"Ingin pergi menonton?""..."
"Kalau makan malam bagaimana?"
"..."
"Ahh, benar. Hyung tidak suka keramaian ya... Bagaimana kalau di apartemenku saja, aku bisa memasak untukmu"
"Hentikan" satu sahutan datar terdengar disertai tatapan yang begitu dingin, menegaskan bahwa pria manis itu harus benar-benar menutup mulutnya jika tidak ingin dilempar dari mobil.
"Baiklah. Maafkan aku, hyung pasti lelah" Jihoon berujar dengan senyum walaupun terlihat jelas jika itu dipaksakan.
Suasana mobil kembali hening. Terlalu hening karena radio mobil dalam kondisi mati. Sebenarnya Jihoon benar-benar ingin menghidupkannya untuk memecah kesunyian, tapi ia tahu jika pria disampingnya itu tidak suka mendengarkan radio. Jadi sepanjang perjalanan menuju apartemennya Jihoon hanya diam sambil menatap jalanan yang mulai ramai. Tentu saja, ini malam minggu. Semua pasangan pasti menyempatkan pergi berdua, ralat tidak semua karena buktinya ia dan Daniel tidak. Eh, memangnya mereka bisa disebut pasangan??
Jihoon dan Daniel bukanlah tipe pasangan pada umumnya. Mereka dijodohkan. Klise sekali bukan?
Jihoon yang awalnya menolak mendadak berubah pikiran saat melihat foto Daniel yang ditunjukkan oleh ibunya. Daniel memang tampan, tapi bukan itu alasan Jihoon menerima perjodohan ini.
Dia, Kang Daniel, adalah seniornya di universitas yang sudah lama Jihoon perhatikan diam-diam. Bukan tanpa sebab, tapi ia pernah tak sengaja melihat Daniel memberi makan kucing-kucing di taman belakang fakultas mereka, dan hari-hari setelahnya Jihoon akan mengambil jalan memutar melewati gedung belakang hanya untuk melihat Daniel.
Awalnya Jihoon kira pria pencinta binatang pastilah tipe pria lembut nan penyayang, tapi ia salah. Daniel memang lembut pada hewan, tapi jangan harap ia bisa bersikap lembut pada Jihoon walau sedikit. Pertunangan ini sudah berjalan hampir setengah tahun dan selama itu pula Jihoon harus menambal hatinya kuat-kuat agar tak remuk karena semua sikap dingin pria itu.
Sejak awal Daniel memang menjadi pihak yang paling menentang keras perjodohan ini. Ia bahkan sempat tidak pulang kerumah hampir 2 bulan jika saja nyonya Kang tidak jatuh sakit dan meminta Daniel untuk menuruti kemauannya. Pria itu jelas tak bisa menolak. Awal yang buruk untuk keduanya.
Daniel pasti merasa tertekan karena secara tiba-tiba dijodohkan dengan orang yang tak ia kenal. Jihoon paham.
Pria manis itu tanpa sadar menghela nafas ketika bayangan masa lalu mampir dibenaknya. Padahal dulu ia begitu optimis bisa menaklukkan hati Daniel, tapi semakin kesini optimisme itu semakin terkikis sedikit demi sedikit.
Ini sulit.
Ia bahkan bisa jatuh cinta pada Daniel dalam kurun waktu tak lebih dari satu menit, tapi untuk mendapat balasan dari pria itu membutuhkan waktu lebih dari 180x24 jam.
TINN!
Daniel menekan klaksonnya kuat-kuat saat melihat Jihoon yang belum juga turun dari mobilnya walau mereka sudah sampai ditempat tujuan.
Jihoon menoleh, terkejut. Dengan senyum canggung ia berseru tak enak hati pada Daniel.
"Maaf... Dan terimakasih untuk tumpangannya" dengan segera pria manis itu turun dari sana. Bibirnya baru saja terbuka untuk mengucapkan kalimat 'hati-hati' tapi tak sempat karena Daniel langsung memacu mobilnya tanpa menoleh lagi kearah Jihoon.
Ahh... Sepertinya Jihoon harus menambal hatinya lebih kuat lagi.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot [ALLWINK]
Fiksi PenggemarNano-nano, ramai rasanya. Warning! Boy X Boy Don't read it if you don't like it Start : 16-03-2021