Me n KOLIBRI

8 5 15
                                    


Cek!

Yang baca cerita ini dari mana aja sih?

Baca jam berapa?

Nemu cerita ini dimana?

Dahlah, intinya....

Happy reading!

.

.

.

"Ada dua hal yang gue syukuri dalam hidup gue. Keluarga dan KOLIBRI"



🎬🎬🎬🎬🎬


WOII BANGUN WOII!! BAANGGUUN!! BANGUN KEBO!!

Melta langsung tersentak. Tubuhnya yang semua bergelung di bawah kehangatan selimut kini duduk dengan jantung yang berdentuman. Salahnya sendiri meletakan HP di bawah bantal. Salahnya juga menggunakan rekaman suaranya sebagai nada dering alarm HPnya. Sekarang kepalanya berdenyut.

Remaja 16 tahun itu turun dari kasur singlenya sambil menggelengkan kepala, berusaha mengenyahkan denyutan di kepalanya. Kakinya melangkah cepat menuju kamar mandi setelah menyambar handuk yang tergantung di kursi belajar.

Kamar bernuansa abu-abu itu kini kembali hening. Hanya suara gemericik air yang samar-samar terdengar.

Dugh! Dugh! Dugh!

Melin menatap was-was putri sulungnya yang berlarian turun tangga. "Awas jatohhh.....," peringatnya.

"Mah, kakak berangkat! Dah!" setelah menyomot 2 potong roti tawar, putrinya itu langsung berlari keluar.

Melin menghela nafas. Kakinya beranjak menyusul keluar dengan mata yang fokus mengamati bagaimana paniknya remaja SMA itu memakai sepatu sambil menyuap roti.

"Kerjain satu-satu kak....kamu jorok banget sih pake sepatu sama makan roti barengan!" tegurnya.

"Sekali-sekali ma, biar cepet......," jawab Melta dengan kepala dimiringkan untuk menjepit Hpnya. "Akwu wudwah twelat," lanjutnya memegang sarapan kilatnya itu dengan bibir lalu bergegas bergegas mengambil sepeda listriknya di garasi.

"Halooo....iyaa ini gue otwee. Doain gue sampe dengan telat!" ucapnya menjalankan sepedanya keluar dengan kepala yang tetap miring itu.

"????"

"Nah iya! Maksud gue nggak telat! Dah,dah! Matiin telponnya! Eh, flashdisk gue kelupaan!" dengan bringas tangannya langsung memutar sepeda tercintanya itu 180°. Andaikan bisa bicara, sepeda abu-abu itu pasti akan berteriak kencang "BAN GUE SAKIT BEGO!"

Melin tidak jadi masuk ke rumah saat anaknya kembali berlari masuk menerobos gerbang. "Astagaa...itu kalo gerbangnya copot kamu dimarahin papa lho kak!" ucapnya menegur Melta yang menendang gerbang hingga terbuka lalu masuk dengan sepedanya.

"Iya, maaf....mama cantik!"

Melin menatap pintu masuk rumahnya. Batinnya menghitung sampai 10 dan Melta keluar sambil memasukan flashdisk ke tas.

"Kebiasaan kamu-" ucapan Melta terpotong saat anak bungsunya berteriak mencarinya.

"MAA!!"

"Iya! Mama diluarrr!!" balas Melin saat terdengar teriakan putri bungsunya. Merasa yakin 'sang putri mahkota' sudah benar-benar berangkat, wanita berkepala 3 itu masuk ke rumah melayani anaknya yang tersisa 1.

Love ExamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang