Chapter V | Faithful hearts

63 17 14
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rapunzel bangun saat Rainier mengelus rambutnya. "Bangun, Rapunzel," suara sang pangeran yang tenang membelainya. "Sarapan sudah siap."

"Oh, aromanya menggoda." Rapunzel mengerang. Ia meregangkan tubuh, kemudian bersandar pada dada Rainier. Dia menyukai aroma para lelaki setelah bangun tidur. Rainier adalah yang terbaik. Pria itu beraroma kehangatan, kelembutan, dan harapan tanpa batas. Namun Rainier tidak membalas pelukannya seperti biasa. Kendati Rapunzel tahu bahwa sang pangeran menelan ludah dan tangannya mengepal erat seolah menahan diri untuk memeluknya.

Rapunzel akhirnya sadar jika mereka tidak sendirian di puncak menara. Lila diam di sisi pintu dengan nampan. Teringat bahwa dirinya terlalu lama memerhatikan Rapunzel merangkul Rainier, Lila mengalihkan pandangan dan berdeham. "Sarapan untuk kalian," katanya. "Kelinci panggang dan kentang tumbuk."

"Terima kasih, Manisku!" kata Rapunzel. "Tetapi, mengapa menu berat untuk sarapan?"

"Permintaanku." Rainier menurunkan tangan Rapunzel dari pundaknya. "Mari kita makan, ya? Aku harus bergegas setelah ini."

Rapunzel mengendus gelagat Rainier yang kaku, tetapi memutuskan untuk tidak membicarakannya karena Lila bertahan di pintu. Kenapa ia di sana? Rapunzel melarangnya kemari, tetapi Rainier juga tidak tahu peraturan itu, maka sang putri diam saja.

Twisted & Tangled ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang