? Siapa?" belum sempat Zean menjelasakan lebih lanjut tapi langsung disela Alatha, dan Keira langsung menyenggol bahu Alatha

"Kebiasaan lo" bisik Keira

"Iya-iya sorry..."

Melihat itu Zean hanya bisa tersenyum, dia sudah dengar beberapa rumor dan sepertinya benar kalau Alatha masih bersikap kenak-kanakan, tapi Zean tetap bersabar dan tetap melanjutkan

"Oke saya lanjutkan.Orang yang saya maksud adalah Julian Akio Mahendra, dia adalah player muda paling berbakat tahun ini" lanjut Zean

Alatha mencoba mencerna, sebelum Zean langsung memberikan foto player tadi ke Alatha dan Keira. Setelah beberapa deik Alatha sangat-sanga terkejut

"Kak Ini orang yang pernah bermasalah sama gua kan?!" bisik Alatha yang sangat panik

"Emang iya, makannya gua langsung pisahin kalian"

"Lah terus gimana dong?!"

"Dan kamu Alatha, kamu yang akan bernegoisasi dengan dia untuk bergabung dengan projek ini" perkataan itu membuat Alatha semakin pucat

"Mampus dah gua...."

Start OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang