"Item banget sih. Makanya punya badan tuh diurus!"
***
"Bisa diem nggak? Gigi tonggos lo jijik banget sumpah!"
***
"Badan lo kurus banget sih. Mana ada cowok yang mau sama lo. Tepos tinggal tulang gitu."
***
"Woi, Yatim! Mending lo cepet nyusul bokap lo di dalam tanah, deh! Dasar hama, nyusahin aja bisanya!"
***
Ula duduk di depan meja riasnya dengan tatapan teduh mengarah ke cermin yang menampilkan bayangan dirinya. Perlahan jemarinya mengusap bibirnya yang maju karena Tuhan begitu baik telah menciptakan bentuk giginya seperti ini. "Aku cinta di setiap bagian tubuhku dari atas sampai bawah...," ujarnya dengan senyuman begitu pedih.
Ula terlalu fokus dengan rasa sakit di dadanya hingga tidak menyadari pintu kamarnya dibuka oleh abangnya sendiri. "Aku bebas melakukan apa pun yang aku mau," lanjutnya dengan sangat tegar.
Penuturan Ula membuat abangnya terenyak di pintu masuk. Sorot matanya memandangi Ula dengan sayu, seolah ikut merasakan penderitaan yang adiknya alami selama ini. "Aku nggak butuh skincare untuk memuaskan mereka."
"Aku merawat diri untuk kebahagiaanku sendiri ..." Detik itu napas Ula tersendat. Bibirnya bergetar dan matanya berkaca-kaca. "... karena aku bukan super model di buku majalah." Tiba-tiba air mata Ula menetes jatuh.
Barra menggigit bibir mendengar ucapan tadi terlontar dari mulut adiknya. Sangat merasa gagal menjadi seorang abang untuk adiknya yang menjadi korban bullying di sekolah.
"Aku nggak papa nggak menjadi sempurna," bisik Ula pada dirinya sendiri. "... karena itulah kesempurnaan menurutku," ujarnya lagi dengan kedua mata yang memejam tenang, berusaha berdamai dengan semesta.
Sedetik setelah Ula membuka mata, ia langsung terkejut mendapati abangnya berdiri di depan pintu. Mereka berdua saling melempar tatapan sendu sebelum akhirnya Barra tersenyum lembut padanya. "Kamu cantik banget, Ula," katanya.
Barra menarik pintu untuk kembali tertutup setelah ia masuk ke dalam. Tangan besarnya terangkat mengelus pucuk kepala adik perempuannya itu dengan penuh kasih sayang. "Adeknya abang cantik banget!" ulangnya lagi seolah menginginkan Ula agar menanamkan baik-baik pujiannya ini di dalam hati. Barra ingin Ula selalu merasa bahwa dirinya itu cantik. Sangat cantik ....
Ula tertawa pelan seraya mengusap air mata yang membasahi pipinya, "Hehe. Makasih, Abang ...."
"Sama-sama. Ini obat dari Psikiater diminum, ya?"
***
Plak!
"Nggak usah sok deh lo! Nggak ada yang mau nerima lo kecuali gue! Orang tua lo aja udah ngebuang lo, 'kan? Lo itu cuma sampah yang gue pungut, jadi jangan pernah berharap diperlakukan kayak berlian!"
***
Group Telegram HIGH SCHOOL H.I.S
Ezar
Udah denger beritanya nggak? Ada anak H.I.S ketabrak truk batu bara tadi malam hampir jam 1Alayya
Udah, Guys! Cewek, kelas 11 katanyaFathar
Gimana kejadiannya woi! Kok bisa??Hagla
Spill dongGava
2Cindy
3Alesha
4Naila
5Granada
6Kanza
7Abimanyu
Pas orangnya masih hidup, nggak ada satu pun yang peduli. Giliran udah mati aja baru banyak yang peduliin. WAKTU ORANGNYA MASIH HIDUP KALIAN KEMANA??Ralat, bukan peduli sih, lebih tepatnya cuma kepo doang!
***
Plak!
"Brengsek! Pembunuh! Lo rusak Mental dia, lo hancurin hidupnya, lo bunuh masa depannya!"
"Lo cowok paling bajingan yang pernah gue temuin ... dan gue harap Tuhan nggak tutup mata buat ngejatuhin sakit berkali-kali sebagai balasan setimpal atas kebejatan lo selama ini ...."
"Bahkan ketika dia udah pergi untuk selamanya lo masih bisa ketawa bareng temen-temen lo di sini? Lo bener-bener nggak punya hati!"
"Selamat lo udah berhasil bikin gue ngerasa jadi sahabat yang paling jahat, bodoh, dan nggak berguna. Lo berhasil bikin gue ngerasa kecewa sama diri gue sendiri yang udah gagal jagain sahabat gue dari cowok bajingan yang nggak punya rasa tanggung jawab sama sekali."
"Sahabat gue terlalu tulus untuk cowok sebrengsek lo!”
***
GUE TANTANG LO BACA SAMPAI PART 5! SETELAH ITU SILAKAN MEMILIH INGIN LANJUT BACA ATAU MENINGGALKAN CERITA INI🔥🔥🔥
Minggu, 05 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
POV
Teen FictionKetua OSIS jadi most wanted ❌ Ketus OSIS jadi babu most wanted ✔️ *** "Dih, miskin aja belagu. Gak mampu bayar ya, makanya beasiswa?" Pernah malas sekolah karena dibenci satu sekolahan? Selamat, kamu tidak sendiri. Ada Ula yang ikut merasakan sakitn...