🌼🌼🌼
Daisy berjalan seorang diri di koridor, ia mendapat perintah untuk mengambil buku agenda kelas diruang TU.
Sialnya kenapa harus dia, padahal ada murid lain yang dapat diperintah demikian. Ketua kelas misalnya, jadi kenapa harus dirinya? Apalagi koridor sangat sepi, bukannya Daisy takut atau bagaimana, hanya saja sedari tadi ia mendengar langkah kaki yang mengikutinya.
Ketika Daisy mempercepat langkahnya, tiba-tiba bahunya ditahan oleh seseorang.
Ia panik, apakah ada orang yang mengikutinya? Yang jelas sekarang ia dibuat takut dengan hal itu. Bukan takut karena hantu atau semacamnya, melainkan Daisy takut orang yang mengikutinya itu akan berbuat macam-macam padanya.
Saat Daisy membalikkan tubuhnya, tiba-tiba...
"AAAAAAAAA," Daisy menjerit histeris, ia terkejut, sebab ia pikir itu adalah hantu urban legend atau semacamnya.
"Eh, eh, kenapa?" Ucap seseorang dibalik alat peraga itu.
Daisy mengelus dadanya, kenapa ia baru sadar jika benda itu adalah alat peraga biologi.
"Sumpah gue kaget banget. Gue kira tuh setan tadi, soalnya nih koridor sepi banget." Daisy masih agak syok, namun ia tetap mengungkapkan apa yang baru saja terjadi padanya.
Tapi tunggu, sepertinya ia mengenal orang di hadapannya ini. Bukankah dia lelaki yang tadi pagi? Iya, benar?
Saat Daisy menyadari siapa orang dihadapannya, ia kembali acuh dan berjalan meninggalkan orang tersebut menuju tempat yang Daisy tuju.
"Tunggu," sejenak lelaki itu menaruh alat peraga biologi dilantai, lalu berlari kecil mengejar Daisy dan memegang bahu serta menahan gadis itu.
"Apa?" Decak Daisy.
"Gue mau minta maaf sama lo," Daisy mengangkat alisnya sebelah, "sorry, gue udah bentak lo didepan banyak orang pas kemaren. Sumpah gue bener-benar gak ngeh kalo itu lo." Beonya seolah sangat menyesal.
Daisy mengangguk sekilas, kemudian melepaskan tangan lelaki itu dari bahunya.
"It's okey, even I forget about it." Jawab Daisy santai, "gak usah takut, gue gak bakalan depak lo dari Cendana kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by Me [REPUBLISH]
Teen FictionTAHAP REVISI - REPUBLISH "Lang, sebenernya pacar kamu itu aku atau Kak Flora?" Tentang Elang yang labil dan tak pernah bisa teguh pada pendiriannya membuat Daisy merasa jengah dan harus selalu sabar ketika tak pernah diprioritaskan. Daisy yang selal...