Prolog

5.2K 414 29
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, atau pun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Vhallscavepe merupakan cerita bergenre romance-fantasy karya orisinal dari A.Z. Rinley, yang terinspirasi dari berbagai macam film fantasi. Semoga suka ^_^

Welcome to Vhallscavepe, land of a million wonders~

©belovedhaechan

"Kalian sudah pernah dengar tentang Negeri Vhallscavepe?" Seorang ayah menatap dua putri kecilnya secara bergantian. Sepasang mata mungil di hadapannya memancarkan rasa ingin tahu yang sangat besar.

Malam itu mereka sedang duduk di balkon lantai dua rumah mereka. Udara begitu gerah akibat tutupan awan yang cukup tebal. Tak ada satu pun bintang yang terlihat menggantung di langit, bahkan cahaya bulan kesulitan menembus awan tebal di atas sana.

"Pernah. Tapi... itu cuma dongeng, kan?" Putrinya yang berusia tujuh tahun bertanya heran, sambil memeluk adik kecilnya yang masih balita dan belum bisa berjalan.

"Menurut cerita, Vhallscavepe memang cuma sebuah dongeng belaka. Tapi katanya—" Sang Ayah mengambil anak bungsunya yang masih balita dari pangkuan anak pertamanya. Khawatir ia bisa menjatuhkan adiknya. "Negeri itu benar-benar ada."

"Beneran? Papa udah pernah ke sana?" Anak perempuan itu bangkit dari sofa empuk berwarna apricot, dengan semangat ia lantas berpindah tempat duduk tepat di sebelah Ayahnya.

"Hahaha. Mana mungkin." Jawaban yang berhasil membuat gadis cilik itu lantas merosotkan bahunya karena kecewa.

"Memangnya kenapa? Kamu mau ke Vhallscavepe?" Seorang wanita muncul dari balik punggung mereka. Yang sudah pasti merupakan Ibu dari gadis kecil itu.

Beliau membawa nampan berisi dua cangkir teh dan segelas susu cokelat. Cangkir teh yang juga berwarna apricot—memiliki gambar labu serta daun maple yang menghiasinya.

"MAUUU." Ia menjawab dengan girang, bahunya kembali tegap begitu semangat. Kedua matanya menatap dengan binar penuh harap saat Ibunya sudah duduk di sebelah kanannya.

"Kamu nggak takut? Katanya ada penyihir dingin yang suka mengutuk manusia di sana." Diraihnya pundak putrinya sembari menyingkap rambut panjang gadis kecil itu ke belakang. Namun ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat, membuat rambutnya kembali berantakan.

"Aku nggak takut. Kan ada pangeran yang akan melindungiku." Jawaban polos itu berhasil mengundang gelak tawa di antara sepinya malam.

Gadis kecil itu menatap langit cukup lama. Ia benar-benar berharap bisa mengunjungi Vhallscavepe suatu saat nanti, imajinasinya sudah melambung begitu tinggi mengenai negeri yang katanya di penuhi sejuta keajaiban.

"Kamu sesuka itu sama pangeran?"

"Suka banget. Pangeran itu baik, dia sangat menyayangi saudaranya. Sama kayak aku yang juga sangat menyayangi adikku. Dia juga sangat tangguh dan berani." Tangannya bergerak meraih ujung-ujung jemari adik kecilnya. Membuat jari telunjuknya kini berada dalam satu genggaman tangan mungil balita tersebut.

"Aku akan bantu pangeran mengalahkan penyihir dingin, biar rakyat Vhallscavepe bisa hidup tenang tanpa takut lagi akan terkena kutukan."

"Tapi penyihir itu sangat kuat, tidak mudah untuk mengalahkannya karena dia punya kekuatan yang sangat besar. Sedangkan pangeran hanya manusia biasa." Ujar Ayahnya sambil menyesap teh hangat dari bibir cangkir.

"Jadi? Apa pangeran akan mati?" Fakta tersebut membuatnya memancarkan sorot mata sedih. Kedua alisnya terangkat menunggu jawaban dari Ayahnya.

"Untungnya... pangeran berteman dengan seorang Mylgar yang hidup di gunung Zarn. Dia yang akan membantu pangeran untuk mengalahkan penyihir dingin. Mylgar juga merupakan bangsa yang sangat kuat karena mereka bagian dari makhluk gaib."

Ibunya lantas tersenyum. "Makhluk gaib, ya? Hmm... bukannya anak kita ini takut hantu? Makanya masih nggak berani tidur sendiri?"

"Jadi bangsa Mylgar itu hantu?!" Ia bertanya tak percaya, nada suaranya kian meninggi karena terkejut mendengar ucapan Ibunya.

"Bukan hantu kok, mereka itu memang makhluk gaib—tapi beda dari hantu. Hantu itu cuma jiwa manusia yang sudah mati, sedangkan Mylgar adalah makhluk yang punya darah dan daging. Bahkan tanduk perak di kedua bahu mereka." Putri kecilnya itu terus mendengarkan sembari menghabiskan susu cokelatnya.

"Bangsa Mylgar terkenal sangat setia pada kerajaan, itulah mengapa mereka mengabdikan diri pada pang-"

"Wah... ada kunang-kunang!!" Gadis ciliknya berseru nyaring. Ia meletakkan gelas susunya yang sudah kosong dan menunjuk ke arah rerumputan di halaman rumah mereka.

Titik-titik cahaya kekuningan mulai berpendar dari arah rerumputan liar, hewan bercahaya itu bergerak kesana-kemari. Hal tersebut adalah pemandangan yang sebenarnya sudah cukup jarang telihat. Sehingga membuat mereka semua terdiam fokus menatap beberapa ekor kunang-kunang yang beterbangan di sana, bercahaya menggantikan bintang dalam gelapnya malam.

"Di kerajaan pangeran ada kunang-kunang juga? Apa kunang-kunang di sana lebih gede lagi? Pangeran suka kunang-kunang, nggak?"

Kedua orang tuanya terkekeh pelan. Rasanya mereka tidak ingin waktu berlalu begitu cepat di momen paling hangat seperti ini.

"Tuan putri, sudah cukup dongengnya. Ayo kita masuk ke dalam istana kita. Malam sudah semakin larut, penyihir dingin bisa datang kapan saja." Ayahnya berbicara dengan nada serius, seolah ia merupakan ksatria tangguh yang selalu melindungi tuan putri dalam keadaan apapun.

"Yaahh, jangan selesai dulu. Ceritain lebih banyak lagi soal Vhallscavepe." Ditariknya lengan baju Ayahnya untuk terus duduk di sofa.

"Besok kamu harus ke sekolah, nanti sepulang sekolah kita lanjut lagi mengunjungi Vhallscavepe. Oke?"

Meskipun dengan wajah cemberut, gadis cilik itu akhirnya setuju dan berjalan gontai mengikuti orang tuanya masuk ke dalam rumah. Meninggalkan sisa-sisa rasa penasarannya tentang Vhallscavepe di bawah langit dengan semburat tipis cahaya bulan yang berusaha menembus awan tebal.

>>><<<

Hello fellas~

Ini merupakan cerita fantasi pertamaku, maaf kalau masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Karena cerita ini murni khayalan dari dalam kepalaku sendiri, tolong maklumi betapa banyaknya hal-hal tidak masuk akal yang akan kalian baca kedepannya. 

Aku juga nggak menggambarkan latar tempatnya dengan tepat seperti Indonesia, Korea atau sebagainya, karena cerita ini seluruhnya merupakan fiksi belaka. Jadi ... dimana dan seperti apa tempatnya, biarkan imajinasi kalian sendiri yang bekerja.

Semoga suka, ya? ^_^

Jangan lupa berikan banyak cinta dan dukungan pada cerita ini. Biar aku makin semangat nulisnya >,<

with love, belovedhaechan


Vhallscavepe: Land of a Million WondersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang