Father

317 32 5
                                    

Do I look like I am happy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do I look like I am happy?

———————————————————

Dua hari lagi, kelas untuk murid tamu akan segera dibuka di Cloud Recesses. Banyak murid-murid dan pewaris sekte yang diundang sudah datang.

Dengan banyaknya kegiatan yang akan dijalankan, beratnya tanggung jawab yang akan dipikul, maka masalah harus mulai sedikit demi sedikit diselesaikan.

Lan QiRen, sebagai ketua sekte sementara, tentu saja sibuk. Sibuk berdebat dengan para tetua sekte misalnya. Katanya seorang Hou tidak diizinkan di Cloud Recesses, apalagi keturunan Hou Jia. Katanya kalau ibunya penyihir maka anaknya juga kemungkinan besar penyihir.

Lalu, satu pertanyaan saja ingin Lan QiRen tanyakan. Putri Hou Jia juga putri Lan WuHan, dengan begitu di tubuh anak mereka mengalir darah seorang Lan juga. Kalau ayahnya Lan, berarti anaknya juga berkemungkinan besar sangat adil dan membela kebenaran seperti seorang Lan. Benar bukan?

Lalu, salahnya di mana?

Salahnya adalah sang ayah sendiri tidak berbicara untuk membela putrinya. Salahnya adalah Lan QiRen bukan ketua sekte. Keputusan terbesar tetap dipegang kakak pertamanya. Kemudian, kalau kakak pertamanya seperti saat ini, mengasingkan diri untuk alasan yang-Lan-QiRen-rasa-bodoh, maka keputusan terbesar ada di tangan para tetua sekte.

"Paman," Lan XiChen menginterupsi keruwetan pikiran Lan QiRen, "kenapa tidak bicara saja pada A-Die dan paman kedua?" usulnya ragu.

Lan QiRen merasa alisnya berkedut. "Bukannya paman menyinggung, XiChen. Kalau untuk kedua putranya saja dia tidak mau ke luar dari pengasingan dirinya, apalagi untuk sepupumu?"

"Bagaimana kalau paman kedua?"

Lan QiRen menghela napas gusar. "Tidak berguna, XiChen. Jujur saja, ayahmu yang paling kuat opininya, hanya saja ... ah, sudahlah."

"Kita coba dulu, paman. Tidak ada salahnya, kan?"

Atas usulan Lan XiChen, akhirnya Lan QiRen membawa ketiga keponakannya untuk bertemu dengan ayah mereka. Tepat di belakang pintu, di dalam rumah kayu sana, kedua saudaranya bermeditasi dalam pengasingan diri.

Dengan langkah yang ragu, dia mengetuk pintu kayu di hadapannya dengan perlahan.

"Da-Ge, Er-Ge, ini QiRen."

Pintu di depannya terbuka, menampakkan wajah muda yang penuh guratan kesedihan milik Lan HaoZhi. Dengan senyum kecil yang lelah, pria itu mempersilahkan mereka masuk.

D A I S YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang