*rekomendasi lagu : Jung Seung Hwan - An Ordinary Day*
Pagi itu gerimis turun tanpa terduga. Beberapa kelas sengaja membuka jendelanya, membiarkan angin menerpa masuk ruang kelas. Gorden-gorden putih mengayun indah terkena terpaan angin.
Pak Kyuhyun, guru Sastra Korea yang seharusnya mengisi pelajaran pertama di kelas Jaemin, pagi itu nampak tak hadir. Sesuai info dari guru-guru lain, beliau mengajukan cuti hari ini dikarenakan menemani sang istri yang tengah melahirkan anak pertama mereka.
Walau tak hadir, beliau tak lupa untuk memberikan tugas pada murid-muridnya. Agar mereka tetap dapat belajar dan memperdalam pemahaman pada materi sebelumnya.
Jaemin yang duduk di bangku kedua dari belakang sedang serius mengerjakan esai pemberian Pak Kyuhyun. Chenle, yang duduk di sampingnya, sedang asik bermain game dari nintedo miliknya.
Haechan dan Jeno, yang duduk di belakang mereka, sedang sibuk menyalin catatan Jaemin di pertemuan lalu. Jangan tanya kenapa. Dua orang ini memang sungguh bebal, namun anehnya mereka mampu menyerap pelajaran dengan cepat. Tak heran mereka bisa masuk ke SMA Haneul.
"Na, siang ini menunya semur daging. Lo bantu gue antriin makanan ya? Please~" ucap Haechan merajuk
"ngantri sendiri kenapa dah. Udah gede manja banget lu" celetuk Jaemin pada Haechan, sambil tetap focus pada garapan esai nya
"Na, kalo lo yang antriin, udah pasti dapet. Dan pasti porsinya banyak." Tanggap Chenle, ikut nimbrung dalam percakapan 4 sekawan tersebut
"iya Na. Inget gak lo, pas minggu lalu menunya oseng sosis sama cumi. 2 lajur antrian cewe-cewe rela gitu minggir demi lo yang barusan dateng. Udah gitu lo dikasih banyak banget lagi lauknya. Kita-kita yang kudu ngantri dari belakang cuma dapet kuah oseng ama tempe doang." Jelas Jeno panjang lebar
Jaemin hanya tertawa. Ia menghentikan kegiatannya, lalu berbalik ke belakang.
"mau ya Na? Please, please~"
"ntar sore kalo lo mau balik lo boleh deh bawa motor gue. Ntar gue balik pake sepeda lo aja"
Di tengah rayuan dua temannya yang makin menjadi itu, tiba-tiba sebuah telfon masuk ke ponsel Jaemin. Pandangannya beralih pada layar ponselnya, mengecek siapa penelfon tersebut.
Matanya sedikit terbelalak. Lengkungan senyum di bibirnya perlahan hilang.
***
Kelas Hana sedang mendapat giliran untuk pelajaran olahraga hari ini. Setelah sempat tertunda karena gerimis tadi pagi, Pak Donghae selaku guru olahraga merekapun menginstruksikan untuk melaksanakan kegiatan olahraga di lapangan indoor sekolah.
Hana berbaris di paling belakang. Di sebelahnya, berdiri seorang gadis cantik. Tingginya hampir sama dengannya, berambut pendek, dan matanya sangat indah. Hana tidak pernah memperhatikan teman-teman sekelasnya dengan teliti, sehingga walaupun sudah pernah bertemu di kelas, ia belum pernah berinteraksi sedekat ini dengan teman-temannya.
Gadis disampingnya itu menoleh ke arah Hana, lalu tersenyum simpul.
"gue Gaeul. Lo Hana ya?" Hana hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaan gadis cantik bernama Gaeul itu.
"kalo boleh tau, kenapa pindah sekolah pas udah mau deket ujian begini? Apa ga ribet ngikutin pelajarannya?"
Hana terdiam. Belum pernah ia berinteraksi dan mendapat kalimat pertanyaan sepanjang ini selama masa sekolahnya. Kalaupun ada, itu bukanlah pertanyaan. Namun lebih ke tuduhan, cercaan, dan makian yang harus ia telan mentah-mentah tanpa pernah berkesempatan untuk menampik maupun meluruskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITARIA
Fanfiction"lo ga akan pernah tau gimana rasanya sendirian di dunia ini! Ga akan bisa paham gimana rasanya ketika semua orang benci dan jijik sama lo!" -Choi Hana "lo kira gampang jadi gue? Pura-pura selalu baik-baik aja padahal jiwa gue hancur lebur!" -Na Jae...