Prolog

5 0 0
                                    

        Lima orang manusia tengah berjalan beriringan. Yang satu merapalkan matra, sembari mengucap "Aammiinn". Dan Yang lain merutuki "Bukan saudara saya!"

        Melirik kanan dan kiri. Melihat dari arah berlawanan, takutnya ada tikus mau nyebrang.

"Woy! Maemunah! Lu ngapain tengok kiri kanan? Zaman ini belum ada motor ogep! Masih asri."

"Yah. Barang kali ada tikus or semut nyebrang. Kan kasian ntar ke injak."

"Astaga. Junkyu. Pinter lu kelewat batas. Heran gua. Dulu Ayahanda dan Ibunda pas bikin lu mereka doa kagak sih? Kok bentukan nya kayak gini?"

"Yee. Dedek Unkyu gak denger. Kuping kyuh masih sucih! Cwih!"

"YI. DIDIK INKYI GIK DINGIR KIPING KYIH MISIH SICIH. Sok imut banget lu! Bukan adek gua pokok!"

"HUS! DIAM KALIAN! SAYA LAGI POKUS BERFOTOSINTESIS. EH. MAKSUD SAYA POKUS MENYELUSURI PETA!"

"Astaga. Tuan Hyunsuk yang terhormat. Boleh kah saya ambil ginjal Anda?"

"Buat apaan Cio?"

"Buat di kasihkan ke ANJING tuan!"

      Tinggal satu orang, yang masih waras. Yakni, Yedam. Yedam anak tertua, jadi yah maklum otak nya udah dewasa, gak kayak yang lainnya.

"Dam? Lu diem ajah? Nahan boker yak? Disini ada nya gurun, engak ada WC. Lu bisa kan cosplay jadi orang miskin?"

*PLAK!

       Kepala Hyunsuk ditonyor oleh tangan Jihoon, diakibatkan terlalu banyak berbicara.

***

Dilain tempat...
      
"Wah. Gawat. Kita ketemu musuh."

"Mane?"

"ITU O DI DEPAN! APA PERLU GUA PAKEK IN KACAMATA KUDA BIAR KELIATAN?! Itu anak-anak Sarina ngapain di sana?"

"Woy. Kebalik ogep. Harus nya mereka yang tanya begituh. Kita kan ngikutin mereka kemari."

"Oh iya yah."

"Susah yah punya saudara otak cuman separo."

"Hey! Otak gua lengkap yak! Gede malah."

"Otak gede. Tapi kagak pernah dipakek. Ya percuma."

***

"WOY MARINAM NGAPAIN LO NGIKUTIN KITA HAH?!"

"YE. KITA DULUAN KALIK YANG NYAMPEK SINI. YA OTOMATIS KALIAN LAH YANG NGIKUTIN KITA."

"WOY! KALIAN KENAPA PADA NGEGAS?!"

"LO JUGAK OGEP!"

       Hening beberapa saat. Angin berhembus kencang, suara tawa terdengar begitu kencang. Membuat bulu kuduk mereka berdiri, sembari begidik ngeri

"KALIAN MENGGANGGU TIDUR KU!"

*BRAK!

       Kekuatan itu membuat mereka terpental beberapa meter.

       Junkyu bersimpuh memohon. Berharap hal tersebut berguna.

"Maaf kan kami. Bukan maksud hati kami mengganggu mu. Hanya saja kami tengah mencari Harta Karun Pulau Kelapa."

"Hhh. Sia-sia saja kalian kemari. Jangan mimpi kalian bisa mengambil harta karun itu dari ku. Jika kalian menginginkan nya, carilah jalan masuk menuju hutan Naga Suki. Jika dalam waktu 10 hari kalian tidak dapat menemukan hutan tersebut, siap-siap saja, nyawa kalian taruhan nya. HA HA HA HA."

      Nyali mereka mulai menciut. Mau tidak mau mereka harus melakukan nya. Mereka datang ke Pulau ini dengan susah payah, masak mau pergi begitu saja tanpa membawa harta yang mereka impikan

      Apa yang akan mereka katakan kepada Ayahanda selaku raja, mereka selalu mebual tentang harta itu. Harga diri mereka akan luluh lantak jika tidak membawa apa-apa.

Treasure Hunter - Petualangan 12 Pangeran KesasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang