prolog

17 3 8
                                    

- H O W . A R E . Y O U -

°
°
°
°
-apakah hidup memang se-sepi itu?

°
°

Pagi ini cukup menarik, para tetangga beramai ramai keluar rumah untuk membicarakan ibu pemilik kedai sebrang komplek. Dengar-dengar anaknya kawin lari membawa sertifikat rumah lalu di jual oleh pacar anaknya yg katanya pegawai PNS. Nyatanya semua bohong, si anaknya pulang dengan membawa kabar hamil dan sertifikat digadai pacarnya bahkan mereka belum juga menikah. BaH

Dasar laki-laki kampret!

Isu yang beredar sebenarnya bukan lah hanya sekedar fakta namun di iringi tambahan bumbu oleh pendongeng. Seperti ibu di samping ku, dia bahkan mengatakan pernah melihat si anak pemilik kedai sering  staycation di hotel ananinu. Mungkin kalau diriku jadi anaknya si ibu bisa ku sambalin mulutnya. Biar semakin merona rona.

Tapi biarlah ras terkuat bumi ini menikmati dosa dunia. Aku hanya diam mendengarkan dengan manis. Tidak dosa bukan? Ah tidak apa hanya mendengarkan sedikit. 'sedikit banyak maksudnya'

Sedikit banyak yang bisa ku rangkum dari pembahasan ini, pertama kasus putri ibu kedai, kedua perselingkuhan pasangan suami pemilik rumah dengan sang pembantu, ketiga artis liga dangdut yg katanya di banting suami hingga masuk UGD. Boleh jujur, ini hanya sebagian, sisanya mereka membicarakan A sampai Z tanpa henti. Aku dengan pasrah mendengarkan, mereka sungguh semangat sekali.

Sesungguhnya ini bukanlah hal biasa, sangat jarang kami semua berkumpul jadi dengan terpaksa aku di tarik keluar oleh mama. Mataku cukup bosan, namun lihatlah kedepan seorang mahluk rupawan berpenampilan santai memakai celana pendek putih dan kaos putih bergambar guitar tengah mengobrol santai sembari mencuci motor. Lesung dikiri pipinya nampak terlihat sangat dalam di sertai gingsul dan mata yang sedikit menyipit membuat nya terlihat semakin bersinar.

(Cuci mata) (cuci mata) Tuhan memang baik!

Namanya Thalaan Pradipta, kami satu sekolah sejak SMP, dia memang perwujudan good boy sejati. Ah lihatlah, tubuhnya tinggi, pemain basket, mantan ketua OSIS, juara olimpiade matematika 2tahun berturut-turut, selalu juara umum selama 2 tahun. Sejatinya ini pembicaraan yang paling ku hindari bila didekat mama. Dia, sangat sempurna 

Dia murid yang baik. Berteman kepada siapapun, friendly, dan dia cukup Terkenal di sekolah, tentu sangat mudah menemukannya. Jika kau mencarinya cukup tanyakan pada murid di lorong kelas mereka akan mengatakan lokasinya dengan sangat detail.

Dia juga murid kesayangan guru dan seluruh ibu - ibu komplek. Serius! Dia memang seterkenal itu. Sejujurnya akupun menyukainya. Ah hei siapa yang tahan melihat pria tampan setiap hari tanpa tidak jatuh hati apalagi ini Thalaan 'Thalaan pradipta'.

"Awas iler Lo jatuh.."

Ha! Astaga bagaimana aku tidak sadar dia sudah di sampingku

"Ih mana ga ada, bohong ya Lo mana ada gue ileran". Elakku

Dia tertawa! Tuhan, lesungnya terlihat sangat manis.

"Nanti malam mau ikut gue ga?". Tanyanya

Aku terdiam, bingung. Kalau begini bagaimana caranya aku move-on!

"Mau kemana?" ucapku

"Ya, healing aja kumpul bareng sekalian ngerayain basket menang kemarin" jelasnya

"Boleh deh, tapi temenin gue beli maklor mang Jaja ya." Pintaku

"Oke."

Kesempatan ada pdkt tidak boleh terbuang sia sia. Tancap gass maseh

Saat ini aku berada di depan kaca melihat penampilanku, hanya kulot putih dan atasan coklat muda di tambah pita putih di rambutku. Kupikir ini tidaklah cukup mendampingi mas crush tapi mau jungkir balik 1000 tahun pun aku tidak akan tiba - tiba cantik jadi ya sudahlah.

"Aruna itu sudah di tunggu Athan di depan, cepetan kasian anak bunda nungguin ini." Teriak mama

Mama ini enak sekali memangil anak tetangga. Tau sih calon mantu tapi ya ga di tiriin juga anaknya ih!

"iya, iyaa." Akupun turun ke lantai bawah, dilihat dari ataspun masih tampan. Pikiranku menjerit

Hei, kau titisan Dewa Zeus ya, kau terlalu memikat.

Athan menoleh kearahku setelah mendengar suara sepatuku. "Mau jalan sekarang?". Tanyanya

"Oke"

"Tante saya pinjem Runa sebentar ya, nanti jam 10 saya antar kembali". Pamit Athan

"Bawa aja nak mau jam 11 pun boleh kalau kamu yang bawa". Sahut mama sembari menepuk bahu Athan, dia hanya tertawa menanggapi

Aku mengendus, ada saja namaku ini.

"Kalau gitu kami berangkat ya ma, tante". Ucap kami berbarengan.

Athan dan aku berjalan ke teras rumah setelah melihat 'si merah' motor kesayangan Athan terparkir di sana. Athan menaiki motornya lalu membantuku naik dengan hati - hati.

"Nih pake jaket gue, angin malem ga baik buat kesehatan". Ucapnya.

Athan memberikan jaketnya dari depan. Perlahan aku menerimanya dengan hati berdegup kencang. Menunduk menciumnya sebentar lalu memakainya. Ah percampuran wangi Pinus dan coffe.

"Pegangan". Ingatnya

Sepanjang jalan aku tersenyum, selama 6 tahun kami mengenal selama itulah  cintaku bersemi. Tidak sekalipun usaha move-on ku berhasil. Pemilik nama Thalaan ini sangat sulit untuk dijauhi, lebih tepatnya sulit menahan godaan pria tampan.










Jumat 23 Desember
01.03

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A G L O N E M A (2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang