Bab 01

11 1 0
                                    

"Ck...kenapa mesti Rana sih Pa yang di jodohin? kenapa nggak Mbak Hasna atau Mas Nugi aja? mereka kan anak-anak papa juga, lebih gede lagi dari Rana" protes Kirana saat papanya menyampaikan perjodohannya dengan salah satu anak sahabat papanya, di sela aktifitas makan malam mereka.

"Karna yang diinginkan Tante Ranti itu kamu Rana" jawab papanya.

"Pa...Rana masih kecil ini lho, belum juga lulus SMA, masih mau kuliah udah main di jodohin aja" sungut Rana

"Kamu itu cuma mau tunangan dulu Rana, bukan mau nikah sekarang" sahut Indah sang mama.

"Tapi Ma..." protes Rana

"Pa.. Ma...siapa kira-kira yang mau di jodohin sama si Rana?" potong Hasna

"Mereka sih maunya si Fatih yang paling besar...tapi mereka sih pasrah aja siapa yang di mau in Rana" jawab papa mereka

"Rana nggak mau semua nya Papa...Rana masih pingin bebas, menikmati masa remaja Rana, please deh..."

"Terima aja sih Ran...toh mereka ganteng-ganteng juga kan" jawab Hasna

"Mbak Hasna aja gimana?"

"Lha mereka yang di mau loe, kok jadi gue di bawa-bawa, lagian kan gue udah punya Arsad" jawab Hasna.

"Mas Nugi aja, biar Mas Nugi nikah sama Kinara"

"Oh tidak bisa...gue udah punya calon sendiri" elak si sulung

"Di kira aku ndak punya calon sendiri apa ya?" gerutu Rana.

"Kamu ndak punya pilihan Rana, kamu yang diinginkan Tante Ranti dan Om Hamid menjadi menantu mereka, mereka ingin kamu dan Nara menikah bareng" putus Hamdan

"Au' ah...egois semua" Rana pergi meninggalkan meja makan.

"Rana....selesaikan makan malam kamu dulu" teriak Indah, tapi Rana tak ambil pusing, dia naik ke kamarnya lalu membanting pintu kamar keras-keras.

"Sudah Ma...biarin aja" Hamdan menenangkan istrinya.

"Heran aku Pa...apa sih susahnya? Kinara dan Kirana kan besar sama-sama, kaya' anak kembar malah, keluarga mereka dari Rana kecil juga udah sayang banget, Rana nolak perjodohan ini tu sangat di luar ekspektasi Mama lho" kata Indah

"Mungkin Rana cuma shock aja Ma, coba kasih waktu Rana dulu, siapa tau Rana udah tenang pikirannya jadi berubah" kata Hasna.

"Tapi Pa...kalau Rana di jodohin sama Mas Fatih, apa ndak kejauhan umurnya Pa.., aku sama Mas Fatih aja beda 9tahun Pa, aku sama Rana beda 5tahun, 14 tahun bedanya lho Pa" kata Nugi

"Iya bener Pa...masa' sih kita punya adik ipar yang umurnya jauh banget di atas kita Pa, kan gimana gitu...trus lagi, Mas Fatih itu kan agak-agak kaku orangnya, bisa cepet stroke nanti dia ngadepin Rana yang juga kaku dan agak-agak childist itu" imbuh Hasna.

"Ya udah...itu di pikirkan nanti aja, ayo lanjutin makan nya" jawab Hamdan.

###

"Hoe...dari tadi manyun aja loe gue perhatiin, kenapa Neng?" tanya Milla.

"Lagi BT gue sama nyokap bokap"

"Kenapa emang?" tanya Dewi kepo

"Tau kan kaliam sahabat papa, Om Hamid, itu papa nya si Kinara"

"Tau.." jawab ke empat sahabat Rana barengan

"Masa' katanya gue di jodohin sama kakaknya si Nara sih? kan nggak banget..."

"Kakak ny Nara kan ganteng-ganteng Ran...kenapa loe g mau sih??" kata Arin

"Iya sih...tapi kan aku tu udah anggep mereka kakak-kakak sendiri, lagian umur kita masih berapa sih?? gue masih pingin bebas main sama kalian, hang out sana sini, punya pacar sendiri, apa enaknya di jodohin...kaya' gue cewek nggak laku aja sih"

"Yaa...mungkin maksud orang tua loe nggak gitu juga kali Ran..."

"Lagian setau gue, mereka itu kan sayang banget sama loe ya Ran, ibaratnya mereka itu kaya keluarga ke 2 loe kan" kata Lala

"Itu dia, dari kecil gue udah terbiasa ama mereka, kemana-mana berdua sama si Nara, bahkan Tante Ranti itu terobsesi banget gue sama si Nara nikah dalam satu pelaminan tau, gue tu kaya' nggak bisa nyari kehidupan lain selain sama mereka"

"Ya udah sih sabarin dulu, toh mereka nggak mau nikahin loe sekarang kan" komen Arin

"Ya nggak juga sih, mereka maunya tunangan dulu"

"Ya sudah santai aja, ingat...sebelum janur kuning melengkung, loe masih bebas, segala kemungkinan masih bisa terjadi kok" kata Dewi

"Udah jangan manyun terus, kita ke kantin aja yuk...pingin es bubble nya Mbak Narti ini" ajak Lala

"Kuy lah" kata Rana lemes

"Kuy..." sambut yang laim semangat.

***

"Bun...emang beneran salah satu dari kami mau di jodohin sama Rana?" tanya Fathan anak ke 2 Ranti.

"Iya, mau bunda sih Fatih, kenapa?? kalian keberatan?" tanya Ranti

"Bukan keberatan gitu Bun, aku sayang kok sama Rana..., tapi sebagai adik aja Bunda" kata Fatih.

"Witing trisno jalaran soko kulino Fatih, kamu kan udah sayang...nggak bakal sulit numbuhin cinta sama Rana" Ranti masih terus berusaha meluluhkan hati anak sulungnya itu demi menjadikan Kirana menantunya.

"Adin aja deh Bun ya..." kata Fatih

"Kok Adin sih... kan kamu yang lebih tua"

"Bun...jarak umur kami itu terlalu jauh, lagian Rana juga masih SMA, ndak mungkin nikah dalam waktu dekat, sedang aku sudah umur segini Bun...kelamaan kalau nunggu Rana, Adin juga lebih deket dan kelihatan lebih sayang sama Rana, umur mereka juga nggak jauh-jauh amat, Adin lebih cocok sama Rana ketimbang aku atau Fathan"

"Gimana menurut mu Fathan?" tanya Ranti

"Mas Fatih benar Bunda...Adin lebih cocok sama Rana, sepertinya Adin juga punya perasaan lebih kok sama Rana, coba sekali masuk kamar Adin sekali-kali, banyak foto Rana dan Adin yang di pajang di sana Bun" jawab Fathan

"Masa' sih??"

"Coba aja Bunda lihat sendiri kalau nggak percaya sama kita" kata Fathan memancing rasa penasaran ibundanya.

"Iya Bun...mumpung anaknya juga belum pulang kuliah" imbuh Fatih mengompori, Ranti buru-buru ke kamar Adin di ujung ruangan di ikuti ke dua putranya, untung juga pintu kamar tak terkunci. Dan benar saja, banyak foto Adin dan Rana terpajang di sana, ada juga foto Rana dan Nara bersama.

"Oke lah kalau begitu, nanti malam kita omongin bersama, buat Bunda siapa aja yang berjodoh nggak penting, yang penting Rana jadi mantu Bunda, titik." Ranti meninggalkan kamar Adin.., sedang Fathan beradu tos dengan Fatih kakaknya. Alamat bukan mereka yang akan di jodohkan dengan gadis yang sudah seperti adik mereka sendiri itu.

$%$%$%$%

NB : Hai...selamat datang di karya kedua saya, mohon koreksi dan komennya ya.

Tenang saja, semua akan di usahakan update setiap hari, tergantung kesibukan, hehe. Semoga menghibur, terima kasih🙏🙏

Setengah hati, Separuh JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang