Vox Akuma (30)
Shoto (21)
.
.
Tidak terasa, sudah hampir tiga tahun berlalu semenjak Vox kembali melajang. Menikmati hidup sendiri tanpa ikatan, menyandang gelar penggila kerja, menjelma sebagai budak korporat, dan menabung pundi harta sesuai harapan orang tua.
Bahkan setelah bertahun-tahun terlewati, masih ada saja beberapa pihak yang meragukan retak hubungan Vox dan sang mantan. Mengingat, keduanya masih betah sendiri (bahkan sampai detik ini) seakan belum rela berpindah hati.
Tentu saja orang-orang terdekat Vox lebih tahu segalanya. Luca, Shu, dan Ike. Anggota tetap grup pertemanan yang dibentuk beberapa tahun lalu–Luxiem. Mereka paham betul betapa berbedanya perangai Vox dan sang mantan kekasih sehingga harus berpisah. Tepat beberapa hari setelah tanggal jadian di tahun kedua.
Vox Akuma dan Mysta Rias, memutuskan berpisah atas beberapa alasan yang masuk akal. Tidak lama setelah keduanya sadar bahwa hubungan mereka akan memburuk jika terus dipertahankan.
Pada awalnya Vox merasa biasa saja. Tidak keberatan dengan status lajang yang entah sampai kapan akan bertahan. Semua masih sama di telinganya: mendengar pujian yang sama berulang-ulang. Tentang kekayaannya, kesuksesan, pendidikan, sehingga Vox tidak pantas menerima frasa 'hidup serba kekurangan'. Seakan dia ini makhluk kesayangan Tuhan, Vox menggenggam impian penduduk seantero Jepang bahkan di sebagian besar belahan dunia. Memiliki penthouse elit nan modern, yang memberinya akses pemandangan hampir separuh kota Tokyo. Jika ingin, dia dapat berhenti berkarir kapan saja dan tetap hidup berkecukupan selama 10 tahun ke depan.
Sebanyak itukah kekayaan seorang Vox Akuma? Ya. Kau tidak perlu menduga-duga berapa nominalnya karena itu hanya akan membuatmu sakit kepala saja.
Kesimpulannya, Vox cukup merasa nyaman dengan skenario hidupnya saat ini. Well, siapa yang tidak akan merasa nyaman jika kau berdiri di atas sepatunya?
Tapi bukan kehidupan namanya jika Vox terbebas dari komentar-komentar negatif. Entah sengaja atau tidak, yang jelas ingin sekali mengusik hidupnya. Semua itu datang dari orang-orang yang otaknya sudah berpindah ke buah zakar.
Seorang Vox yang dewasa, tampan, tinggi, berbadan kekar seperti lelaki idaman di banyak Manhwa, justru betah melajang tanpa 'kekasih seksi' di sisinya. Apa-apaan itu? Kesannya seperti menyia-nyiakan anugerah Tuhan.
Dengan kata lain...
"Maidenless."
Vox hanya diam. Menahan amarah di balik raut wajahnya yang tenang–sesuai keahliannya. Sayang sekali kedutan kecil di rahangnya yang tegas dan kuat itu tidak mampu ditutup-tutupi dari tatapan tajam sang model kelas atas. Samar-samar kedua mata emasnya menajam seakan menyusun rencana pembunuhan.
Mysta tertawa kecil meremehkan. Duduk menyila memperlihatkan pahanya yang putih dibaluti celana pendek mengkilap. Dia terlihat nyaman dengan mode musim panas yang dia dapatkan dari gerai Versace di Paris.
Coba ingatkan Vox kembali. Bagaimana bisa dia setuju memenuhi ajakan Mysta di malam Minggu seperti ini? Bukannya hendak melepas penat setelah bekerja, amarahnya justru dipancing dengan sengaja. Persetan.
Lantas Vox memilih sibuk meneguk anggur dalam gelas berkaki tinggi daripada harus meladeni segala caci maki.
"Mysta... Sampai kapan kau akan terus mengungkitnya?" Nah. Ike memang luar biasa. "Vox memilih melajang bukan karena dia tidak mampu mendapatkan siapapun yang dia ingin. Hanya saja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Found You
Roman d'amour[Vox Akuma x Shxtou] Vox berpikir ulang tentang deklarasinya barusan. Tentang tantangan untuk menemukan seseorang yang tepat untuknya. Jujur saja, Vox memang sudah lelah dengan one-night stands yang membosankan. Sekarang, sudah saatnya dia menemukan...