Heather

212 19 7
                                    


I still remember the third of December, me in your sweater,


You said it looked better on me than it did you,
Only if you knew how much I liked you,

"Apa itu bajuku?" Daniel bertanya ketika melihat Jihoon keluar dari kamar dengan hoodie biru muda yang terlihat sedikit besar ditubuh mungil pria itu.

Jihoon mengganguk sebelum ikut mendudukkan dirinya dikarpet tebal sebelah Daniel.

"Kenapa keliatannya lebih cocok untukmu daripada aku ya... "

Jihoon tertawa. "Mungkin karena aku lebih tampan?" Guraunya. Daniel mendelik tak terima.

"Tentu saja aku lebih tampan, tapi hoodie itu memang cocok untukmu, kau boleh memilikinya"

"Tidak, tentu saja aku akan mengembalikan ini, bajumu sudah hampir memenuhi apartemenku Kang... Jangan tambah lagi"

Daniel tertawa. Dan untuk kesekian kalinya, Jihoon jatuh cinta dengan pemandangan itu.

*

*

*

But I watch your eyes as she walks by,
What a sight for sore eyes,
Brighter than the blue sky,
She's got you mesmerized while I die

"Ingin pergi minum nanti malam? Kurasa kau butuh sedikit hiburan" Daniel menawarkan, sebenarnya ini lebih seperti mengajak dibanding menawarkan.

"Bukannya kau yang butuh hiburan? Menggunakanku sebagai alasan, huh?" Jihoon mendelik, sedangkan pria di depannya tertawa cerah, dan tawa itu menjadi lebih cerah lagi ketika seorang gadis berjalan melalui lorong dan lewat tepat didepan mereka berdua.

Gadis itu terlihat sangat cantik dengan rambut pendek sebahu miliknya, jangan lupakan matanya yang bulat dan berkilauan. Keseluruhan darinya adalah mengagumkan. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh sebagian orang disekolah ini.

Daniel dengan gerakan cepat merapikan kemejanya yang terlihat sedikit kusut.

Saat gadis itu menoleh kearah mereka, tersenyum. Daniel mendadak linglung, dengan bodoh pria itu menggaruk belakang kepalanya dan membalas senyuman itu.

Untuk sesaat rasanya waktu terhenti, Jihoon hanya bisa membatu dibelakang kedua orang itu. Mendadak tubuhnya menjadi dingin. Ketakutan itu nyata.

Daniel jelas straight, tapi dirinya tidak. Dan ia jelas mencintai sahabatnya yang tentu saja menyukai wanita. Menyedihkan.

*

*

*

Why would you ever kiss me?
I'm not even half as pretty,

"Jihoon... Jihoonaa" Daniel datang dengan wajah memerah penuh. Senyumnya melebar sampai telinga.

"Kami berciuman. Kau pasti tidak percaya itu kan"

Jihoon tersenyum lalu menepuk pelan bahu sahabatnya itu.

"Wohoo, keren. Kau bergerak cepat ya"

Daniel masih diambang kesadarannya. Ia menyandarkan tubuh besar itu pada sandaran kursi taman tempat mereka berada saat ini.

"Itu menakjubkan Ji... Kau harus mencobanya"

"Apanya? Ciuman?"

Daniel memukul belakang kepala Jihoon main-main.

Oneshoot [ALLWINK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang