°•ㅡ ٠ ㅡ☘ㅡ ٠ ㅡ•°
"Pak Kim apakah kasus ini berkaitan dengan pemerintahan sekarang?"
"Pak kim bagaimana pendapat anda dengan jatuhnya 3 korban ini?"
"Bagaimana anda bisa menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas 3 korban ini pak?"
Para wartawan berkerumun berebut posisi terdepan agar bisa mendapat informasi. Berdesak-desakan dan saling berhimpitan hanya untuk mendengar informasi dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Kim Namjoon orang yang sedari tadi dicerca begitu banyak pertanyaan mulai merasa jengah walau begitu ia tetap menampilkan senyum dan menjawab pertanyaan dengan jawaban netral.
Ada ratusan pertanyaan yang dilontarkan namun ia berusaha untuk menjawab pertanyaan yang netral tanpa mengungkit sistem pemerintahan. Jarum jam selalu berputar sampai akhirnya jarum pendek itu berhenti di 1 angka setelah pertama kali ia berdiri. Ia sedikit melirik ke arah beberapa bodyguard dan langsung mendapatkan anggukan dari kepala pengamanan.
"Maaf semuanya tolong berhenti, Tuan Kim akan mendatangi istana negara untuk membahas kasus ini bersama beberapa petinggi. Jadi kami mohon untuk menyudahinya"
Seorang pria tampan dengan otot-otot yang menonjol sedikit berteriak, tatapan datar ditambah suara yang dingin membuat beberapa wartawan bergidik ngeri namun tetap saja ada beberapa orang nekat yang malah semakin mendekat kearah Ketua Dewan. Sang pria melihat beberapa wartawan nakal itu dan menarik kerah baju mereka dari belakang.
"Kami sudah mengatakan untuk berhenti, kalau anda-anda tetap melanggar kami tidak akan segan melakukan protokol keamanan!"
Setelah itu pria itupun melepaskan cengkraman nya dan berjalan kearah Tuannya."Tuan, anda akan menaiki mobil bersama saya di mobil pengawal"
Bisikan itu begitu lirih sampai hampir tak terdengar oleh Namjoon ahh dan juga bunyi detak jantung yang tidak terkontrol semakin memperkeruh keadaan.Setelah mengangguk pelan ia pun berpamitan kepada wartawan dengan penutup harapan agar kasus ini terselesaikan secepatnya.
Namjoon berjalan dan memasuki mobil yang sudah disediakan namun ia dengan lihai menyelinap keluar lalu masuk ke dalam mobil kepala pengawal tanpa diketahui siapapun kecuali pengawal yg terlibat."Joss Terima kasih untuk kesekian kalinya kau menyelamatkan ku lagi"
Ucap Namjoon sambil tersenyum riang dan mendapat anggukan dari sang kepala pengawal."Dan oh iyaa kau bisa memanggilku kakak seperti biasanya saat hanya kita berdua disini"
"Sudah tugas saya sebagai pengawal untuk selalu menyelamatkan kakak . Kak Namjoon adalah tanggung jawab saya"
Masih dengan tangan yang memegang setir, Joss Way-ar sang kepala pengawal itu menjawab, ahh sebenarnya ada kalimat yg tertinggal namun ia biarkan kalimat itu tertinggal di dalam benaknya."Hanya tugas yaa..."
"Hah maaf!!?"
"Bukan apa-apa kok Joss hehe"
Sebenarnya gumaman lirih itu terdengar di telinga Joss dan untuk beberapa saat membuatnya kehilangan kendali namun ia tetap bisa mengendalikan mobil hanya saja sekarang hatinya yang tidak terkendali.
Beberapa saat pun berlalu, perjalanan tak terlalu terasa karena ocehan Namjoon dan juga nyanyiannya. Mereka akhirnya sampai di istana negara.
"Tuan saya akan mengantar langsung anda sampai ke ruang rapat, saya juga akan tetap berada di depan pintu"
Joss mengucapkan itu sambil berjalan mengiringi Namjoon bersama sekretaris yang berpapasan di depan istana dan beberapa pengawal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepala Pengawal ㅡ {one-shot}
FanfictionKapal antimainstream antar negara. Tak terbatas dan melampaui nya! 🚫❗Attention: Cerita BL❗🚫 - diharapkan bagi Homophobic untuk menjauh ٠ㅡ٠ㅡ٠ㅡ٠ㅡ٠ㅡ٠ㅡ٠ㅡ٠ Joss Way-ar (Thailand) kim Namjoon (Korea)