***
Kelas sudah selesai, Elang pun langsung membereskan barang-barangnya dan bergegas menuju kelas Boy bahkan ia menerobos untuk masuk dan melawan arah di tengah-tengah siswa yang berhamburan hendak pulang.
Sesuai dugaan, Boy masih berada dikelasnya.
Lelaki itu nampaknya tengah memainkan ponselnya sampai ia tak menyadari kehadiran Elang di kelasnya, sehingga Elang harus berdeham untuk membuat Boy menoleh ke arahnya.
"Pas banget lo kesini, jadi gue gak perlu capek-capek nyari lo." Ungkap Boy dengan santai.
"Ada urusan apa lo sama gue?"
Boy tersenyum simpul, "sebenernya lo tuh niat gak sih pacaran sama Daisy?" Pertanyaan Boy membuat Elang membulatkan matanya tak percaya.
"Maksud lo?"
"Kalo emang lo gak niat pacaran sama Daisy, mending lo lepasin dia! Kasian, dia jadi tersiksa gara-gara lo." Penuturan Boy membuat Elang tersulut emosi.
"Lepasin lo bilang, buat lo?" Tanya Elang dengan tangan yang sudah mengepal.
Boy tertawa, ia menatap Elang remeh. "Masih banyak cowok diluaran sana yang pantes buat Daisy." Lagi-lagi ia berkata dengan santainya, namun mampu membuat emosi Elang meluap.
Seperti ditantang, Elang mendekat lalu menarik kerah seragam Boy. "Maksud lo apa, hah?! Gue gak pantes buat Daisy gitu?!"
"With pleasure, I say yes." Kata Boy enteng, dan....
Bugh
Satu tinjuan mendarat diwajah Boy, sehingga wajahnya tertoleh ke samping dan tubuhnya terdorong kebelakang.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu, hah?!" Elang sudah dikuasai oleh emosinya.
Boy terkekeh sembari memegangi sudut bibirnya yang berdarah akibat tinjuan dari Elang.
"Gue udah pernah bilang diawal, kalo lo gak bisa bikin dia bahagia, seenggaknya lo jangan nyakitin dia, bro!" Kalimat Boy begitu menusuk hati Elang. "Kalo emang lo tulus dan serius sama dia, tunjukin ke gue!" Ucapnya sambil menepuk bahu Elang, kemudian ia berlalu dan meninggalkan Elang seorang diri.
***
Setelah pulang sekolah, Elang bergegas menuju kediaman gadisnya. Walaupun sebenarnya ia masih merasa geram dengan Boy tadi. Apa maksud lelaki itu berkata demikian pada Elang, padahal Boy tahu kalau saat ini Elang adalah pacar Daisy.
Tapi dari sana, Elang dapat menyimpulkan sesuatu dari. Boy menyukai gadisnya, bahkan dari dulu Boy selalu berada dan tak pernah bisa jauh dari kehidupan Daisy.
Elang memukul stir mobilnya frustasi, "gue gak akan pernah biarin Daisy sama lo, Boy. Gue gak akan pernah lepasin dia!" Setelah mengatakan itu, Elang tertawa bak iblis. "Itu gak akan pernah terjadi." Ucapnya lagi, ia menancap gasnya diatas rata-rata. Untung saja jalanan sedang sepi, jadi tak membahayakan pengendara lain.
Tak butuh waktu lama, Elang kini sudah sampai di rumah Daisy. Tanpa diminta, security membukakan gerbang besar rumah itu agar Elang bisa masuk.
Setelahnya Elang pun menekan bel.
Ting tung
Pintu pun terbuka, lebih tepatnya dibuka oleh seorang wanita paruh baya.
Tanpa berbasa-basi, Elang langsung bertanya, "Bi, saya mau ketemu Daisy."
Art itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "aduh gimana ya," ucapnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Elang.
"Kenapa, bi?"
"Itu lho, den, non Daisy nya lagi istirahat, gak bisa diganggu." Tutur Art itu ragu.
Elang mengusap wajahnya pelan, "Bi, bibi tahu kan siapa saya?"
Art itu mengangguk. "P-pp-pacarnya non Daisy." Ucap si Art terbata-bata.
"Nah itu tahu. Jadi biarin saya ketemu sama Daisy, ya. Please." Mohon Elang, sebenarnya Elang geram dengan orang dihadapannya ini. Sepertinya si Art masih baru jadi dia belum tahu betul siapa Elang.
"Tapi den, non Daisy lagi istirahat." ucapnya lagi.
"Saya tahu, saya cuma mau mastiin kalo keadaan Daisy baik-baik aja dan setelah itu saya langsung pulang." Tegas Elang, namun Art itu menggeleng.
"Tetep gak bisa, den. Ini perintah dari non Daisy dan gak boleh dibantah." Keukeh Art itu, lalu menutup pintu dengan paksa.
"Aaarrgghh," Elang menendang kursi yang ada didekatnya. "Berani banget tuh Art!"
Mau tak mau Elang pun harus pulang, sambil misuh-misuh Elang masuki mobil sport miliknya. Sebelum meninggalkan kediaman gadisnya, ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu.
Elang : Cy, aku minta maaf ya.
Kamu pasti marah banget ya sampe gak mau ketemu sama aku?
Kalo gitu, malem nanti aku kesini lagi deh.
See you tonight,
I love you.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by Me [REPUBLISH]
Teen FictionTAHAP REVISI - REPUBLISH "Lang, sebenernya pacar kamu itu aku atau Kak Flora?" Tentang Elang yang labil dan tak pernah bisa teguh pada pendiriannya membuat Daisy merasa jengah dan harus selalu sabar ketika tak pernah diprioritaskan. Daisy yang selal...