Dream Come True

247 20 5
                                    

Siang ini benar-benar cerah. Berbeda dengan hati seorang gadis yang berjalan linglung di tengah teriknya matahari.

Baju seragam yang acak-acakan, sepatu yang ia pakai hanya sebelah, sebelahnya lagi ia tenteng. Rambutnya sangat kusut, kacamata dengan kaca sebelahnya yang rusak tetap ia pakai untuk membantunya melihat.

Ia berhenti melangkah dan berdiri di pinggir jalan di jembatan, melirik ke bawah laut dengan pandangan kosong.

Bunyi kendaraan mobil yang melewatinya tidak lagi ia perhatikan. Ia terus melihat ke arah laut. Matanya berair begitu saja, turun membasahi pipinya yang membuat penglihatannya semakin buram.

Menghela nafas sejenak. Kakinya menaiki pagar pembatas dengan pelan.

"Aku tidak kuat lagi, aku tidak bisa hidup seperti ini lagi" gumamnya.

Ia menutup matanya sebelum itu melemaskan tubuhnya untuk terjun ke laut.

Tap

Belum sempat tubuh itu melompat, seseorang menarik pergelangan tangannya. Mengakibatkannya jatuh ke belakang.

"Akh, sakit" ringisnya.

"Kau berniat mati?" Teriak lelaki yang menolongnya itu.

Gadis itu kehilangan kacamatanya. "Kau melihat kacamataku?"

Lelaki itu melihat ke samping tapi tidak melihat kacamata dimanapun. "Tidak ada, sepertinya sudah jatuh ke laut"

"Eh? Bagaimana aku pulangnya nanti?"

Lelaki tak di kenal itu hanya speechless melihat tanggapan dari si gadis. "Are you serious? Tadi kau berniat mati. Jika sedetik saja aku terlambat menolong, kau sudah mati"

Gadis itu cemberut "Aku juga tidak tahu, kakiku tiba-tiba saja melangkah kesini"

Lelaki itu melihat penampilan si gadis. Baju seragamnya benar-benar berantakan. Kembali melihat sepatu yang hanya tinggal sebelah. Melirik name tagnya 'Lee Yujeong'.

"Apa yang terjadi padamu?"

Gadis dengan name tag Yujeong itu melirik lelaki itu sekilas. Ia rabun, tentunya ia tak dapat melihat lelaki itu dengan jelas.

"Bullying" satu kata itu, jelas menggambarkan keadaan gadis itu sekarang.

"Kenapa?"

Tersenyum mendengar pertanyaan lelaki itu "Aku tidak tahu. Sampai sekarang, aku tidak pernah benar-benar mengerti apa kesalahan yang ku perbuat hingga pantas mendapatkan perlakuan seperti itu"

"Jika kau matipun, mereka tidak akan perduli. Karena itulah mereka. Mereka mencari kesenangan atas apa yang mereka sukai dan yakini. Mereka senang atas penderitaan yang kau alami"

"Benarkah? Aku hampir berpikir jika aku mati, mereka akan merasa bersalah dan tidak akan melakukan hal itu lagi"

"Bodoh! Itu pemikiran yang bodoh"

"Yah, aku memang bodoh"

"Boleh ku beri sedikit saran?"

Atensi Yujeong mengarah kepada lelaki itu.

"Bersikap lebih berani, jangan merasa terintimidasi. Dan tatap matanya bahkan lebih tajam dari yang mereka lakukan. Kau bisa melakukan itu?"

"Kau pikir aku tidak melawan saat mereka memukulku? Tentunya karena aku melawan, mereka menghukum ku lebih parah lagi"

"Hukum balik, lakukan dengan benar saat melawan"

"Eh?"

"Mereka memukul? Kau harus memukulnya balik. Itu baru namanya melawan"

Jeongwoo's Story || OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang