Negeri itu akan Merdeka
Kapan ? Ditentukan seberapa pahamnya umat mengenai negeri tersebutPesan ini ditujukan untuk Umat Islam secara umum, dan Muslim Indonesia secara khusus.
17 Agustus 1945, semenjak hari itu setiap tanggal 17 Agustus kita selalu merayakan kemerdekaan Indonesia. Namun, saudara kita yang jauh disana, masih belum memperoleh kemerdekaan, bahkan kemerdekaan untuk bebas beribadah.
Ingatkah dulu ketika proklamasi kemerdekaan itu disiarkan, negara mana yang mengakui kemerdekaan Indonesia? Timur tengah, negara-negara yang ada disana lah yang lebih dulu mengakui kemerdekaan Indonesia, termasuk di dalamnya Negara Palestina yang kini berubah menjadi Israel.
Saudaraku, umat Islam.
Kita berbangga negara ini telah merdeka, tapi kita melupakan tempat yang dibanggakan oleh Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, tempat yang tertera di dalam Alquran yang mulia, Masjidil Aqsa, negeri nya para Nabi, tempat yang diberkahi oleh pemilik alam semesta.Palestina, negerinya umat Islam.
Bani Israil (dikenal dengan bangsa Yahudi), anak-anak nya Nabi Yaqub 'alaihissalam, pada mulanya menetap di Palestina lalu ke mesir, lalu kemudian pada masa Nabi Musa dan Harun 'alaihimassalam, mereka dibawa kembali ke Palestina, namun mereka menolak untuk masuk karena enggan berperang. Singkat cerita, mereka berpencar ke berbagai negara, lalu kembali ke Palestina dan terusir, mereka 2 kali terusir dari negeri mulia tersebut, karena tabiat mereka yang buruk, suka membuat masalah bahkan hingga detik ini. Kesultanan Utsmani, mereka pernah meminta tanah Palestina dan berniat membelinya untuk mereka jadikan sebuah negara bagi bangsa Yahudi, namun Khalifah menolak, Palestina adalah milik umat Islam.Pengkhianatan dalam kerajaan, dan runtuhnya Khilafah Islamiyah, Perang Dunia 1 membawa dampak buruk terutama bagi Palestina, ketika Inggris membagi wilayah kekuasaan Islam termasuk Palestina, Yahudi mendatangi penguasa Inggris dan meminta tanah Palestina, secara suka rela Inggris mengizinkan kepada Yahudi untuk menetap di Palestina. Hingga akhirnya ketika Amerika mengambil alih kekuasaan internasional, lahirlah PBB, yang membagi wilayah Palestina, 55% untuk Yahudi sehingga lahirlah negara Israel, dan 45 % untuk orang Arab yang tidak diakui sebagai negara oleh mereka. Perampokan terhadap umat Islam, kita bersuara pun tidak akan diakui, tak ada hukum untuk orang-orang yang tidak diakui oleh dunia Internasional. Umat Islam di berbagai belahan dunia bungkam, tak bisa bertindak karena umat Islam tidak bersatu, mereka tidak punya kekuasaan, dan jihad ditinggalkan.
Kalaulah umat Islam melihat bagaimana perjuangan Rasulullah untuk menggapai Palestina, hingga akhirnya negeri itu berhasil dimiliki umat Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab, yang bahkan Khalifah pun hadir di negeri yang diberkahi tersebut, pun umat Islam melihat bagaimana Shalahuddin Al-ayyubi yang membebaskan palestina karena terjajah kembali, lalu sekarang ketika negeri itu kembali direbut dari umat Islam, siapa kah yang akan menjadi Umar bin Khattab atau Shalahuddin Al-ayyubi pada masa kini?
Umat Islam, bersatulah
Raih kembali kepemimpinan mu
Bebaskan negeri para Nabi dari orang-orang dzalim itu
Kita tidak bisa mengharap bantuan dari si dzalim Amerika, ataupun perlindungan PBB untuk Palestina, bahkan bantuan Inggris karena mereka berada di pihak yang berlawanan, mereka musuh bagi umat Islam.Ayo bangkit, terjajahnya Palestina menjadi awal untuk mempersatukan umat Islam.
Kalau bukan umat Islam itu sendiri yang akan membebaskan Palestina lantas umat mana yang akan membebaskannya ? Kalau bukan sekarang, lantas kapan ?
Sehari menunda kemerdekaan Palestina, maka sehari itu juga telah gugur para mujahid/ah.Lantunkan doa terbaik untuk Palestina setelah sholat, karena doa menjadi senjata nya umat Islam
Palestina Merdeka
______________________________________
Kabarkan kepada ku jika kalian telah mendengar kabar bahwa Palestina sudah merdeka
______________________________________Rabu, 17 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Motivasi Menghafal Qur'an
РазноеMenghafal Qur'an bukan sekedar untuk mendapat gelar Hafidz/Hafidzah. Menghafal jauh lebih mulia dari sebuah gelar. Menghafalnya tanda cinta kepada pemilik Qur'an itu sendiri. Berinteraksi dengan Qur'an seakan-akan berinteraksi dengan Penciptanya. H...