prologue

463 47 1
                                    


fiver fox

prologue

_____




seorang pemuda terhempas mundur dengan kedua kaki yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh, menciptakan jejak memanjang di atas salju yang mulai menumpuk tebal.



dadanya naik turun mengatur nafas yang tak teratur, sebelah tangannya memegangi lengan yang sudah terluka oleh belati lawan.



sialnya, kekuatan penyembuhan diri yang ia miliki menurun derastis, sehingga lukanya tidak bisa langsung tertutup.



"bagaimana? kau masih belum mau menyerah juga?"



ia menatap sengit pihak lawan, menahan segala bentuk emosi atas semua yang terjadi.



"sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanyanya dengan suara sedikit bergetar. "kenapa kau melakukan semua ini pada keluargaku?!"



pihak lawan terkekeh, "sebagai anak seorang legenda, kau sungguh naif. kau lihat aku sekarang? memiliki kekuatan memang sangat luar biasa, bukan." sebelah alisnya terangkat menatap lurus makhluk di hadapanya dengan senyuman licik. "tidak kusangka hanya dengan menyerap sedikit energi dari ayahmu yang tua bangka itu saja dapat membuatku menjadi sekuat ini. dan untuk menyempurnakan kekuatanku aku membutuhkan energi kelereng rubahmu itu."



mendengar perkataan itu membuat emosinya tersulut tak terkendali hingga membuat sembilan ekornya menguar dari balik tubuh menebarkan aura kemarahan yang kentara.




sedikit katanya? dia bahkan dengan tega menganiaya orang tuanya yang dulu dengan baik hati mau menampung manusia asing di rumah mereka.



tangannya mengepal kuat "dasar manusia serakah!" teriaknya diikuti hembusan angin kencang yang membawa butiran salju kian lebat.



bersamaan dengan itu, ia menerjang ke depan tanpa menghiraukan energi dalam tubuhnya yang hampir terkuras habis.



ia terus menyerang tanpa henti dengan tangan kosong. memukul menghantam dengan kekuatan magisnya berusaha mengenai lawan tepat sasaran meski ia sendiri juga terluka dimana-mana.



tapi bagaimana pun, pertarungan ini tidak seimbang dengan kondisi yang seperti ini.



sampai kemudian saat ia lengah karena lukanya, pihak lawan menendang di bagian perutnya hingga terlempar dan berakhir menghantam batang pohon besar disana.



ia meringkuk saat terbatuk dan darah segar mengalir dari sudut bibirnya. tubuhnya sudah terluka sejak awal, dan sekarang energinya benar-benar sudah mencapai batas.



"bukankah sudah kuberi tau padamu sejak awal? berikan kelereng rubah itu dan akan kubiarkan kau bebas."



orang itu diselimuti aura kelam yang mengintimidasi. ia dapat merasakan ada dendam di sana. tapi satu hal yang ia tau, itu jelas bukan tertuju untuknya.



lalu kenapa?



orang di hadapannya jauh berbeda dari yang ia kenal selama ini. hangat, ramah dan murah senyum yang selalu membuatnya jautuh hati.



tapi lihatlah sekarang. entah sejak kapan dia mulai menggunakan sihir gelap hingga semuanya meledak seperti ini.



"tidak akan." desisinya tegas, mengundang tatapan tidak suka dari pihak lain.


fever fox | hoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang