One

6.1K 292 17
                                    

Donghyuck terbangun dengan rasa pusing luar biasa. Kepalanya terasa seperti dihantam dengan palu besar. Ia melihat ke sekelilingnya, Donghyuck berada disebuh kamar hotel. Kamar itu terlihat sangat berantakan dengan bau keringat serta sperma menyapa indra penciumannya. Donghyuck meringis melihat betapa kacaunya keadaan kamar tersebut, seprai yang kusut, selimut yang terlempar dari tempat tidur, dan pakaian yang tercecer dilantai dengan kondisi robek mengenaskanーdan oh tidak, pakaian itu ternyata adalah miliknya.

Ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari tempat tidur, Donghyuck meringis karena rasa perih yang datang dari lubang analnya, berjalan sedikit terseok-seok ke kamar mandi untuk melihat sendiri keadaan dirinya.

Baginya bukan hal yang baru berada dalam situasi seperti ini. Donghyuck selalu memiliki petualangan liar yang berbeda hampir setiap akhir pekannya. Terbangun di kamar hotel sendirian dalam keadaan telanjang dan kacau. Jika ia beruntung maka ia akan melihat pria lain yang masih tertidur bersamanya.

Kali ini Donghyuck rasa ia kurang beruntung. Donghyuck berdiri di depan wastafel untuk mencuci muka, ia bisa melihat leher dan dadanya dipenuhi oleh bercak merah keunguan, bekas gigitan dan hisapan seorang pria asing yang tidak ia ingat wajah dan namanya. Bahkan ada jejak sperma yang tertinggal di alis serta bulu matanyaーewh. Juga ada beberapa memar juga yang terasa perih ketika Donghyuck pegang dan terkena air.

Tetapi lelaki itu tidak peduli dengan hal itu sama sekali. Donghyuck merasa puas dan senang. Ini adalah salah satu caranya untuk menghabiskan akhir pekan dan menghilangkan stres. Lagipula ia sudah dewasa dan legal.

Donghyuck mulai mandi dan membersihkan dirinya. Pria sialan itu adalah satu-satunya yang paling liar dari seluruh pengalaman Donghyuck dalam melakukan one night stand. Ia harus menahan rasa sakit dan perih disekujur tubuhnya terutama selangkangan dan lubang analnya. Donghyuck masih memaafkannya, karena pria itu setidaknya menggunakan kondom semalam. Donghyuck selalu mengatakan kepada setiap teman tidurnya bahwa ia selalu mengambil jalan aman, walaupun dalam keadaan mabuk parah sekalipun ia masih bisa dengan cekatan membuka bungkus kondom dan memasangkannya pada penis pria yang akan menidurinya. Donghyuck bahkan selalu menyimpan kondom di dalam dompetnya sebagai sebuah tindakan antisipasi.

Namun, hal selanjutnya yang membuat Donghyuck tidak bisa menahan rasa terkejutnya adalah ketika ia merasakan sesuatu mengalir dari lubang analnya saat ia hendak memakai pakaian.

"Sial," umpatnya ketika menyadari cairan kental berwarna putih mulai mengalir menuruni paha dalamnya dan menuju betisnya. Donghyuck sangat tahu cairan apa itu, dan seketika amarah mulai naik ke kerongkongannya.

Donghyuck mencari-cari disekitar lantai kamarnya, dan ia menemukan dua kondom bekas di bawah tempat tidur. Ia tidak terlalu mengingat dengan jelas, tetapi ia tahu bahwa pasangannya semalam tidak hanya dua kali melakukan pelepasan, dan hal itu dibuktikan dengan keberadaan bungkus kondom yang berceceran di sekitar tempat tidir, Donghyuck bisa melihat ada tiga bungkus alumunium foil pembungkus kondom yang telah terbuka. Wajah Donghyuck seketika pucat pasi. Ia kembali ke kamar mandi lalu mencoba membersihkan lubang analnya menggunakan tisu dan air. Tidak banyak cairan yang keluar, tetapi ia kini semakin merasakan sesuatu mengganjal di dalam lubang analnya.

Dan sebuah kondom benar-benar tersangkut di dalam lubang pantatnya.

Donghyuck mencoba meraihnya menggunakan jari-jarinya, tetapi hal itu cukup sulit dan semakin lama malah semakin terasa perih. Ia mencoba untuk melihat lebih jelas dengan menggunakan pantulan cermin kecil yang tersedia di kamar mandi, namun tetap nihil. Donghyuck tidak bisa melihatnya dan tidak bisa meraihnya.

Donghyuck ingin menangis saja rasanya.

Dengan tergesa ia memakai kembali seluruh pakaiannya, dan betapa beruntungnya lelaki itu, karena celananya robek parah hingga membuatnya tidak layak lagi untuk dipakai. Donghyuck terpaksa hanya menggunakan bajunyaーyang untungnya adalah ukuran oversize, hingga baju itu dapat menutupi pahanya. Terkutuklah pria sialan yang semalam menidurinya. Donghyuck hampir saja harus memamerkan bokongnya pada seluruh penghuni hotel pagi itu.

Ketika ia sedang merapikan dirinya tanpa sengaja Donghyuck menginjak kacamata bulat berwarna silver yang berada di lantai di dekat tempat tidurnya hingga membuat kaca dan lensanya retak dan patah. Donghyuck tidak ambil pusing, mungkin itu adalah milik teman prianya semalam, dan ia tidak peduli karena telah menghancurkan kacamata itu. Benda itu berada di lantai untuk sebuah alasan.

Donghyuck berjalan dengan perlahan dan tertatih karena rasa nyerinya, lalu keluar dari kamar hotelnya. Ia mencoba untuk menahan rasa perih itu dan berjalan mengendap-endap seolah takut tertangkap basah oleh seseorang.

Donghyuck memikirkan satu orang yang dapat menolongnya saat ini. Semoga temannya tidak sibuk dan bisa menolongnya dengan senang hati tanpa menghakiminya. Ia akan mengesampingkan rasa malunya untuk sesaat. Karena Donghyuck tidak bisa pergi ke rumah sakit, lelaki itu bergidik ngeri memikirkan seorang dokter asing akan melihat pantat telanjangnya dan mengambil kondom bekas itu.

Donghyuck dengan tergesa mencari-cari ponselnya yang ia taruh dalam tasnya dan dengan cepat menghubungi seseorang.

"Mark!" Jerit Donghyuck saat panggilan tersambung membuat beberapa orang yang berada di lift bersamanya terperanjat kaget, ia mengabaikan tatapan penasaran dan menghakimi mereka terhadap paha mulus kecoklatan miliknya. Ia bahkan tidak peduli dengan telinga Mark yang mungkin bisa tuli karena teriakannya barusan.

"Tolong aku," Donghyuck berbicara masih dengan suara kencang.

"Jangan berteriak ditelepon," ucap Mark diseberang sana. "Ini masih pagi, Hyuck. Kumohon jangan membuat masalah." Mark berbicara dengan suara sedikit serak. Tetapi Donghyuck tidak peduli, ia sedikit menyesal karena harapan Mark mungkin tidak terkabul. Ia jelas datang untuk mengacaukan pagi Mark yang indah dan membawakannya masalah.

"Kau harus membantuku." Kata Donghyuck, tidak memedulikan perkataan temannya itu.

"Hyung untukmu!" Jawab Mark dengan suara congkak.

Donghyuck hanya memutar bola matanya malas, tetapi tetap menurutinya. "Hyung bantu aku, kumohon."

Donghyuck bisa mendengar Mark berdehem pelan, dan ia terdengar gugup ketika berbicara dengan Donghyuck setelahnya. "K-katakanlah."

Donghyuck bersorak senang dalam hatinya. Mark memang selalu menjadi malaikat penolongnya.

Akan tetapi rasa panik dan gugup tiba-tiba menguasai Donghyuck. Menarik napasnya dalam satu tarikan panjang, ia berbisik dalam teleponnya pada Mark. "Hyungadakondomyangtersangkutdidalampantatku." Ia mengucapkannya dengan pelan dan cepat, membuat pria di seberang telepon tidak mengerti.

"Apa? Katakan dengan benar." Pinta Mark, dengan nada heran di ujung telepon.

"Adakondomdalampantatku." Ulang Donghyuck dengan nada yang sama. Ia melihat sekeliling, ada seorang ibu dan anaknya yang mungkin berumur sepuluh tahun, atau lebih muda. Lalu ada pria dewasa yang mungkin seumuran dengan kakak lelakinya. Donghyuck merasa malu jika harus mengatakannya dengan keras. Ia bahkan bisa merasakan pipinya mulai memanas.

"Hyuck, apakah kau masih di sana?" Tanya Mark, suaranya kini terdengan khawatir.

"Ada kondom di dalam lubang pantatku." Donghyuck mengatakannya sedikit berteriak dan tidak sabaran. Cukup terkejut dengan ulahnya sendiri.

Bagus, pikir Donghyuck, ia baru saja mengungkapkan jati dirinya. Mungkin beberapa orang di lift itu akan mengiranya sebagai pria gampangan.

"H-huh?" Mark menyahut, ia hampir tidak mempercayai pendengarannya, sementara Donghyuck harus menahan rasa malunya.

"Hyung," Donghyuck merengek dengan suara pelan dan putus asa. "Jemput aku sekarang!"

Heyy, it's meee again. Welcome to another nightmare create by me:))

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang