Thank you, Kapten J

1.6K 161 197
                                    

DESCLAIMER⚠️
Ini hanya cerita fiksi

"Percayalah, kamu adalah orang yang aku cintai untuk pertama dan terakhir hembusan nafasku, Harva"

"Berjanjilah untuk pulang ke rumah, Juanda"

"Aku ingin sekali dengan lantang mengatakan aku berjanji tapi kamu harus tau, Tuhan adalah pemilik sejati diriku, dirimu dan semua manusia. Takdirku semua sudah di atur. Harva, dengarkan aku. Apapun yang terjadi nantinya, kumohon jangan meneteskan airmatamu."

.

.

.

"Pagi, Kapt!" Juanda mengangguk singkat dan memasuki sebuah ruangan lalu mendudukkan dirinya di sana. Baru saja ia kembali dari rapat bersama petinggi TNI yang lain untuk membahas rencana TNI untuk bergabung dengan POLRI memberantas pemberontakan yang terjadi di Pulau Papua. Keputusan telah di buat. Dirinya termasuk salah satu tentara yang wajib ikut. Bukannya tidak senang hanya saja jika dirinya benar-benar terjun akan ada satu orang yang tidak setuju dan ini membuat Juanda pusing.

Ceklek

"Ju, lo nggak papa?", tanya orang itu. Juanda menghela nafas kasar lalu menatap orang di depannya.

"Jo, gue nggak tau gimana ngomong ini ke Harva",

"Ya tinggal ngomong sih, Ju" Juanda memijat pelipisnya. Dirinya merasa salah karena menceritakan kegelisahannya pada temannya.

"Bukan gitu maksud gue Jonathan. Lo tau kan, Harva nggak bakal setuju kalau gue di kirim ke Papua. Dia takut." Jonathan mengangguk mengerti.

"Ya terus gimana, Ju? Keberangkatan kita dua minggu lagi. Lo harus ngomong ke Harva secepatnya. Seenggaknya lo lamar lah Harva, Ju. Kalian udah lama pacaran juga kan?"

"Ayah nggak setuju gue berhubungan sama Harva." Jonathan menatap iba teman seperjuangannya. Ia sangat mengerti bagaimana ambisinya ayah Juanda dalam menjodohkan putranya dengan laki-laki manis pilihan mereka. Apa yang membuat Harva tidak di terima dengan baik oleh ayah Juanda? Harva hanyalah laki-laki manis lulusan Pendidikan Sekolah Dasar yang baru saja di wisuda bulan lalu dan kini nengajar di sebuah Sekolah Dasar swasta. Sedangkan ayah Juanda menginginkan calon menantu yang berkecimpung di dunia kesehatan, alasannya tentara memang cocok bersanding dengan pasangan yang berlatar belakang kesehatan. Juanda sangat menentang pemikiran kolot ayah nya namun tamparan keras di dapatnya.

Berbeda dengan ayahnya, sang bunda malah sangat menyayangi Harva dan mendukung hubungan putranya dengan laki-laki manis pilihan putranya sendiri. Dia bingung harus bagaimana membujuk sang ayah agar mendapat restu untuk bersama sang kekasih.

"Sabar ya, Ju. Gue kalau udah masalah beginian, nggak bisa ikut campur." Juanda mengangguk. Helaan nafas panjang beberapa kali keluar dari mulutnya. Ia raih ponselnya di meja dan mendial nomor yang sudah ia hafal di luar kepala.

Tutt Tutt Tutt

"Halo?" Bibir itu refleks tersenyum lembut ketika suara halus menyapa telinganya.

"Lagi apa? Masih di sekolah?"

"Oh nggak kok. Aku udah pulang ini. Kenapa, Ju?" Juanda mendongak menatap Jonathan yang mengangguk pelan.

"Aku mau ke rumah nanti malem. Kamu mau nitip apa?"

"Eum apa yaa.. Ini aja Ju, aku titip buku tulis sama pensil. Kamu nggak usah bawain makanan, Ju. Di sini banyak makanan." kekasihnya begitu peka jika Juanda hendak protes. Juanda tertawa pelan di susul tawa pelan dari sang kekasih.

"Ya sudah. Aku tutup ya, see you"

"Eum, see you."

PIP

Thank you, Kapten J (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang