Sekitar pukul delapan malam Rangga datang ke rumah. Kemudian aku mengajaknya duduk di halaman belakang seperti biasa.
"Lo beneran belum buka kado dari gue kan?" Rangga menatapku
"Belum, nih liat sendiri masih utuh bungkusannya"
"Oke, kalau gitu sekarang kita buka bareng-bareng"
Aku mulai membuka kertas kado dari Rangga
"Wah apa nih?" seketika terbuka dengan sempurna aku cukup terkejut
"Gimana? Lo suka gak?"
Rangga memberikan aku sebuah selimut dengan motif sapi dan juga lampu tidur akrilik dengan gambar foto kita berdua
"Gue suka banget, cuma tolong dijelaskan atas dasar apa kamu memberikan kado serandom ini?"
"Jadi gini ya Nan, lo adalah satu-satunya cewek yang paling doyan tidur yang pernah gue temui. Kebetulan lo suka banget kan sama segala sesuatu yang berbau sapi-sapi apalagi motif kayak gini" dia menunjuk selimutnya
"Terus?"
"Ya udah, karena tidur adalah hal yang paling lo suka, jadi gue harap lo bisa nyaman pake selimut sama lampu tidur itu"
"Bisa-bisa aja ide lo buat ngasih kado ke gue"
"Itu nanti selimutnya bisa lo bawa ke Yogyakarta kalau udah mulai kuliah"
"Gue kuliah gak bawa selimut kali"
"Gak gitu bego, maksudnya buat di kos nanti"
"Hahahahaha iya bercanda, makasih banyak ya"
Kemudian Rangga melanjutkan kegiatannya membuka kado dari aku yang sedari tadi belum selesai karena aku ajak ngobrol
Ketika kertasnya sudah terbuka, Rangga melotot kearahku
"Kenapa? Ayo lanjutin buka kardusnya"
"Ini gak kayak yang gue bayangin kan?"
"Lo bayangin apa anjir?"
"Serius lo beliin gue ini?"
"Buka dulu yaelah, baru liat kardusnya aja lo udah melotot"
Rangga membuka sebuah kardus berwarna hitam dengan logo BTS tersebut
"TUH KAANN? BENERAN ARMY BOMB KANNN" Rangga mulai heboh
Aku tertawa melihat reaksi Rangga
"INI OFFICIAL KAN? JANGAN BILANG LO BELI YANG KW?" Rangga menodongku dengan lampu senter tersebut – ralat maksudnya army bomb hehe
"WAH PARAH LO NGATAIN GUE BELI YANG KW"
"Emang lo tau cara beli ginian?"
"Browsing lah, gue bela-belain bikin akun weverse shop demi sahabat gue yang paling tampan ini"
"LO BELI LANGSUNG DI WEVERSE SHOP?"
"Iya Rangga, lo bisa santai gak sih ngomongnya, ngegas mulu dari tadi ah"
"Gue seneng banget tau, gak kepikiran kalau lo bakal beliin gue army bomb"
"Sebenernya itu juga saran dari nyokap gue sih"
"SIAPAPUN ITU YANG NGASIH SARAN, GUE TETEP MAKASIH SAMA LO KEENAN" Rangga memelukku dengan senang
"Syukurlah kalau lo seneng"
Aku mulai curiga, jangan-jangan Rangga mempunyai dua kepribadian, bagaimana tidak? Dia bisa sangat cool, berwibawa, tegas saat di sekolah maupun saat bertemu orang lain tapi semua itu berubah dalam sekejap saat dia bersamaku. Dia berubah menjadi sosok Rangga yang penyayang, ceria, humoris, bahkan kadang dia bisa sangat manja. Ketika dia mulai berubah ke mode manja aku akan segera meledeknya dengan kalimat;
"Inget Ngga, lo itu anak karate sabuk item. Gak pantes kalau kelakuan lo kayak bayi begini"
Iya, yang aku ucapkan tadi benar. Rangga sudah berkecimpung di dunia karate sejak SD hingga SMP. Tepat sebelum aku mengenalnya. Dia terpaksa mengikuti karate karena paksaan dari papanya. Padahal dia sendiri sangat menyukai dunia musik terutama bernyanyi. Maka dari itu sejak SMA dia memutuskan untuk mengikuti ekskul paduan suara – cita-cita dia mau jadi penyanyi besar seperti Jungkook, sang idola.
"Ngga"
"Hmm"
"Kenapa sih lo bisa sesuka itu sama BTS?"
"Kalau gue jelasin lo juga gak bakalan ngerti, ngefans sama mereka itu bukan sekedar lo suka sama lagu atau visualnya mereka. Banyak banget hal positif yang bisa gue ambil dari mereka"
Aku terdiam
"Suatu saat gue bakal jelasin kalau lo emang udah tertarik sama mereka"
"Kalau sampai nanti gak tertarik gimana?"
"Ya udah itu kan urusan lo, berarti gue juga gak ada hutang buat jelasin hal ini ke lo"
"Tumben lo malem minggu main ke rumah gue, biasanya kan lo nongkrong sama temen-temen lo" aku menatap tanggalan yang tertera di layar ponsel
"Sebenernya tadi mereka ngajakin gue buat main billiar"
"Terus?"
"Ya gue gak bisa lah, kan udah ada janji buka kado bareng sama lo disini"
Aku hanya mengangguk pelan
Ya, seperti yang kalian tahu. Rangga itu circlenya sangat banyak. Temen dia ada dimana-mana, dia sangat humble. Berbeda dengan aku yang hanya memiliki Rangga seorang. Bukan karena tidak bisa bergaul tapi aku trauma memiliki banyak teman. Saat SMP temanku juga banyak seperti Rangga tapi ternyata mereka semua tidak tulus. Mereka mendekati aku hanya karena uang. Sungguh miris sekali. Namun sekarang aku bersyukur memiliki teman sebaik Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Teen FictionKeenan, wanita cuek yang hidupnya perlahan berubah ketika bertemu dengan sang sahabat, Rangga Jevian Saputra dengan sifat social butterflynya serta kecintannya kepada sebuah boyband korea yang selalu membuat Rangga dan Keenan tidak pernah akur. Aka...