Yey karena langsung 2 part!
Guys diramaikan ya...
Happy Reading🥳
.
.
.
"Bahagia itu gampang banget sumpah!"
🎬🎬🎬
"Wah! Saya salut bapak berani menyelesaikan masalah putri bapak dengan uang," ejek Juna kepada pria parubaya yang balas menatapnya tersinggung.
Pak Dodi dan Bu Yea memilih bungkam. Mereka membiarkan 3 calon anak hukum mereka mengambil alih. Lagi pula ini bukan pertama kalinya Cesy membuat masalah.
"Om, daripada nyogok sekolah mending uangnya pake Cesy buat les kepribadian. Biar nggak nambah rusak."
"Mulut lo minta-"
"Apa!? Lo mau apa sama mulut gue??" tantang Rika, matanya membalas tatapan geram Cesy dengan berani.
"Saya menolak skorsing untuk putri saya, dan sesuai dengan ucapan saya tadi. Akan Ada kompensasi untuk tutup mulut. Ingat saya donatur disini. Saya bisa dengan mudah menghentikan kerja sama itu."
"Saya malu," Leon menaikan sebelah alisnya penasaran mendengar kelanjutan perkataan dari Hakim.
"Saya malu dengan fakta bahwa orang tua saya harus setingkat dengan orang berpendidikan yang berotak dangkal. Padahal sesama orang kaya loh.....Untung ortu saya nggak bodoh merusak anaknya dengan uang."
***
"Gimana?"
"Siapa yang menang?"
"Sanksinya berat nggak?"
"Dia nyogok ya?"
Rentetan pertanyaan menyambut kedatangan 2 pasang remaja yang baru saja kembali dari ruang 'sidang' SMARI itu. Hana menyambut Lira, membawa gadis itu kerangkulannya.
"Menang"
Singkat, jelas, padat.
Satu kata, enam huruf itu memicu sorakan senang anak-anak KOLIBRI. Anggota mereka berhasil terselamatkan. Dan 3 aparat hukum mereka memenangkan kasus.
"Nanti lulus kita tetep kontakan ya, biar gue nggak repot nyari kuasa hukum. Mana tau gue perlu pengacara buat cerai...."
Nico menatap datar gadis yang tengah cengengesan sambil menepuk-nepuk bahu Hakim dengan bangga itu. "Nikah aja belum, udah mikirin cerai! Halu lo jelek banget!"
"Lah, salah gue sedia payung sebelum hujan??"
"Masalahnya itu halu jauh banget njing!"
"Jauh apaan?? Jelas-jelas ngedekem di kepala gue gini kok dibilang jauh!"
"Dih! Ngarep banget lo cerai, jangankan cerai, lo nikah aja belum. Sekolah aja belom lulus!"
"Oi! Siapa bilang harus lulus dulu baru bisa nikah?? Di novel-novel banyak tuh yang nikah pas masih sekolah!"
"Halu njing! Itu fiksi!"
"Jadi non fiksi kalo diterapin sat!"
Oke, dua sejoli itu kini menjadi tontonan. Bukan hal yang asing lagi jika Melta dan Nico berdebat ditonton anak-anak KOLIBRI. Euforia yang dibawa Hakim dkk tergantikan dengan serial ftv dadakan yang kini berlangsung di kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exam
Teen Fiction#KOLBRI1 Sekolah yang sama, kelas yang sama, extrkurikuler yang sama, organisasi yang sama, perumahan yang sama, hobi yang sama. Banyak aktivitas yang sama membuat Nico dan Melta terbiasa dengan kehadiran satu sama lain. Tanpa mereka sadari membuat...