Artis muda berbakat itu bernama Hyoyeon Kim. Berasal dari Incheon, dengan kepribadian segar dan tampak selalu ceria.
Bisa dibilang, Hyo seperti tidak pernah mengalami masa sulit dalam hidupnya.Orang tuanya pengusaha, ia hidup berkecukupan, Pindah ke seoul untuk belajar menari di studio terkenal sejak kelas 1 SMA, ia juga sekolah dengan damai, karena sifatnya yang tomboy dan sedikit galak membuat tidak ada yang berani membulli nya
Justru sekali waktu ia menghukum para pembully di sekolahnya, karena mengusik anak kurus nerd pindahan dari Jeonju. Sejak saat itu, si nerd itu menempel terus padanya, meski ia tidak terlalu suka.
"Heh? Apa aku memesan kopi? Bukan cola?" Protes Hyo pada assistenya saat break pemotretan untuk makan siang.
Asisten baru yang masih polos itu tampak gugup. Bukan kali ini saja terjadi kesalah pahaman memesan makanan. Itu terjadi hampir tiap hari sejak ia bekerja pada hyo.
Seseorang menepuk pundak si asisten untuk menenangkan.
"Hyaa.. kau tadi memesan kopi bersama makan siang sebelum pindah lokasi.. kau lupa?" Katanya menengahi.
"Hah? masa?"
"Iyaa tadi pas di wahana skating, banyak salju, katamu dingin, kau bilang mau makan siang sama kopi panas. Sekarang pindah lokasi ke tempat yang hangat kau lupa.."
"Molla lupa.. yasudah, kopi buatmu saja. Tapi pesankan cola.." kata hyo enteng pada asistenya.
"Aaa.. taenggoya, nanti malam aku akan tanda tangani majalah yang kemarin itu, sama jawab surat fansnya sekalian. tiba tiba aku ingin pulang weekend nanti. Bisa kau atur?" Lanjut Hyo pada wanita yang tadi menengahi, setelah asistenya berlalu.
Taenggo, atau Taeyeon adalah anak nerd yang dulu ditolong hyo saat di SMA. Ia mengikuti sampai sekarang. Wel.. searang sudah tidak nerd lagi sih, karena Hyo yang menyuruhnya tampil lebih modis.
Taeyeon mengangguk setuju. Bagus baginya karena ia juga jadi bisa bersantai.
"Okidoki.. nanti kuantar 100 eksemlar yang diminta untuk kau tanda tangani.."
"Hehh? 100?? Anjir banyak amat? Apa masih ada yang beli majalah semacam itu jaman sekarang?? Hauhh kukira sekarang serba digital.."
"Hyaaa kau lupa juga sudah setuju sama mereka kasih 100 tanda tangan eksklusif? Molla.. masalah jaman itu urusan mereka, yang penting kau dibayar.."
Hyoyeon berdecak menggerutu pelan. Begitulah sifatnya. Sangat mudah dan murah hati saat mengambil tawaran, tapi banyak protes saat mengerjakan.
Taeyeon sampai hafal karena memang hampir semuanya seperti itu. Kecuali pekerjaan pekerjaan yang hyo kerjakan atas kemauanya sendiri. Tapi tentu saja pekerjaan semacam itu tidak menghasilkan uang. Alias hanya bermain main.
"aaa taenggoya, aku tadi sempat melihat story yuri.. aku jadi ingat soal kontrak iklan di agensi ACBD.. apa sudah diputuskan? jangan bilang mereka lebih memilih Yuri karena Managernya cantik.. hufff sudah susah payah ikut casting.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestest Friend (Taeny)
FanfictionI love you, You love me.. I am a King, you are a Queen.. Why are we just best Friend?