Hari Senin telah tiba dan siap membuat semua orang bergumam, "Kenapa mesti hari Senin?". Kalimat yang selalu kudengar dari hampir setiap orang disekolah ku, SMA Brawijaya.
Aku sudah sampai di depan gerbang sekolahku sambil memandang ke seluruh arah sekolah. Dan aku cukup bisa memaklumi ini hari Senin dan hari yang kubenci karna akan dilaksanakan upacara.
Aku mulai berjalan menyusuri sekolah dan sekolah masih sangat sepi.
11 IPS 1, kelasku yang berada di lantai dua. Kelas yang isinya penuh dengan banyak ragam orang. Tapi dengan keberagaman tersebut, kita tetap selalu kompak.
Tiba-tiba ada suara langkah kaki dari arah tangga, aku bisa mendengarnya karna suara itu sangatlah jelas.
"Brukk" Suara itu sedikit mengagetkanku.
Aku sempat melirik dan ternyata aku mendapati seorang perempuan yang sedang duduk dan merintih kesakitan.
"Aww." rintihnya. Perempuan itu adalah sahabatku sejak Sekolah Dasar sampai sekarang, ia Nadhira.
"Ngapain lo ngampar disitu?" tanyaku sambil sedikit tertawa.
"Menurut lo? Gue jatoh tai. Tolongin kek, malah ngetawain lagi." gerutunya.
"Iye iye elah baper amat dhir." ujarku yang kemudian menghampirinya didepan pintu.
Aku menuntun Nadhira untuk duduk dibangku nya yang persis disampingku. Kemudian aku menyuruhnya untuk duduk santai disini selagi aku mengambilkan obat untuknya di UKS.
Saat aku sedang berjalan menuju UKS, tiba-tiba ada seseorang yang bicara kepadaku.
"Jalan nya hati-hati mba." suara laki-laki yang sedikit bass membuatku penasaran untuk menengok ke arahnya.
Saat aku menegakkan kepalaku ke atas, aku melihat sosok laki-laki yang mengenakan jaket berwarna biru dongker dengan senyumnya yang manis sampai terlihat lesung pipinya, laki-laki tersebut orang yang aku taksir sejak kelas 10, ia Wira.
"Eh i-ya iya.." ujarku terbata-bata.
"Mau kemana Al?" tanyanya. Aku akan memperkenalkan diriku, namaku Aliya Adriana orang-orang biasa memanggilku Aliya.
"Mau ke UKS ngambil obat buat Dhira." tuturku.
"Oh oke, gue duluan ya Al." kemudian Wira langsung berjalan menuju kelasnya yaitu kelas 11 IPS 1 , yap dia memang satu kelas denganku.
---
"Nih obatnya, buruan olesin tuh." kataku kepada Dhira.
"Makasih Al hehe.."
Kemudian ada seorang perempuan yang berada di depan pintu, dia juga sahabatku selama di SMA yaitu Vita. Cewek paling cantik dan populer satu angkatan. Walaupun dia cantik, tapi otak nya lebih gak beres dari kita-kita.
Setelah itu disusul lagi oleh salah satu sahabatku juga namanya Gestari, kita biasa manggil dia Gesta. Dia cewek paling centil dan paling heboh se-angkatan.
"Eh itu kaki lo kenapa Dhir?" tanya Vita heran.
"Tadi gue keserimpet rok terus jatoh didepan pintu." ujar Dhira.
"Get well fast Dhir! Semoga kaki lo sakitnya makin parah." cetus Vita sambil tertawa jahat.
"Sialan lo Vit. Awas lo ya." gerutu Dhira sebal.
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, dan bel itu bertanda bahwa kita harus berkumpul di lapangan sekarang untuk upacara.
"Ayok kebawah wey!" teriakku kepada ketiga sahabatku ini.
"Ah elah entar aja sih kebawahnya, males tau." ujar Vita sambil memanyun-manyunkan bibir nya itu.
"Bentar dulu napa Al, gue pake liptint dulu." kata Gesta yang centil nya sudah kelewatan batas. Mau upacara pake liptint dulu? Duh Gesta.
Karna sudah terlalu lama menunggu mereka, aku memutuskan untuk ke lapangan sendiri.
Aku mendapati barisan kedua dari depan. Saat aku ingin sekedar melihat-lihat sekitar, ada Wira yang ternyata sedang baris persis disampingku.
Akupun mulai tersipu malu bahwa akhirnya aku bisa sejajar dengan orang yang aku sukai.
"Ehm ehm ciee.." cerocos seseorang dari arah belakang. Yap orang itu Dhira.
"Ada yang nge-fly tuh sampe gak turun turun ahay." cetus Vita sambil memberikan satu kedipan mata kepadaku.
"Sshh..bacot elah." ujarku kepada mereka. Kalau mereka bertingkah seperti itu, bisa-bisa Wira mengetahui nya kalau aku tertarik padanya.
---
Matahari perlahan mulai naik dan panas makin menyengat. Keringat mulai bercucuran dan hampir membanjiri tubuhku.
Aku sudah tidak tahan lagi dengan panasnya matahari saat upacara. Benar-benar rasanya ingin berlari ke kelas untuk menyejukkan diri.
Tiba-tiba ada yang menyodorkan sapu tangan ke arahku.
"Pake sapu tangan gue aja Al. Tutupin muka lo biar agak mendingan panasnya." ujar Wira sambil menyodorkan sapu tangannya.
"Makasih Wir.." tuturku malu-malu.
Sekarang aku benar-benar sedang nge-fly gak karuan. Ini adalah hari senin yang paling menyenangkan dalam hidupku. Ternyata hari Senin gak seburuk apa yang aku kira.
➖➖➖
Ini dia cerita pendek terbaruku! Semoga bisa berjalan dengan mulus dan bisa cepat selesainya.
Mohon maaf untuk Nightingale nya di hapus. Ini adalah cerita penggantinya.
Untuk seminggu kedepan aku gak bisa publish dulu, karna ada kegiatan homestay.Don't forget to comment and vote guys!
-Maddie