"Paniya.. !! Bangun.. kau kerja jam berapa?"
Belum juga matahari terbit, taeyeon sudah kembali segar. Padahal tidak tidur sama sekali. Sepagi itu ia sibuk menabok nabok wajah pucat kering tiffany yang semalam habis teler.
Ditabok pelan tidak bangun, dicubit keras keras hanya rusuh sebentar, kemudian pulas lagi.
"Kenapa anak ini? Biasanya jam segini sudah kalang kabut siap siap kerja.. hyaaa paniyaa.."
"Mmmmbwaee.. bicik aah..!!"
"Kau kerja tidak hari ini?"
"Nanti.. jam.. mmm? Jam berapa sekarang?"
Wanita itu mendongak sebentar, mencari jendela. Ia menyipitkan mata untuk mencerna waktu."Haaah masih lama.. aku pergi jam 11 siang.."
Taeyeon mendengus ringan, menutupkan bantal di wajah tiffany lalu pergi meninggalkan tiffany bergelung lagi dengan selimutnya.
Taeyeon kembali ke kegiatanya tadi di depan laptop.
Semalam ia tidak bisa tidur. Selesai memuaskan diri, bukanya mengantuk malah pikiranya jadi terang benderang seperti sel sel otaknya habis dilaundry.
hal itu memang biasa, tapi kali ini pencerahan itu bertahan sangat lama. Sampai ia tidak bisa tidur lagi, dan berlanjut menelusuri rasa penasaranya diinternet.
Sampai pagi, ia sudah mengumpulkan banyak sekali artikel tentang si CEO pemilik Agensi iklan ACBD yang sudah lancang mengajak tiffany bobo.
Beberapa bahkan sudah ia rangkum keterkaitan sebab akibat dan segala praduga teori serta hubungan segala gosip yang menyangkut orang itu.
Taeyeon saja sampai heran kenapa tiba tiba jadi sherlock begini.
.
"Tae.. " suara serak kering menghampirinya. Tiffany akhirnya terbangun sendiri tak lama setelah itu. Tepat ketika matahari mulai nampak.
Wanita berambut hitam langsung mencari air di dapur, lalu meneguknya banyak banyak sebelum melangkah santai kearah taeyeon dengan satu gelas besar berisi air.
"You okay? Aiguu.. kau mabuk sekali semalam.." taeyeon meraih puncak kepala tiffany untuk dielus. Tiffany langsung duduk meringkuk disebelah taeyeon, seperti anak anjing yang sedang manja.
"Lagi cari apa? Hoel.. kau sedang menulis tesis atau bagaimana?"
Taeyeon tersenyum simpul. Merasa hebat. Ia letakkan beberapa lembar kertas hasil printnya di lutut tiffany.
"CEO yang kau maksud semalam itu memang banyak masalah. Kau tidak usah galau lagi paniya.. jangan hiraukan kata katanya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestest Friend (Taeny)
FanfictionI love you, You love me.. I am a King, you are a Queen.. Why are we just best Friend?