Prolog

9 0 0
                                    

Aku sadar bahwa hidupku memang tak seindah seperti yang orang lain miliki. Namun, apalah arti hidup jika tak pandai bersyukur. Aku akan terus belajar dan berproses menjadi lebih baik lagi. Aku pasti bisa menjadi tulang punggung keluarga yang baik dan sukses demi Risa dan Mika, adik-adikku tersayang.

Awalnya, memang terasa sulit menjalani hidup tanpa kehadiran ayah dan ibu. Namun, aku, Risa, dan Mika janji akan selalu melengkapi dan memberikan kebahagiaan satu sama lain seperti apa yang telah Ayah dan Ibu amanatkan.

Aku rindu sekali, Ayah....Ibu.....

Tak sampai menulis beberapa kata lagi di dalam buku diary, terdengar suara pintu Diandra yang terbuka secara perlahan.

"Kak Diandra Arumi Ahmadi," ucap Mika, si adik bungsu diiringi senyum jailnya.

"Tuh kan kebiasaan deh, kalo manggil bisa kayak biasanya aja nggak Mik?" kata Diandra, membalas senyum Mika sambil menarik pelan-pelan tangan adiknya tersebut.

"Galauin apa si Kak? Jangan bilang lg mikirin Kak Ge ya...??? Sampe nggak keluar kamar seharian loh kak. Ayo ngaku coba sama Mika!!!" ujar Mika dengan menebar tatapan sinisnya.

"Ngarang aja kamu, Mik! Kakak sebenernya lagi nggak enak badan dari tadi pagi makannya nggak keluar kamar, kecuali ke kamar mandi doang. Kamu kok jam segini belum tidur sih? Besok kan harus bangun pagi buat sekolah," kata Diandra sambil merapihkan beberapa barang di meja sebelah kamar tidurnya yang tampak berantakan.

(Aku jadi nggak enak sama Kak Din. Bisa-bisanya aku nggak tau kalo Kak Din lagi kurang sehat. Hufttt, dasar Mika, adik yang nggak peka). Ungkap Mika dalam hatinya sampai tak sadar menunjukkan raut melamun.

"Hati-hati kalo ngelamun ngelamun di malam hari kayak gini nanti kesambet setan, Mik!" Diandra tak henti melambaikan tangannya ke wajah Mika.

"Ehh, maaf Kak. Efek ngantuk gini kali ya. Hmm, tapi kan Kak Din tadi bilang lagi nggak enak badan ya. Jadi, aku mau buatin sup sama teh hangat dulu sebentar, oke? Tunggu ya Kak Din," kata Mika kemudian bergegas keluar kamar Diandra.

Diandra hanya bisa tersenyum melihat tingkah adiknya, Mika, yang selalu menunjukkan sikap perhatian terhadap dirinya. Rasa lelah dan sakit yang semakin menjadi, membuat Diandra mulai merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Jeda beberapa detik kemudian, pintu kamar Diandra kembali terbuka. Namun, bukan Mika yang datang menghampirinya.

"Aku mau ngomong sama Kakak," ujar Risa, adik kedua Diandra, dengan nada suara agak keras.

"Ris, ada apa? Maaf Kakak...Belum sempat melanjutkan omongannya. Diandra kembali mendengar perkataan Risa yang terdengar semakin lancang.

"Kakak tega ya sama aku?! Kenapa Kak Din cerita ke tetangga kalo aku ini penyebab kematian Ayah sama Ibu? Kakak tau kan kalo aku bukan aku orang yang tega ngelakuin itu semua? Tolong jawab Kak!!!"

Derai air mata tak kuasa mengalir berjatuhan di wajah Risa. Dengan mata berkaca-kaca, Diandra mulai menjawab pertanyaan Risa, walaupun sedikit terbata-bata karena cukup kaget mendengar ucapan adiknya tersebut.

"Bu..kan...."

"Dengerin Kakak, Ris. Kak Din sama sekali nggak pernah memberi tau apa pun terkait hal-hal yang berkaitan dengan keluarga kita. Apa lagi tentang kematian Ayah dan Ibu. Menurut kamu, Kakak tega membongkar itu semua?" Diandra bertanya balik kepada Risa.

"Oh, aku tau sekarang. Kak Din mau menarik empati tetangga kita kan supaya Kakak bisa ngerasa lebih diperhatiin, lebih dipandang baik dibanding aku sama Mika, terus tercapai deh entah 'tujuan' Kakak. Gitu kan maksudnya?!!!" ungkap Risa dengan nada membentak.

Di tengah fokusnya Mika yang sedang memasak sup untuk Diandra kemudian mendengar suara keributan dari arah kamar Diandra. Tanpa berpikir panjang, Mika langsung datang menghampiri mereka. Di saat itu pula, betapa kagetnya Mika ketika melihat tangan Diandra yang hendak menampar wajah Risa.

"Kak Din, apa-apaan si ini?!" Kata Mika dengan raut wajah bingung terhadap apa yang sedang terjadi saat itu.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Don't Blame YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang