Ponsel

45 6 1
                                        

Hari pertama, pukul dua belas lebih lima belas menit, Eren sudah merebahkan diri di ranjangnya yang empuk dan nyaman.

Apa Mikasa sudah datang? Mikasa benar masuk Pramuka khusus atau dulu cuma cari alasan untuk pulang larut? Tadi dia tidak tampil juga kan? Cih bocah itu.

Tenggelam dalam pikirannya sendiri, seseorang tiba-tiba masuk ke kamar nya dan menyenggol kakinya yang tergeletak lembek di samping kasur.
(Jadi posisi nya tu tidur tapi kakinya ngegantung, paham ya?)

"Pendek, Ayah menelfon. Kenapa tidak mengangkat?" Katanya mendudukkan diri di sambung badan sang adik.

"Telfon apanya? Dari tadi hanya sunyi," jawab Eren malas. Dia ingin tidur tolong.

"Cepat cek dulu. Kata ayah uang bulanan sudah masuk," mendengar itu, pria bongsor yang tadi lembek kini langsung berdiri tegak.

Meraba dada bagian kiri, saku celana pun ia cek. "Mikasa, ponsel ku hilang," ucapnya melas pada sang kakak.

"Jangan membodohi ku, sialan. Cepat kau harus mengangkat telepon dari ayah juga. Ada sesuatu yang penting," kesal Mikasa.

"Aku tidak berbohong. Sial di mana aku meninggalkan benda itu?" Gusarnya.

Mikasa melihatnya dengan pandangan cengo. Kenapa bisa ada manusia bodoh yang menghilangkan ponsel nya sendiri. Benar benar ajaib.

"Di mana terakhir kau ingat membawa benda itu?"

"Meja Sanggar Pramuka, aku sebelum pulang pergi ke sana tadi!" Pria itu pun lari keluar, bergegas kembali ke sekolah untuk mendapat kembali ponsel tersayangnya.

Ruangan itu kini terlihat sepi saat beberapa waktu lalu terdapat sekitar empat belas orang berkerumun di sana.

"Permisi," suara Eren menggema di ruang yang mempunyai dua petak tempat terhalang papan tipis.

"Apa masih ada orang? Aku ingin mengambil ponsel ku," cobanya lagi.

Tak ada jawaban, ia pikir mungkin memang sudah semuanya pulang.

Di saat sampai pada meja di samping pintu tempat ponsel nya berada. Pintu itu terbuka, menampilkan pria favorit nya dengan tatapan datar.

"Ah, anu, maaf kak. Saya cuma berniat mengambil ponsel. Ketinggalan, hehe," Tawa bodoh! Sial aku malu, batinnya merutuki.

"Cepat ambil dan pergi, hanya karena ponsel itu aku terlambat pulang. Cih," kesal pria itu.

Eren hanya bisa tersenyum, senyum orang bodoh jika Levi yang mengatakannya.

Levi? Si pria favorit Eren. Pemimpin pasukan Pramuka khusus yang pagi tadi tampil di lapangan.

"Anu kak, boleh minta nomor mu?" Dasar tidak tau malu pikir si lawan bicara.

"Cepat pulang bocah, mengganggu saja!"

Pria itu masuk kembali ke dalam ruangan sebelumnya, mengambil tas juga ponselnya. Berjalan keluar ruangan yang di ikuti Eren di belakangnya.

"Kak Levi, mau ku antar pulang?"

Gila! Batinya lagi.

"Kau buta? Tidak lihat aku membawa kunci di tangan ku?" Jawab Levi kesal.

"Mudah saja! Tinggalkan saja motormu di sini dan pulang dengan ku!"

Plak

"Jangan gila bocah. Pulang," dan Levi pun meninggalkan Eren yang tersenyum sambil memegang kepalanya.

Apa ini geplak-an sayang dari kakak Levi tercinta?? Wahh ayahh!! Anak mu ini sangat beruntung!

Flashback sebelum waktu pulang..

"Halo kak Hanji!" Teriakan suara bocah laki-laki yang cukup keras menggemparkan area yang sedikit terpojok ini. Di belakangnya ada Ymir yang menarik baju belakang Eren dengan menunduk malu.

Sial kadal satu ini. Benar-benar memalukan! Batin Ymir merutuki.

"Ah halo adik kecil. Siapa namamu?" Jawab Hanji ramah. Beberapa senior di sana menatap Hanji geli, sok imut sekali jawaban Hanji tadi, pikir mereka.

"Aku Eren, Eren Yeager. Salam kenal!"

"Baiklah salam kenal. Lalu apa keperluan yang ingin kamu sampaikan?"

"Aku ingin mendaftar di ekskul Pramuka khusus! Dia Ymir, dia juga mau mendaftar!" Kata Eren sambil mendorong Ymir ke depan.

Musnah saja kau kadal sialan! Batin Ymir lagi.

"Ah haha, halo kak. Boleh minta formulir nya?"

Saat Ymir mengisi formulir yang di berikan serta sedikit berbincang dengan kak Hanji, Eren bertanya lantang.

"Kak Hanji, di mana pria manis yang memimpin pasukan tadi," semua yang mendengar penuturan bocah Titan itu shook. Berani sekali dia menyebut Levi dengan sebutan pria manis?

Saat hening, tiba-tiba suara batuk mengintrupsi mereka. "Ada apa ini ribut sekali? Siapa mereka, Hanji?"

Diam, diam, diam, tenang.

"HUAAA! Kakak manis! Perkenalkan aku Eren Yeager! Aku penggemar mu! Boleh kah kita berfoto?" Teriakan yang sekali lagi membuat Ymir menanggung malu.

Ckrek

"Terimakasih!! Sampai jumpa kakak manis!"

.

"Levi manis ya, haha"

"Diam Hanji"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pramuka •ERERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang