Bisikan ini hampir setiap hari mengusikku dan tak segan untuk mereka menampakkan diri, bahkan diatas badanku yang sedang berbaring sambil menunjukkan kedua bola matanya yang hampir keluar.
Setiap sudut berbeda, mungkin orang awam melihatku kesepian namun nyatanya tidak. Disini sempit, engap dan bau yang tak biasa melebihi tajamnya bau badanku bahkan kotoran manusia. Namun hal itu kuhiraukan, mungkin saja dengan adanya bau ini menjadikan jalanku mati lebih cepat. Setiap bulan semua ruangan di cek oleh karyawan berbeda, Kasim bagianku. Tak jarang aku dilecehkan olehnya, aku hanya bisa diam. Sedikit saja mengamuk pada Kasim menjadikanku terancam dipindah ke ruangan yang sangat amat kubenci, penuh cahaya dan suara disana.
Yanti suster pribadiku, dia tidak becus. Memberi obat saja tidak bisa teratur, kalah dengan orang gila sepertiku. Setiap minggu pun aku tak lepas dengan dokter Tikno, pria tua bangka, bahkan rasanya penglihatannya pun sudah tidak normal, masa memakaikan alat tensi di bagian sikut. Saking kesalnya aku mengambil paksa kacamata yang dipakainya, lalu melemparnya hingga pecah dan bengkok. Selain sintingnya para karyawan, disini kebanyakan dihuni oleh orang - orang kaya yang psikisnya terganggu karena hartanya sendiri.
"Gua orang kayaa, lu orang jangan macem-macem sama guaaaaa." Kalimat yang selalu diucapkan oleh tetanggaku, hingga bosan ku mendengarnya.
Setiap bulan, bibiku selalu menjenguk sambil membawakan buah tangan. Ingin muntah rasanya ketika ia memintaku untuk memaafkan almarhum suaminya, paman sang ahli penggal. Namun pernah suatu saat aku berterima kasih padanya, saat membawakan catatan bapak semasa hidup. Memang bapakku gemar menulis semua kegiatan, bahkan didalamnya ada lampiran foto - foto semasa kecilku bersamanya.
"Aku menyayangimu, Pak!." ucapku sambil memeluk foto.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mati Saja
УжасыAngel hanya ingin mati Angel hanya ingin bertemu bapak Tuhan aku sudah beribadah dan berdoa setiap hari, kenapa tidak dikabulkan? Makhluk paling berdosa, itu panggilan untukku dari diri sendiri. KENAPA BEGINI ??????? Susah sekali untuk usai, aku me...