Part 1~Kehidupan yang menyiksa

1.3K 52 0
                                    

Teng..

teng

bunyi lonceng terdengar jelas dari arah luar. Itu tandanya setengah jam lagi pesta akan dimulai. Pesta besar yang diadakan oleh keluargaku. Sebut saja pesta perkenalan. Sudah menjadi adat yang wajib dilakukan oleh sebuah keluarga untuk memperkenalkan anggota keluarganya yang baru menginjak usia 17 tahun.

"Azela!" panggil Ibuku dari arah pintu.

"Hm?" balasku malas. Ibu cukup tahu bagaimana perasaanku sekarang karena itu dia memasang wajahnya sendu.

"Sebentar lagi acara akan dimulai. Ibu akan menemanimu keluar." Dia mengamatiku dari cermin di depanku. Mengusap rambutku yang berwarna hitam pekat bergelombang ini.

"Haruskah aku berdiri disana dan memperkenalkan diriku sebagai Queen, Bu?" Sungguh, aku tidak menginginkan semua ini. hidupku selama 17 tahun disini benar-benar tidak menyenangkan. Katakan saja masa kecilku kurang bahagia. Banyak aturan yang harus ku patuhi, Sekolah kepribadian yang membosankan sudah mulai dikenalkan sejak usiaku lima tahun. bahkan diusiaku yang baru menginjak tujuh tahun aku sudah mempunyai guru private yang setiap harinya selalu datang ke rumah untuk mengajariku hingga aku berusia 13 tahun. setelah itu, aku dikirim ke Amerika untuk bersekolah disana. Betapa tersiksanya aku sejak kecil, bukan?

"Sudah kewajiban yang mau tidak mau harus kamu lakukan, sayang. Kau ingat bagaimana cerita Ibu?"

aku menghela nafas jengah. Ya, aku tidak akan pernah melupakan kisah ibuku yang awalnya juga tidak ingin dilahirkan di keluarga darah biru. Persisi sepertiku, Ibu tersiksa dan seringkali menyesali kehidupannya.

tetapi, ibuku memang wanita yang terlalu baik dan penurut. Hingga, ia tidak bisa melawan ataupun berontak. Namun, mengikuti alurnya saja. seperti sekarang.

"Aku bukan ibu. Aku mempunyai keinginan. Yaitu, kebebasan." kataku jujur. Ya, satu-satunya yang ada di dalam benak dan sangat ku inginkan memang itu.

kebebasan.

"Maaf, sayang..." tiba-tiba Ibu memelukku dari belakang. melingkarkan lengannya di bahuku. aku tahu, Ibu merasa bersalah tidak bisa berbuat apa-apa untuk putri tunggalnya ini. Tapi, aku tidak bisa marah padanya.

Apa yang harus ku lakukan?


__oOo__

New story lagi

semoga bisa menghibur para readers sekalian agar tidak bosan dengan cerita-cerita DC yang temanya marriage rata-rata. wkwkkwk..

makasih yang uda mau baca, makasih untuk vommennya juga :D

Bad QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang