chapter 2

3 0 0
                                    

Mereka semua langsung menatap Arayya, Arayya tidak tahu mengapa mereka melihatnya dan ia sedikit risih dengan tatapan mereka, padahal hanya bertanya pada satu orang.

"Wahh aku-kamu, kaya yang udah Deket aja lo," ucap lelaki itu sambil mengedipkan matanya. Arayya hanya bengong mendengar jawaban lelaki itu, apakah Jakarta adalah sebuah negara? Sehingga ada yang merasa asing dengan aku-kamu, apalagi jika tadi dia menggunakan bahasa sunda, pasti disangka orang utan.

Arayya hanya menghembuskan nafasnya berat, seperti nya bertanya pada orang itu hanya akan sia sia saja, Arayya melirik ke kanan dan ke kiri, Untung saja ada satu siswi yang lewat, jadi Arayya langsung saja bertanya.

"Ah gatau, terserah kamu aja." Balas Arayya
dan pergi meninggalkan segerombolan lelaki itu.

Begitupun dengan mereka, mereka terpaku dengan jawaban Arayya.

Arayya mengahampiri perempuan itu dan bertanya

"Hai permisi, kamu tau ga ruang kepala sekolah dimana?" Tanya Arayya dengan sopan dan tersenyum agar tidak terkesan cuek.

"Anak baru?" Balas perempuan itu

"Iya aku anak baru, nama aku Arayya Imfanta, siswi pindahan dari Bandung." Ucap Arayya sembari menyodorkan tangannya

"Gue Reva, kelas XI MIPA," sautnya

"Ayo gue anterin keruang kepala sekolah," ajak Reva. Arayya hanya mengangguk saja

Reva dan Arayya berjalan bersama, sesekali mereka mengobrol agar tidak terlalu canggung, semoga saja Arayya dan Reva akan menjadi teman sekelas, Arayya sangat bersyukur karna dihari pertama nya dia mengenal Reva.

"Tuh ruang kepala sekolahnya, Lo masuk aja Ra." Ucap Reva sambil menunjuk ruangan kepala sekolah.

"Makasih ya Reva," balas Arayya.

"Santai aja, gue ke lapangan dulu, bentar lagi upacara, Lo masuk dulu pasti nanti disuruh kelapangan."

"Iya, makasih,"

Arayya pun memasuki ruangan kepala sekolah.

"Assalamualaikum." Ucap Arayya sembari mengetok pintu.

"Waalaikumsallam, masuk."

Arayya pun masuk dan duduk di kursi.

"Permisi pak, saya Arayya Imfanta, siswi pindahan dari sekolah ARWANA yang ada di Bandung, anaknya pak Steven Adijaya" ucap Arayya dengan panjang lebar agar nanti tidak ditanya tanya, jadi langsung saja ia perkenalkan diri nya sendiri dengan jelas.

"Baik, ruang kelas kamu ada di lantai dua kelas XI MIPA."

"Sebelum itu kamu sebaiknya upacara terlebih dahulu." Ucap salah satu guru.

"Baik bu, terimakasih, assalamualaikum."

Lalu Arayya pergi ke lapangan untuk mengikuti upacara, tetapi Arayya bingung dia harus baris di barisan mana, Arayya tadi lupa meminta kepala sekolah untuk mengantarnya. Arayya hanya celingak celinguk berharap ada yang brtanya padanya.

Saat Arayya sedang bingung ada yang menepuk pundaknya, Arayya tentu saja terperanjat kaget dengan tepukan itu.

Arayya pun menoleh ke arah tepukan itu.

Arayya bernafas dengan lega, Untung saja ada Reva. "Ayo baris nanti keburu di marahin." Kata Reva

"Ayo, Untung ada kamu Va.

"Ya Lo tadi keliatan bingung Ra, makanya gue tepuk pundak lo." Jawab Reva sambil tertawa.

Arayya pun ikut tertawa karna kebodohannya.

HIGH SCHOOL IN JAKARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang