Namaku MENTARI WIDIASARI ALBIANTI nama ini diberikan oleh kedua orang tua ku.
" TARI. Udah selesai belum mandinya? Gantian abang sekarang," teriak mamiku padaku yang masih dengan santai membalut handuk pink ditubuhku. " IYA MI. INI JUGA BARU SELESAI." sahutku tak kalah teriak dengan suara lantang terdengar sampai dapur mami.
" parah. Punya emak ama adek gini amat hidup gue lama-lama ni kuping bisa budeg," gumam abangku yang bernama ROHID DIRGAYA ALDIANTO PATRA.
" kenapa masih maen hape mulu sih." Ucap mamiku yang baru saja tiba dibelakang abangku. " cepet sana mandi. Bentar lagi kamu kan masuk kuliah," lanjutnya.
" iya mi!" Jawab Rohid pada RINA ALVIANTI yang merupakan ibu dari dua anak itu.
" MI! Dasi mentari udah dicuci belom? Yang warna biru ditaroh mana mi?" Teriakku pada mamiku yang sibuk dengan urusan nya didapur. " MAMI TARO DILEMARI BAWAH COBA KAMU CARI LAGI," teriak Rina.
" Ketemu mi!!" Ucapku.
" Yaudah pake aja gausah ngoceh! Mami sibuk nih bikin kue mulu buat nyekolahin kalian berdua,"
" kan papi udah kerja mi trus ngapain mami sibuk jualan? Lagipula kita gak kekurangan uang buat makan." Ucap Rohid yng baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan kemeja putih dan celana panjang hitam.
" kamu anak bayi kencur tau apa?" Ujar Rina tak kalah ngoceh. " mending kalian berdua fokus kuliah sekolah dulu biar jadi orang sukses nantinya."
IYA MI. jawab mereka barengan.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.45wib sudah saatnya Mentari gadis itu berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
" Mi bang, Mentari berangkat sekolah dulu,"
" hati-hati sayang kalo menyebrang jalan. Kenapa gak bareng abang aja,"
" abang kan berangkat siang lagian beda sama Mentari."
" yaudah kalo gitu kamu ati-ati dijalan,"
" iya mah," ucap ku sambil menyalimi bang Rohid dan mami.
" nyakin gak mau dianter nih?" Aku pun menggeleng tidak mau. "Gausah bang," Ucapku.
" assalamualaikum." Setelah itu aku pun pergi berangkat ke sekolah sendiri tampa diantar hanya mengendarai sepedah berwarna pink itu menuju sekolah.
" semoga aja belum ada jam tujuh,"
" ya tuhan kalo ampe telat piket kelas mampus gue kena hukum lagi," gumam ku disepanjang perjalanan menuju sekolah SMA CENDRAWASIH.
Setelah sesampai nya didepan sekolah SMA CENDRAWASIH aku pun segera menyeberangi jalan raya itu yang sangat ramai dengan kendaraan bermacam-macam.
" bismillah semoga selamat," setelah melihat kanan dan kiri aku pun segera menuntun sepedaku dan menyeberangi jalan raya itu namun saat aku menyeberangi jalan itu dari jauh sebuah kendaraan datang melintas dengan kecepatan tinggi dan tampak aku sadari aku telah menjadi sasaran utama mobil avanza itu.
Bruk
Bruk
Bruk
" aduh gimana ini mas cakra mobil kita nabrak orang lagi!" Ucap sopir itu dengan cemas menoleh ke belakang yang mendapati majikannya yang diam seperti patung tampa khawatir sedikit pun. " ah keluar aja lah nolongin mbaknya lagian ngomong sama mas cakra juga gak bakal dijawab." Gumam sopir itu.
" euhgg. Apes banget gue," gumam gadis cantik itu yang tak lain adalah Mentari sebelum jatuh dari pingsan nya.
" ya allah, dek bangun dek."
" bapak yang nabrak orang ini?" Tanya salah satu warga itu yang berbondong-bondong datang dengan sekumpulan lainya. " kalo bener langsung bawa aja kerumah sakit dari pada nanti dipenjara sama keluarganya,"
Pak suhartono yang merupakan sopir baru dari pemilik mobil avanza hitam itu hanya bergidik ngeri apa jadinya jika dia dipenjara? Lalu bagaimana dengan keluarga nya dia?
" pak bantu saya bawa anak ini masuk kedalam mobil,"
" nah gitu dong pak dari tadi kek," ujar warga itu.
Mereka pun menggendong gadis itu masuk kemobil dibagian belakang yang masih diduduki cowok bernama Cakra. " mas Cakra kita harus tanggung jawab karna udah nabrak dia," ucap sopir baru itu.
Cakra tak membalas ucapannya dia melihat kebawah gadis yang dipangkuan nya itu emang benar-benar cantik kulitnya yang seputih susu dengan rambut sebahu ditambah kuciran dua dengan pita pink yang masih melekat dirambutnya. Padahal udah SMA tapi penampilan gadis itu bisa ditebak bahwa dia anak yang manja dan gak bisa hidup tanpa ibunya.
Dan pada akhirnya sampai lah dirumah sakit ternama itu. pak suhartono segera keluar dari mobil dan memanggil beberapa suster dan perawat untuk membantu nya membawa gadis itu masuk kedalam rumah sakit.
" aduh mas Cakra apa kita tebus aja obatnya setelah itu langsung kabur dari sini. Saya takutnya udah tanggung jawab tapi malah dimasukin ke penjara." Ucap sopir itu tak ada hentinya mengawatirkan dirinya sendiri dengan berjalan didepan ruangan membolak balik seperti orang stres.
Sedangkan Cakra hanya tetap diam didepan ruangan itu sesekali matanya melihat jendela yang dalam nya ada perempuan yang tadi pagi ditabrak.
" mas Cakra gimana kalo kita hubungin orang tuanya? Tadi saya nemu hape ditasnya," tampa babibu Cakra merebut ponsel gadis itu yang berada ditangan pak suhartono.
" kenapa tar kok tumben telefon papa jam segini?"
" Maaf! Saya Cakra. Anak om ada dirumah SAKIT JAYAPURA bapak bisa langsung datang kesini sekarang?"
" baik. saya akan tiba kesana dalam 2menit,"
Setelah mematikan panggilan itu Cakra pun kembali diam tak lupa dia memberikan kembali ponsel gadis itu ketangan pak suhartono.
" semoga aja anak itu gak kenapa- napa ya allah," gumam pak sopir yang sudah diambang gemetaran ditangannya.
CAPEK BANGET NGETIK PANJANG GINI PANTESAN AJA AUTHOR LAIN PADA PROTES KALO CERITANYA DIJILAT......YA IYALAH BIKIN CERITA KAN GAK SEMUDAH ITU GUYS. JADI HARUS DIHARGAI.😳🐥🐥
Makasih udah mau mampir.....semoga kita bisa jadi penulis yang sukses ya diakhir nanti. Aminn.😊
YOU ARE READING
BANGUN NIKAH MUDA
Teen Fiction" Maaf pak! saya akan bertanggung jawab atas segala kesalahan yang telah terjadi." " dengan apa kamu akan bertanggung jawab?" " saya akan menikahi anak bapak dan semua biaya keperluan anak bapak saya yang bakal tanggung." " kalo begitu masalah ini...