Part 8 A+

5 1 0
                                    

(Seseorang)

On FlashBack:


Arga baru saja sampai di parkiran sekolah, memarkirkan mobilnya lalu keluar berjalan memasuki gedung sekolah yang yang sangat elit itu. Dia berjalan menuju sebuah pintu yang terdapat di pojok gedung, pintu yang menghubungkan pada lapangan sekolah dan taman. Setelah melihat-lihat, dia berjalan menuju samping sekolah yang sangat sunyi, berniat untuk merokok di situ. Namun saat mendekat, dia mendengar suara kericuhan, suara tangisan, jeritan dan umpatan. Dia mempercepat langkahnya menuju samping sekolah itu.

"Pak Arga." Panggil seorang siswa di belakangnya. Dia membalikkan badannya dan mendaptkan Zeyn yang menggunakan almamater osis miliknya.

"Iya, ada apa?" tanya Arga.

"Bapak dipanggil Pak Wiliam." Ucap Zeyn.

"Tapi ..."Arga menatap ke arah sumber suara.

"Biar saya yang urus, pak. Bapak pergi saja." Ucap Zeyn, dan akhirnya Arga pergi meninggalkan Zeyn.

Zeyn berjalan ke samping sekolah dan mendapatkan teman-temannya yang sedang melakukan pembulian. "Lo pada ngapain?" tanya Zeyn, membuat teman-temannya berhenti.

"Masuk, sekarang udah jam mapel." Perintah Zeyn lalu pergi diikuti oleh teman-temannya dan meninggalkan Vany sendiri.

Off FalshBack:

"Kamu si osis?" tanya Arga dan Zeyn mengangguk.

"Bapak mau menghentikan mereka?" tanya Zeyn.

"Setelah melihat ini kamu tidak ingin menghentikannya?" tanya Arga balik. Mereka berdua menatap keluar jendela, melihat siswa itu terus berteriak kesakitan ulah Aldo.

"Bapak masih baru di sekolah ini, sekalipun bapak guru lama anda juga tidak bisa menghentikannya." Ucap Zeyn.

"Kenapa?" tanya Arga.

"Karena mereka memiliki kuasa di sekolah ini. Kalau mereka tau bapak akan melakukan hal yang tadi, mungkin saja siswa itu akan selamat malam ini tapi siswa itu akan mati setelahnya."

"Apa gunanya seorang guru ketia dia tidak bisa menyelamatkan muridnya sendiri? Saya akan menghentikan penindasan itu." ucap Arga.

"Apa bapak yakin bisa menyelamatkan dia? Bapak yakin bisa terus menjaganya? Dia bisa mati kapan saja, karena bapak tidak mungkin terus bersamanya selama24 jam."

"Kenapa?"

"Mereka tidak akan membunuh siswa itu, tapi mereka akan membuat siswa itu berpikir lebih baik saya mati. Lubang mereka sudah benar-benar gelap layaknya lubang kematian. Setiap orang yang berani mengusik mereka, hidupnya tidak akan tenang di sekolah ini bahkan di luar sekolah." Jelas Zeyn.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya arga lagi.

"Ada satu cara untuk menghentikan mereka. Namun ini hanya sementara."

"Apa?"

Zeyn masuk ke ruangan klub band yang kebetulan ada di samping Arga.
Zeyn menyalakan lampu di ruangan itu, lalu mengotak atik sound.

Duarr ...

Suara sound yang menggelegar sangat keras membuat Arga sangat terkejut.

"What you doing?" tanya Arga bereteriak karena suara sound yang diputar Zeyn sangat keras.

"Dengan melakukan ini, setidaknya apa yang mereka lakukan malam ini akan berakhir."

"Maksudmu?"

"FUCK ... siapa yang nyalain lagu!" Teriak Aldo menatap kearah ruangan yang sekarang lampunya menyala.

"Cepat periksa siapa di ruang club musik. CEPAT!!!" perintah Aldo membuat orang-orang di roftop itu bubar.

Aldo dan beberapa teman-temannya berlari kearah Club musik.

"Ayo, kita harus meninggalkan tempat ini secepatnya. Mereka akan ke sini." Ucap Zeyn membuka pintu ruangan itu.

"Tapi ... anak itu." Arga sekali lagi mengintip keluar jendela melihat roftop itu mulai kacau dan melihat aldo dan kawan-kawan berlari meninggalkan roftop.

"Tidak ada waktu, Pak." Teriak Zeyn.
Arga dan Zeyn pun berlari
meninggalkan ruangan itu. Aldo dan teman-temannya sampai di ruangan club musik, melihat ruangan itu kosong dan hanya ada sound yang terus bunyi membuat Aldo sangat emosi hingga merusak fasilitas di ruang itu.

"Lanjut cari siapa orangnya," perintah Aldo, lalu mereka berlari keluar.

Zeyn menekan tombol pintu lift di lantai 5 itu namun pintunya tak kunjung terbuka, sedangkan langkah kaki aldo dan teman-teman sudah terdengar. Akhirnya Arga dan Zeyn menuruni lantai menggunakan tangga. Mereka terus berlari menuruni tangga itu hingga mereka sampai di lobi. Mereka lanjut berlari karena Aldo dan teman-teman masih mengejar. Hingga mereka sampai di depan gerbang sekolah, Zeyn dan Arga memasuki mobil yang memang sudah stay and bay sedari tadi.

"Jalan pak."pintah Zeyn dan mobil itupun melaju.

"Huff ... huff ... huff ..." mereka semua mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Apakah anak itu akan baik-baik saja?" tanya Arga dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Setidaknya dia akan selamat malam ini." Jawab Zeyn.

Sekitar 15 menit perjelanan, Arga memutuskan untuk diturun kan di pinggir jalan.

"Turunkan saya di sini." Pintah Arga.
Mobil itupun menepi dan Arga keluar.

"Terimakasih untuk mlam ini." Ucap Arga pada Zeyn. Lalu mobil itupun pergi meninggalkan Arga sendiri.

Suara shower dalam kamar mandi terdengar riuh. Fiona meremas rambutnya yang terguyur air. Menatap tubuhnya yang telanjang itu di depan cermin, "Hufff ..." Fiona menghembuskan nafasnya tepat pada cermin hingga membuat cermin itu nampak buram lanjut dengan mengusap cermin itu dengan tangannya. Nampak di belakang Fiona berdiri seorang gadis yang juga telanjang seperti dirin ya.
Fiona menatap gadis itu melalui cermin, dia tersenyum. Gadis itu memeluk Fiona dari belakang, dagunya menyandar pada bahu Fiona. Fiona membalas dengan mengusap lengan gadis itu.

"Vany," gumam Fiona tersenyum hangat pada gadis yang memeluknya itu.

"I love you." Ucap gadis itu yang ternyata Vany.

"I love you too."

"Ahhhh .... hmmm ..." desah Fiona setelah Vany menjilat batang leher Fiona.

Satu tangan Vany turun meremas buah dada Fiona, satu tangannya lagi turun menggeluti Vagina Fiona.

"Ahhhh .... Huuuuummmm ... Fuck, It's so good." Desah dan umpat Fiona.
Ia memutar badannya menghadap Vany, mereka berdua saling melumat.

Fiona menutup matanya tak kuasa menahan rasa kenikmatan yang diberi oleh Vany.

"Kenapa kau selalu menutup mata mu saat kita bermain? Apa kau takut atau malu menatapku?" tanya Vany.

Fiona membuka matanya "AAAA ..." teriak Fiona histeris ketakutan setelah melihat wajah Vany yang menakutkan penuh dengan darah.

"AAAA ..." teriaknya lagi terbangun dari mimpinya. Dia bangun dari sofa yang ia tempati tidur dengan hanya menggunakan celana dalam dan baju oversizenya.

"Hufff ... Hufff ... Huff ..." Ia mengatur nafasnya yang terasa sesak. "Astaga." Gumamnya lalu berjalan menuju dapur untuk minum.

Saat minum tiba-tiba Hpnya bergetar, sebuah messages masuk. Fiona memeriksanya, setelah itu dia lansung mematung, tubuhnya gemetar.

Messages: Devany
Kenapa kau diam saja, padahal kau tau semuanya.

Fiona masih mematung, kelopak matanya membendung air mata.

Fionnna:
Lu siapa?
Jangan ngadi-ngadi lu anjing, Vany udah mati.
Lu siapa sih? Kok Hp Vany ada di lu?

Devany:
Read

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's Go To SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang