07: Sayang

2.4K 165 77
                                    

JAKE'S POV

Kesedihan, perasaan itu yang paling mendominasi dari tatapan mata nuna saat ini. Tak seperti biasanya, dia tak mengulaskan senyuman sedikitpun di wajahnya. Aku tahu ia tak kunjung lepas pandangan dari handphone miliknya, namun yang paling terasa adalah sikap dingin yang ia berikan padaku maupun seisi rumah. Aku tak tahu dan terus menerka apa yang terjadi pada wanita itu. Apa nuna sedang bertengkar dengan kekasihnya? atau ada hal lain yang membuat suasana hatinya memburuk di pagi hari?

Aku putuskan untuk menanyakan hal itu setelah kami bersiap di dalam mobil miliknya. Aku menoleh dengan ragu ke arah nuna yang menatap kosong dashboard mobil di hadapannya. Aku raih tangan nuna yang berada di tuas gigi mobil tersebut. "Nuna, kau baik-baik saja?" tanyaku yang malah membuat nuna refleks melepaskan genggaman tanganku padanya lalu menghembuskan napas kasar. Bahkan ia tak mau menatap mataku barang sedetikpun. Membuatku semakin bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya?

"Nuna masih marah denganku? Maafkan aku.." aku menggumam pelan sambil menundukkan kepalaku untuk memainkan tanganku sendiri di atas pangkuanku. Aku gigit bibir bawahku hingga aku menyadari nuna yang mulai melajukan mobilnya pergi meninggalkan kompleks perumahan kami.

Apa nuna marah karena aku menciumnya, semalam?

"Nuna sangat membenci kenyataan kalau kau adik tiriku Jake." ucapan nuna sukses membuatku terkejut sampai menoleh ke arah wanita itu. Nuna juga melakukan hal yang sama dengan menoleh ke arahku walau hanya sesaat karena ia harus memfokuskan perhatian pada jalanan di depan. Aku terdiam, tak tahu harus meresponnya dengan ungkapan apa. Tapi yang jelas, jika nuna mengetahui segalanya aku yakin nuna pasti akan membenciku dan ibuku yang menjadi sumber penderitaan untuk hidupnya.

Aku tahu, ayah kandung nuna menggugat cerai ibu nuna karena tergoda oleh ibuku yang saat itu berpura-pura telah hamil anak dari ayah nuna. Padahal, kebohongan itu hanyalah sebuah trik untuk merusak rumah tangga kedua orang tua nuna agar ibuku bisa menjadi salah satu pewaris dari kekayaan yang ayah nuna miliki. Namun, setelah semua drama itu kami lalui dan nuna mulai menerima keadaan dengan memutuskan untuk membantu bisnis ayahnya. Dia tak tahu, kalau ibuku telah menghasut ayahnya untuk mewariskan seluruh hartanya pada ibuku. Bahkan surat wasiat itu telah ibuku simpan dengan rapi di brankas seorang selingkuhannya yang tak lain orang terdekat nuna juga. Aku merasa bersalah dengan nuna karena tak bisa membongkar semua kenyataan pahit itu sebelum terjadi dan merusak kehidupan nuna, karena aku tak ingin kehilangan nuna begitu saja.

Bodoh memang, aku malah jatuh cinta pada kakak tiriku sendiri. Walaupun dia terlihat sedikit jutek tapi aku tahu nuna adalah wanita yang baik dan berhati mulia. Terlihat dari pandangan mata, gaya berbicara dan perilakunya saat membantu orang lain yang kesusahan di sekitarnya. Termasuk diriku yang terus menyusahkan hidup nuna, apalagi setelah kenyataan tersebut terjadi. Sungguh, aku belum siap jika harus kehilangan nuna secepat ini. Apalagi hubungan diantara kita mulai terbangun berkat terbongkarnya identitas asliku yang merupakan live streamer favorite nuna juga. Aku harus melakukan apapun agar wanita ini tetap berada di sisiku.

"Nuna, bisakah kita menyampingkan status persaudaraan ini sementara waktu?" pintaku, berharap nuna mau mengikuti permintaanku tersebut, namun wanita itu malah menghembuskan napas kasar, yang membuat perasaanku semakin tak enak.

"Jake sepertinya kita harus menjaga jarak mulai dari sekarang." ucap nuna yang mampu membuatku kalang kabut sampai nekat meraih tangan wanita itu yang berada di tuas gigi mobil lagi. "Nuna, aku tak bisa melakukan itu. Kita sudah sejauh ini saling mengungkapkan perasaan kita masing-masing, tapi kenapa nuna tiba-tiba meminta kita untuk menjaga jarak? Jangan seperti ini, nuna. Aku tak ingin melakukannya!" aku mengatakan itu dengan suara yang bergetar, seperti ingin menahan tangis namun aku sadar tak boleh bersikap lemah dihadapannya.

"Jake, ibu dan bapakku telah menikah secara resmi dan menjadi sepasang suami istri. Sementara, aku dan kamu adalah anak dari keduanya walaupun kita tak sedarah dan kita bertemu saat kita sudah sama-sama besar." nuna berusaha menjelaskan tentang hubungan kami, namun aku hanya menggelengkan kepalaku hingga aku rasakan nuna yang menepikan mobil kami di pinggir sebuah jalan yang sepi. Langsung aku tarik tangan nuna untuk menghadap ke arahku guna menyatukan bibir kami berdua. Awalnya, nuna berusaha menolak, namun lama kelamaan wanita itu mulai pasrah saat ku tangkup wajah nuna menggunakan kedua tanganku.

Berusaha aku sampaikan seluruh isi hatiku pada wanita itu melalui ciuman bibir yang menuntut. Aku tahan seluruh pergerakan nuna yang ingin memberontak, tak perduli walau harus meruntuhkan semua kesan manja yang berusaha aku bangun untuknya. Satu yang aku inginkan dari wanita itu, aku ingin nuna meruntuhkan seluruh tembok persaudaraan yang berusaha ia bangun setelah membuatku semakin jatuh pada dirinya. Aku menyukai ini, tak peduli jika harus menentang hukum dalam kehidupan.

Aku tahu nuna mulai luluh atas sikap tegasku tersebut, namun saat aku merasakan asin dari air mata yang tanpa aku sadari membasahi wajah nuna. Aku jadi tersadar kalau sebenarnya wanita di hadapanku ini memang sedang tidak baik-baik saja. Aku lepaskan ciuman kami lalu menyeka air mata yang membasahi wajah cantik nuna. "Nuna, ada apa? Aku mohon, jangan tinggalkan aku, jangan buat jarak denganku karena aku sangat menyukai nuna. Apa nuna tahu betapa bahagianya aku saat melihat nuna tertidur dalam pelukanku?" aku tahu, nuna pasti tak akan mempercayai aku begitu saja karena umurku yang masih terpaut jauh darinya.

"Semalam, nuna bermimpi buruk tentang kita. Nuna sadar, hubungan kita ini tidak dibenarkan dalam agama apapun, tapi nuna akui, nuna juga berat meninggalkanmu Jake. Nuna tak ingin menjaga jarak darimu, nuna ingin selalu berada di dekatmu dan menggodamu setiap saat." ucap wanita itu akhirnya mau mengutatakan isi hatinya. Sungguh, ini adalah kali pertama aku melihat nuna menangis hingga tersedu-sedu. Bahkan saat ia mengetahui bapak kandungnya terkena stroke dahulu, nuna masih bisa berusaha tegar dengan menyembunyikan kesedihannya di depan orang lain. Aku yakin, apa yang nuna ucapkan barusan memang sangat mewakili perasaannya saat ini.

"Nuna, mau aku tunjukkan sebuah bukti kalau kita tak perlu memikirkan hubungan persaudaraan ini lagi? Tapi aku takut, nuna malah membenciku di kemudian hari, aku tak memiliki pilihan yang lebih baik namun aku merasa harus memberitahunya pada nuna agar nuna memiliki pemikiran yang sama denganku." ujarku, membuat wanita itu penasaran. Setelah mendapat persetujuan dan janji dari nuna untuk tidak menaruh benci padaku, akhirnya aku mau menunjukkan bukti itu pada nuna. Aku ambil handphone milikku, sempat menghembuskan napas kasar guna menghilangkan kegugupan sebelum memutar sebuah rekaman video yang menampilkan ibu kandungku sedang bercumbu dengan kekasih nuna di ruang tengah saat nuna sedang mengerjakan sebuah pekerjaan di kamarnya, sementara ayah kandung nuna telah tertidur di kamar. Saat itu, aku tak sengaja memergoki mereka saat aku ingin mengambil air minum di area dapur. Padahal posisinya saat itu, kekasih nuna baru saja bercinta dengan nuna.

"Aku tak sengaja memergoki mereka saat aku ingin mengambil minum di dapur. Tepatnya di hari selasa bulan lalu, saat itu nuna sedang mengerjakan sebuah pekerjaan di kamar dan bapak nuna sudah tidur dengan nyenyak di kamar kedua orang tau kita. Nuna, maafkan aku menyembunyikan kenyataan ini darimu, tapi aku tidak seperti ibuku." jelasku, dapat melihat dengan jelas kekesalan yang mulai memenuhi wanita yang duduk tepat di sampingku. Ia tertawa pelan seraya memukul setir mobil di hadapannya. Nuna usap wajahnya dengan kasar lalu menatapku dengan tajam, "Memang tak salah aku membenci ibumu, Jake. Pantas saja kau selalu mengatakan untuk tidak terlalu memikirkan hubungan persaudaraan kita. Sialan! Bedebah itu memang suka berselingkuh dengan wanita yang lrbih tua! Tapi kenapa harus ibumu, Jake?!!" kesal nuna sampai nekat mengacak tatanan rambutnya sendiri, menandakan betapa frustasinya keadaan wanita itu saat ini.

Langsung aku tarik tangan nuna untuk menyentuh permukaan wajahku, "Nuna, aku bisa bolos hari ini jika kau ingin melampiaskan kekesalan mu padaku. Aku milikmu nuna!" tepat setelah aku mengatakan itu dengan atensi yang berkaca-kaca, nuna ubah sentuhan itu untuk meremas kuat wajahku lalu mengumpatiku, "Fuck you, Jake! Kau ingin nuna menyentuhmu, baiklah! Akan nuna lakukan!!" nuna meremas wajahku sangat kuat menandakan betapa kesalnya ia saat ini.

TBC

Komen yang banyak atuh,

Broadcast JockeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang