1

23 6 1
                                    

Pintu yang dibuka secara sembarangan memecah hening di rumah sempit. Menampilkan satu anak remaja yang bahkan tidak menanggalkan sepatu larinya untuk masuk dengan tergesa gesa, melesat melewati ruangan demi menuju kamar milik kakaknya

"HYUNG AKU MENANG!"

dia memekik, tapi dibalas hening

Yang dicari tidak ada disana, dengan nafasnya yang tak beraturan dia masuk kedalam, ke bilik kakaknya. Memastikan apakah si pemilik kamar benar sudah pergi lagi atau bahkan belum pulang -dia berniat menyusul ke tempat kerjanya kalau belum-

Tapi kemudian, "Kamu bahkan baru pulang--" "Aku menang!"

Medali dan sertifikat penghargaan dihadapan wajahnya hanya dibalas kedipan, bocah ini berani sekali memotong kalimatnya, batin Yoongi. Tapi yang dilakukannya justru berbanding dengan batinnya. Tangan pucatnya naik untuk mengusak surai legam remaja didepannya, "Jungkook, kamu memang luar biasa! Masakanku selama ini sudah menghasilkan otot dan daging yang membuatmu bisa berlari dengan begitu gesit dan cepat"

Yang diajak bicara memilih untuk melebarkan senyumnya, menampakkan deretan gigi putihnya, "Tentu saja, aku memang hebat!"

"Aku yang hebat, bisa menjadikan bocah ingusan sepertimu menjadi begini" Yoongi tidak ingin kalah 

"Ya tapi kalau aku tidak bertahan hidup juga tidak akan seperti ini!"

"Pintar sekali berbicara, adik siapa kamu ini ha? Adik Seokjin memangnya?" 

"Adik siapa ya? Kupikir memang adik Seokjin hyung--Aw! YA HYUNG!" pekikannya terdengar karena tendangan yang dia dapat di kaki kirinya

"Kalau memang begitu pergi ke tempat Seokjin sana! Jangan pulang--" "Yoongi hyung aku bercanda! Serius sekali"

Yoongi memutar mata dan menyilangkan lengan ke dadanya, "Hidupku memang terlalu serius untuk dibuat bercanda, Jeon"

Itu dia

Panggilan marga yang tidak disukai Jungkook. Seolah memperjelas fakta bahwa dia hanya adik angkat Yoongi. Dengan semua yang dia dapatkan dari Yoongi, kenyataan terburuknya adalah bagian ini, fakta bahwa mereka bukan saudara kandung, tapi Yoongi masih saja mati matian menghidupinya

Apa bahkan ada cara diluar sana untuk menghapus dinding tidak sedarah ini? Dia menyayangi kakaknya lebih dari apapun, tanpa Yoongi, Jungkook pasti sudah mati kedinginan

Ah, moodnya jatuh tanpa dia sadari

Dan Yoongi yang sadar akan respon diam dari Jungkook segera menyadari kesalahan yang dibuatnya. Tangannya turun, "Maaf..." dia melirih menyesal, kemudian melenggang keluar

"Jangan lakukan hal ini lagi hyung, tolong..." lirih Jungkook, dengan amat mengerti bahwa Yoongi bahkan tidak mendengarnya. Ribuan rasa bersalahnya menuntut dirinya untuk tidak banyak meminta ke Yoongi. Bahkan termasuk permintaan untuk tidak memanggilnya dengan marga

Itu hak Yoongi sebenarnya, tapi karena melibatkan dirinya, Jungkook juga berhak untuk tidak menyukainya, kan?

-- SPRING DAY --

Yoongi menghela nafas. Setelah vonis yang didapatkannya, dia diharuskan untuk melakukan check up rutin. Persiapan operasi, kata si Hwang itu. Tapi bahkan Yoongi sendiri malas memikirkannya. Jujur saja dia masih menolak fakta dirinya menderita pendarahan otak-- maksudnya, dia hanya merasakan pusing, tidak ada yang lain! Siapa yang menyangka bahwa dia memiliki yang seperti ini

Menutup map medisnya, dia berdiri dan hendak beranjak sebelum tangannya ditarik tiba tiba, "Hyung?! Apa yang kamu lakukan disini? Ini belum tanggal check up ku, jika aku tidak salah ingat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang