Hotel tempat Lan XiChen menginap tentu saja terlihat sangat mewah, bagaimanapun juga ia adalah salah satu ujung tombak perusahaan Lan yang kaya raya, jadi semuanya bisa dimaklumi. Berbeda dengan Yibo yang mendecakkan lidahnya begitu turun dari taksi, "Seperti yang sudah ku duga, kau benar-benar menghabiskan malam ditempat seperti ini." Ujarnya sembari mengejar langkah kaki Lan XiChen yang cepat.
Yibo bisa merasakan kesegaran oleh pendingin ruangan segera setelah melangkahkan kakinya ke dalam lobi utama. Lan XiChen sendiri tersenyum dan diam mendengar kata-kata pemuda itu. Kepala cantik itu menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak seperti orang udik yang pertama kali memasuki tempat mewah, lebih seperti menilai ini dan itu untuk ia kritik setelahnya. Yah...tidak ada yang tahu apa yang berputar di kepala seorang Wang Yibo.
Lan XiChen disibukkan dengan ponselnya saat ia berkata singkat, "Barang-barangmu akan datang terlambat. Kau bisa menunggu di kamarku selagi seseorang menyiapkan kamar lain."
"XiChen ge, apa kau sungguh tidak memiliki kekasih? Ada apa dengan tingkahmu yang memberiku kamar lain?"
Lan XiChen, "Apa yang kamu tahu? Apa kamu mau bertemu paman setiap saat dan mendengarkannya mengomel? Aku sedang menyelamatkanmu sekarang."
Yibo meringis ketika topik mengenai Lan Qiren kembali diangkat, sebenarnya pak tua itu tidak menyeramkan, tapi mulutnya lah yang mengerikan! Dengan senyum menyanjung Yibo memeluk bahu lebar Lan XiChen, "Tentu saja, tentu saja. Hanya XiChen ge yang mengerti diriku, kau adalah yang terbaik." Yibo melompat kecil untuk mendaratkan satu kecupan di leher Lan XiChen, dimana itu membuat sang empu berjingat kaget.
Melihat itu, Yibo tertawa terbahak-bahak dan mengambil kartu kamar yang disodorkan Lan XiChen, kemudian berlari untuk segera mengakses ruangan pribadi Lan XiChen. Selayaknya seorang pemuda awal dua puluhan, Yibo terlihat bersemangat dan ceria. Meskipun ia tidak bisa berbicara bahasa setempat, ia masih menyunggingkan senyum sopan yang tipis. Benar, tipis, namun membuat pekerja yang melewatinya tersipu malu.
Di dalam lift ia sendirian sambil menyeringai puas, dimana Lan XiChen? Bah, pria ini meninggalkannya begitu saja, bukankah XiChen ge sudah memberinya izin untuk melakukan apapun yang dia mau?
Bercermin sejenak, Yibo merapikan rambutnya, menyisirnya naik hingga menampilkan dahinya yang entah mengapa menambah pesona tersendiri. Baru setelahnya, perlahan senyum dan seringai itu memudar, digantikan dengan wajah datar dan ekspresi dingin. Yibo memijit pelipisnya pelan, ini selalu terjadi pada dirinya. Ia adalah seseorang yang dipenuhi keceriaan dan semangat, namun di suatu waktu ia seakan kehilangan semua antusiasme di dalam dirinya dan menjadi setenang kolam yang dalam. Akan tetapi, tidak ada perasaan aneh yang mengikuti perubahan emosi ini, ia pernah berpikir untuk memeriksakan dirinya sendiri, tapi selalu enggan karena takut menerima hasil yang mengerikan.
Menghela napas panjang, Yibo melangkah keluar saat pintu lift terbuka. Matanya yang tajam menelisik nomor yang tergantung di pintu depan, lalu ia berhenti pada angka 9696. Menggunakan kunci yang diberikan Lan XiChen, Yibo mengakses pintu masuk dengan mudah.
Pemandangan ibu kota dari ketinggian adalah hal pertama yang ia saksikan melalui jendela besar kamar ini. Yibo melangkah lebih jauh dan membiarkan pintu tertutup dengan sendirinya, memandang pemandangan kota besar dan langit kelabu karena polusi, em...yah itu memang penuh polusi, ia tidak bisa berbohong kepada dirinya sendiri bukan?
Yibo melemparkan ponsel serta tas yang ia bawa sembarangan lantas berdiri sambil berkacak pinggang menghadap jendela. Ia berdiri termenung untuk beberapa saat sebelum kembali menjadi seseorang dengan begitu banyak ekspresi di wajahnya. Yibo menggigit bibir bawahnya saat membongkar tas punggungnya yang memuat sebuah kaus lengan pendek berwarna hitam dan sebuah celana pendek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Affair 2 : Stuck With You
FanfictionSemuanya dimulai sejak Wang Yibo dan Xiao Zhan bertemu satu sama lain. Dimulai ketika percikan keakraban dan kerinduan yang asing muncul di antara keduanya. Mereka akan saling mempertanyakan, saling menyalahkan, dan saling kebingungan. Awalnya masal...