𝐘𝐈𝐁 𝟐 (𝙻𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚈𝚎𝚜, 𝙸'𝚊𝚖 𝙱𝚒𝚝𝚌𝚑!)

- Special Chapter -

Hai, bestie!

~~~×ו 𝓨𝓮𝓼, 𝓘'𝓪𝓶 𝓑𝓲𝓽𝓬𝓱 •××~~~

*

*

*

~~~×ו 𝓨𝓮𝓼, 𝓘'𝓪𝓶 𝓑𝓲𝓽𝓬𝓱 •××~~~

Bunyi ketukan heels berwarna hitam pekat itu memenuhi koridor lantai tiga puluh lima sebuah apartemen mewah di kawasan ibukota.

Berhenti pada kamar nomor 3050, bunyi ketukan heels tadi pun berganti bunyi ketukan pintu.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar apartemen itu tidak dibuka dengan segera oleh pemiliknya, membuat si pengetuk pintu berdecak kesal diikuti hentakan kakinya dilantai.

Lima menit berlalu dengan hasil yang nihil.

Hilang sudah kesabaran Lya. Langkahnya berbalik membelakangi pintu setelah ujung heels nya menendang keras pintu kamar apartemen itu.

Tapi belum sempat seluruh tubuhnya berbalik, pintu sialan itu terbuka. Menampakkan sosok yang lebih sialan yang baru membukakan pintu kamar apartemen nya.

"Eric sialan."

~~~×ו 𝓨𝓮𝓼, 𝓘'𝓪𝓶 𝓑𝓲𝓽𝓬𝓱 •××~~~

*

*

*

~~~×ו 𝓨𝓮𝓼, 𝓘'𝓪𝓶 𝓑𝓲𝓽𝓬𝓱 •××~~~

"Sialan! Gue mau push rank ini! Siapa sih ganggu?!"

Awalnya Eric mencoba mengabaikan ketukan tak sopan itu. Tapi makin dibiarkan makin menjadi, membuat dirinya makin tak konsen untuk melanjutkan game nya.

Alhasil, benda persegi panjang yang berlogo apel digigit itu dibanting ke sofa oleh pemiliknya.

Eric bangun dari rebahan nya disamping sofa. Berjalan dengan kesal kearah pintu dengan menggusak rambutnya beberapa kali.

Klik!

Pintu terbuka.

Keduanya terkejut.

Lebih terkejut Eric sebenarnya, karna tak menyangka jika yang datang bertamu adalah Lya.

"Eric sialan," ucap Lya.

Tentu dirinya tak terima dikatai 'sialan' oleh tamu tak diundang yang tak sopan. Eric membalas, "lo yang sialan. Ganggu orang lagi push rank aja. Gue kalah gara-gara lo, sialan."

Tangan Eric kembali menyisir rambutnya yang berantakan. Mengusap matanya yang terasa sedikit perih karna terlalu lama menatap layar ponsel. Kemudian tangan yang sama itu mengusap belakang lehernya, Eric merasa pegal akibat banyak menunduk tadi.

Ternyata pergerakan Eric tersebut tak lepas dari pandangan Lya. Mata indahnya tak berkedip saat menatap otot bisep lengan Eric yang sedang memijit belakang leher lelaki itu.