Part 7 - Disproof ~ Journey of Terror

67 42 107
                                    

Terkadang orang lain cenderung memiliki insting yang tak mudah diragukan. Tapi, intuisi juga layak dipercaya, dengan sebuah hasil dari pemikiran yang intensif serta ekstensif. Situasi yang serba cepat, kadang kerap  membuatnya tak begitu lagi diyakini. Tapi kedua hal yang dimaksud, bukanlah sebuah kata mengesampingkan akal atau sebaliknya, kamu harus gunakan hal itu dengan seimbang

~Ghearga Alaskhan Tamzart~

Malam sudah semakin larut, rasanya begitu melelahkan hanya menggerakkan tangan untuk menata beberapa buku saja di sebuah rak kecil yang baru saja dirapikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah semakin larut, rasanya begitu melelahkan hanya menggerakkan tangan untuk menata beberapa buku saja di sebuah rak kecil yang baru saja dirapikannya.

Entah ini sudah jam berapa, berkali-kali Rana menguap, ia merasa dirinya sudah mulai mengantuk, dan ingin tidur tergeletak sebentar....

Kehangatan yang ia rasakan dalam ruang kamarnya membuatnya begitu cepat terlelap.

Hening.... Tak ada suara gerakan lagi, bahkan udara sekalipun yang berhembus melewatinya, juga tidak ada.

Tapi.... Baru juga terlelap beberapa saat. Tanpa Rana sadari....

Jendela kamarnya tiba-tiba terbuka, menyentakkan tembok yang berada tepat disampingnya, disusul oleh tiupan angin setelah itu, udara yang keluar masuk disekitarnya seakan berhamburan masuk leluasa hingga membuat daun jendela itu terbuka sangat lebar dan bertabrakan satu sama lain, tirai yang menutupinya juga dibuat hingga melayang-layang.

Gadis itu masih terlelap,,,, situasi disekitarnya tidak cukup untuk membuatnya terbangun, hingga desiran angin menyapa, membelai rambut dan wajah gadis itu,

Seketika itu juga, Rana merasa tubuhnya dingin. Very cold! Hingga perlahan membuat matanya terbuka lebar.

Sontak situasi disekitarnya, membuatnya terkejut. Melihat beberapa lembar kertas keluar berhamburan dari tatanan rak yang sudah rapi, kini melayang-layang bebas diruang kamarnya....

Mengapa malam ini rasanya, udara begitu sensitive? Dan apa yang terjadi hingga membuat jendela itu bisa terbuka? Sedangkan dirinya sendiri sangat yakin bahwa ia sudah menutup jendela itu dengan sangat rapat dan menguncinya.

Dingin. Itu yang terus ia rasakan, seakan seluruh tubuhnya membeku. Ah, daripada ia terus berlalu lalang oleh pikirannya sendiri, Rana segera bangkit dari ranjangnya dan melangkah malas mendekati jendela untuk kembali menutupnya.

Tanpa sengaja pandangan Rana mengarah keluar dan samar-samar menemukan hantu itu lagi. Rana mengerjap beberapa kali, seakan kelopak matanya berkabut dan sangat berat untuk dijegilkan, ia masih merasa kantuk, tapi ia menyadari itu, sebenernya hantu itu mau apa?

Rana tidak peduli, ia segera menutup jendela dan tirainya lagi sebelum hawa dingin yang menyeruak diluar sana memenuhi ruang kamarnya.

Rana kembali pada ranjangnya dan memposisikan tidurnya, ia sudah tidak peduli dengan seberapa banyak lembar kertas dan buku-buku yang tadi sempat berserakan kini malah menjadi sangat berantakan. Rasa kantuk benar-bener sudah menguasainya.

Journey of Terror -||√ #NUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang