8. keputusan.

818 120 59
                                    

Pertarungan masih berlangsung, muzan semakin terheran-heran. Bagaimana bisa seorang pemburu iblis bisa membuat dirinya merasa setersepojok ini?

Perasaan geram menyelimuti hatinya, muzan semakin yakin akan ucapan (y/n) jika pemburu iblis sudah menjadi semakin kuat.

Muzan menatap pemburu iblis itu tajam, "mereka menjadi semakin kuat sekaligus menjadi semakin menyebalkan!" Batinnya kesal.

Wajah (y/n) mulai berkeringat, energinya semakin menipis. Dia menatap pemburu iblis itu remeh.

"Sudah ku bantu pakek sihir masih aja mengecewakan sih, keknya aku salah korban ya?" Batin (y/n).

Crat!

Akhirnya salah satu serangan muzan berhasil memberi si pemburu iblis luka yang cukup fatal. Namun bukannya menyerah dan mati terhormat pemburu iblis itu malah semakin menjadi-jadi.

Keberadaan (y/n) sudah ia ketahui, dengan 'the power of kepepet' pemburu iblis itu berhasil melukai pipi mulus dan glowing milik (y/n).

Sring!

"Akh!" (Y/n) meringis perih, beberapa tetes darah keluar dari lukanya.

Di dalam hati ia menyeringai, dengan sebuah luka kecil ini pasti muzan juga ikut menjadi-jadi.

Dan itu benar, amarah muzan sudah tidak bisa ia tahan lagi kala melihat wanita yang disukainya terluka.

Untuk kejadian selanjutnya sudah bisa (y/n) tebak. Muzan mengamuk dan membunuh semua manusia yang berada satu kilometer dari tempat ia berdiri. Samua manusia itu mati, (y/n) bisa menjadi saksi dari kekejaman muzan.

Sekitar 5 desa hancur lebur, ribuan nyawa manusia sudah hilang. Hanya (y/n) seorang, manusia yang selamat.

Setelah kejadian itu muzan membawa (y/n) ke suatu tempat. Ini rumah lama muzan.

.
.
.
.
.

Sore hari, (y/n) terbangun dari tidurnya.

"Kau benar, (y/n). Manusia semakin kuat," suara dingin itu memasuki indera pendengaran (y/n).

"Kan" balasan singkat dari (y/n).

"Kurasa aku bisa membuat iblis yang memiliki teknik pernapas—"

"Jangan, itu merepotkan."

Untuk sepersekian kalinya (y/n) kembali menolak rencana muzan. Raja iblis itu memandang (y/n) kesal.

Meski saran (y/n) selalu bagus tapi muzan merasa jika dirinya sedang dipermainkan oleh (y/n). Dan itu benar.

"Kali ini apa alasanmu?" Tanya muzan.

"Aku gak mau merusak hubungan kakak-beradik tsugikuni" batin (y/n).

Gak mungkin dia mengatakan hal itu tau, (y/n) mencoba memikirkan alasan yang tepat.

"Kau mau meminta musuhmu sendiri untuk mengajarimu?" Kini (y/n) balik bertanya dengan wajah seolah meremehkan muzan.

"Itu sama artinya dengan kau membuang harga dirimu sendiri. Muzan, kau sudah hidup cukup lama bukan. Kau juga sudah bertarung dengan ratusan pemburu iblis."

"Harusnya kau bisa meniru gerakan berpedang pemburu iblis yang mayoritas memiliki gerakan dasar yang sama" (y/n) mulai menjelaskan.

Muzan mulai berfikir jika semua ucapan (y/n) itu masuk akal. Tapi tetap saja, egonya menyuruh dirinya untuk tidak selalu mendengarkan semua ucapan (y/n).

Senyuman kecil mulai terbentuk di wajah muzan. Tatapan matanya dipenuhi gairah yang biasanya dimiliki oleh buaya-buaya darat.

Muzan mendekati wajah (y/n).

"Ne (Y/n), aku sudah banyak mendengarkan serta menuruti ucapanmu bukan? Semua alasanmu memang masuk akal. Tapi rasanya aku seperti dijadikan boneka olehmu"

Deg!

(Y/n) tersentak namun tetap berusaha agar tenang. Ekspresi takut malah bisa membuat sifat muzan semakin kurang ajar pada (y/n).

"Bagaimana jika kita membuat sebuah kesepakatan?" Tanya muzan.

"Dan, apa syarat darimu?" Tanya balik (y/n) sambil menjauh wajah muzan dengan tangannya.

Namun bukannya menjauh muzan malah semakin mendekati wajah (y/n).

"Akan kulakukan semua saranmu itu, tapi kau harus menyerahkan tubuhmu padaku. Bagaimana? Bukankah ini kesepakatan yang bagus?" Wajah muzan semakin mendekat.

(Y/n) dengan kapasitas otaknya yang pas-pasan pun memikirkan berbagai macam tindakan yang bisa ia lakukan di dalam kondisi seperti ini.

1.  Menolak syarat muzan.

(Tapi muzan benci penolakan, bisa saja dia melakukan hal buruk pada tubuhmu tanpa seijin mu)

2. Menerima syarat muzan.

(Boleh juga sih, lagipula muzan ganteng. Meski cara mainnya bakal agak kasar. Dia itu red flag ingat! Tapi, BISA JADI kalian bakal kesakitan karena melakukan hal di luar naskah sebelum alur utama dimulai, lagi)

3. Mencari kesempatan dalam kesempatan.

(Agak susah, otak (y/n) pas-pasan)

4. Kabur dengan menggunakan sihir.

(Muzan bakal benci sama kita dan kemungkinan dia bakal jadi b*jing*n yang terobsesi pada kita)

Kira-kira apa yang akan (y/n) lakukan?

Jawabannya adalah mengulur waktu, dia lapar btw.

"Sebelum menjawab pertanyaanmu itu aku mau makan dulu. Cacing di perutku sudah minta makan" ucap (y/n) lalu berdiri.

Saat ia hendak menggeser pintu tatami, sebuah tangan besar dan dingin menahan tangannya. Muzan menahan tangan (y/n) yang hendak membuka pintu dan pergi.

"Kamu kemana?" Tanya muzan.

"Mau selingkuh!" Batin (y/n) menjawab, gak mungkin dia ngomong begitu gaes.

Dia gak berani, mimpinya untuk menyesatkan banyak orang belom tercapai. Dan semoga mimpinya itu gak bakal tercapai. Amin.

"Kenapa kau pergi sebelum menjawab pertanyaanku?"

"Aku laper" jawab (y/n) cepat.

"Hmm... Kalau dipikir-pikir, kurasa aku juga lapar" gumam muzan di dekat telinga (y/n).

"K-kalau begitu makan sana, lagipula aku bukan makanan." Balas (y/n) mencoba berbicara dengan santai.

Muka santai batin terbantai.

"Kau manusia bukan, aku bisa saja memakanmu loh... Tapi itu tidak akan kulakukan"

"Kalau begitu biarkan aku pergi!" (Y/n) mulai memberontak.

"aku menolak," muzan semakin mendekat, hembusan nafasnya bisa (y/n) rasakan.

"Penolakan mu aku tolak!" (Y/n) menaikkan nada bicaranya.

Bukannya marah atau kesal, muzan justru menyeringai. Dan itu membuat (y/n) merinding.

"Setan! Nih orang kok ganteng bet ajg!" Batin (y/n) takut sekaligus kegirangan.

"Ne (y/n), kau tau? Ucapan 'memakan seseorang' itu bisa memiliki dua arti yang jauh berbeda loh."

Otak (y/n) udah traveling, umurnya udah ratusan tahun, wajar aja dia dah ngerti hal yang kek gini kan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


































Oke, otakku udah buntu!

Silahkan kalian pilih hal yang akan (y/n) putuskan.

Penyihir (muzan x reader) [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang