PROLOGUE : Welcome to My Menagerie, Gav.

5.2K 363 20
                                    

RUANGAN gemerlap dengan lampu gantung megah ditengah itu mendadak sunyi dan senyap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUANGAN gemerlap dengan lampu gantung megah ditengah itu mendadak sunyi dan senyap. Para manusia yang sedang duduk-duduk pada meja dan kuris yang sudah disediakan itu mendadak memposisikan dan mengatur posisi sedemikian rupa untuk mendapatkan sudut paling pas demi melihat pasangan yang satu bulan terakhir membuat huru-hara pada setiap media flatform.

Dalam sedetik, fokus Katarina terbagi. Matanya menatapi satu persatu jajaran orang penting yang juga sedang menghadiri acara penting; pernikahannya. Dibalik gaun putihnya— yang Demi Dewa, siapapun yang melihatnya akan menilai bahwa dirinya adalah bidadari yang baru saja turun kayangan, ada ingatan-ingatan menyakitkan mengenai banyak hal. Mengenai apa-apa saja yang terjadi sebelum hari ini datang.

Bahkan sebelum dia mengenggam tangan Ayahnya untuk berjalan kearah calon suaminya didepan sana. Katarina sudah lebih dulu mengutuk pernikahan ini.

"Princess,"

Mata Katarina sudah hampir buram, dia tahu bahwa ada air yang sebentar lagi berkumpul dan dengan cepat akan terjun. Maka dari itu dia segera memejam, menghapus air mata sebelum air itu jatuh dan membuat dirinya terlihat kalah telak. Dengan senyum simpul, yang Katarina jamin adalah senyum paling munafik yang pernah dia beri, dia menyambut tangan Damian yang sudah menggantung sejak tadi.

Katarina berusaha keras membuat kepalanya tetap tegak saat matanya semakin jelas menatap wajah pria didepan sana. Dia bukan tipe orang yang mudah membenci orang lain, tapi ketika melihat wajah calon suaminya ini entah kenapa Katarina seolah-olah membawa dendam dan kebencian dari berbagai sudut. Padahal laki-laki ini baik.

"Saya titip Katarina, tolong jaga dia. Disaat kamu tidur ataupun terjaga. Tolong temani dan rawat dia sepenuhnya. Tolong cintai dia sampai mati, Jagravi."

Katarina praktis menoleh saat mendengar bisikan dari Ayahnya untuk calon suaminya. Dia melihat bagaimana Ayahnya tersenyum sangat tulus, indah, dan berseri. Dan itu adalah pertama kali Katarina melihat Ayah tersenyum dengan tulus setelah Bunda meninggal. Senyum yang sudah lama sekali tidak Katarina jumpai.

"Ayah.." Katarina berbisik lirih, namun tentu dapat didengar oleh Ayahnya. Buktinya laki-laki itu tersenyum, menggenggam tangan Katarina dengan hangat sebelum menyerahkan tangan putih itu pada laki-laki dihadapannya.

Katarina tersentak saat dia merasakan ukuran tangan yang berbeda melingkupi tangannya. Menariknya dengan lembut dan penuh kehati-hatian menuju altar. Dia menatap wajah laki-laki itu dibalik kain veil- nya, kemudian diam-diam merutuk dalam hati. Seharusnya bukan kamu yang disini.

Selanjutnya, mereka berhadap-hadapan. Siap untuk melakukan janji pernikahan. Namun Katarina sama sekali tidak fokus atau bahkan tersentuh, fokusnya malah melanglang buana. Pernikahan bernuansa glam rustic dengan sedikit classic romance ini adalah dekorasi impiannya, pun dengan gaun putih yang tidak terlalu mewah ini. Semua hal yang ada dihadapannya ini adalah impian Katarina setiap ditanya seperti apa pernikahan impianmu?

Semuanya terlihat sempurna, kecuali satu hal. Pasangannya.

"..dan Inilah Janji Setiaku yang Tulus."

Katarina tidak tahu kapan janji itu selesai dia ucapkan. Yang jelas dia hanya melihat senyum laki-laki dihadapannya ini semakin mengembang, ditambah saat laki-laki itu berjalan kearahnya dengan senyuman yang menyiratkan bahagia. Katarina jadi curiga, apa disini hanya dirinya yang merasa ingin menangis meraung meratapi nasibnya?

Saat tangan laki-laki itu— maksudnya, suaminya, bergerak untuk membuka veil yang menutupi wajahnya, Katarina memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya membuka untuk membalas tatapan penuh kuasa itu. Katarina tersenyum formal, seolah menyambut apa yang suaminya lakukan.

"Hari ini, dihadapan Tuhan dan semesta. Saya sudah mengikatmu menjadi milik saya, Katarina. Dalam keadaan hidup ataupun mati, mari saling mencintai dan mengasihi, mari hidup bersama, selama mungkin."

Laki-laki itu namanya Jagravi, Badhrika Jagravi Castiel, suaminya. Laki-laki yang mengikatnya secara paksa dihadapan Tuhan dan semesta hari ini. Laki-laki yang mengemis cintanya dengan cara paling menjijikan yang pernah ada.

Maka dari itu, saat Jagravi bergerak mencium bibirnya. Katarina hanya diam tanpa penolakan, dia tidak membalas ataupun menolak ciuman itu. Hanya saja, setelah Jagravi berniat menjauhkan wajahnya, Katarina menahan tengkuk itu. Kemudian berbisik dengan suara paling lirih yang pernah ada.

"Hari ini, dihadapan Tuhan dan semesta, aku juga sudah mengikatmu untuk mencintaiku, Jagravi. Dalam keadaan hidup ataupun mati, cintai dan kasihi aku. Lakukan hal itu sendirian, selama mungkin, sampai kamu mati."

Hello, this is Amyourjae. Cerita ini dibuat tanpa rancangan akan seperti apa kedepannya, hanya dibuat secara spontan dimasa-masa menuju liburan semester.

Mungkin banyak cerita serupa seperti ini, dengan pemeran dan alur yang berbeda. Karena itu, saya juga berhak untuk membuat versi yang saya inginkan. Sama seperti cerita-cerita saya sebelumnya, apabila menemukan kesamaan berupa alur dan jalan cerita, harap tegur saya baik-baik.

Semoga kalian berkenan membaca dan tidak hanya sampai pada bagian ini.

Proudly present;

The Menagerie
Lee Jeno ft Karina Yoo
© Amyourjae

The Menagerie | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang