Part 3

30 7 4
                                    

Membiarkan Hujan untuk reda terlebih dahulu. Mereka berdua berbincang dengan saling menggenggam tangan

"Sayang... Kamu tau nggk aku ngapain aja di cafe?" Kali ini Kayna membuka suara untuk menghentikan kegiatan Bastian yg sedari tadi mencium tangan  miliknya yg di genggam erat oleh sang kekasih

Bastian hanya menggeleng dan melanjutkan kegiatannya. Seolah tangan Kayna mainan favorit miliknya

"Sayang... Geli ahh, kamu dari tadi cium tangan aku kayak anak SD mau pamitan ke ibu nya loh kamu" protes Kayna dan berusaha menarik tangannya

"Ihhh.....kangen banget sama tangan kamu yg kecil ini, lagian kamu ngapain narik narik tangan kesayangan aku sihhh"
Bastian menahan kedua tangan Kayna agar tetap dalam genggamannya

Terlihat geli bukan? Tapi Hal ini yg membuat Kayna sangat sayang kepada lelaki yg ada di hadapannya ini. Bagaimana Sang Kekasih bertindak kekanak kanakan di depannya. Namun sangat dingin di depan orang lain

"Kan itu tangan aku sih Bastian Greva, cium tangan kamu sendiri ih" Kayna berusaha menarik tangannya

Sayangnya Bastian lebih cepat menahan "aneh dong kalau cium tangan sendiri, pinjem tangannya kamu dulu yaaa, soalnya tangannya wangi"

Ternyata sia sia Kayna menarik tangannya karena kekuatan dan alasan Bastian lebih besar menggenggam tangan miliknya

"Kamu ngapain aja emangnya di cafe?" Tanya Bastian sembari sesekali tetap mencium tangan milik Kayna

"Tidur"

"Kebo nya aku pindah ya ke kamu?"

"Aku habisin Americano yg kamu tinggalin tadi"

Pernyataan dari Kayna membuat Bastian menghentikan kegiatannya dan menatap Kayna yg tersenyum seperti orang polos

"Kay? Kamu kan nggk boleh minum kafein yg tinggi? Kenapa kamu minum Americanonya? Kan kamu bisa pesen lagi minumnya? Kamu pusing kan pasti?"

Bastian mengelus pelan pipi Kayna, khawatir akan apa yg dilakukan oleh Kekasihnya tadi

"Aku kesel sama kamu, kamu udah ninggalin aku di cafe itu sendirian, nggk izin. Aku pengen tau, kamu kemana sih? Kok buru buru banget? Abang bilang kamu balik ke kampus ya? Ngapain?"

Bastian menggenggam kembali kedua tangan Kayna

"Dosen aku nelfon Kay, dia bilang ada beberapa laporan yg salah dan harus diselesaikan hari ini. Jadi aku langsung pergi karena buru buru" jelasnya

"Seburu buru itu kah? Sampe kamu nggk nunggu aku?" Tanya Kayna dengan mengerucutkan bibirnya

"Duhh, jangan gitu dong Kay, aku gemes nih pengen cium bibir kamu kalau gitu"

Bukan menjawab pertanyaan Kayna, Bastian menggoda Kayna

Dan tentu saja Kayna sangat mudah untuk dialihkan Pembicaraan nya

"Berani?"

Bastian tidak menjawab, dia mendekat kan kembali wajahnya ke arah Kayna untuk menjawab Pertanyaan sang pemilik bibir

Kayna perlahan menutup kedua matanya, untuk kembali menikmati rasa bibir tipis sang kekasih yg berhasil membasahi bibirnya dan menjadi candu untuknya

Belum sempat kedua bibir itu kembali menyatu, terdengar suara ponsel milik Bastian yg berdering dan berhasil menganggu kegiatan mereka berdua.

Sontak Kayna dan Bastian mundur dan kembali mengatur tempat duduknya ke semula

"Memang ni orang suka banget ganggu deh" protes Bastian setelah melihat nama yg tertera di ponselnya

DECISIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang