BAB 10

15.6K 799 7
                                    

Dipagi hari menjelang siang tepatnya pukul 10 desy dan shani sudah berada di pelabuhan.

"Kacamata lu di lepas aja napa" ucap desy kesal karena shani menggunakan kacamata hitamnya

"Suka-suka gue dong" ujar shani melepaskan kacamata nya dan menyimpan nya.

"Lu lihat sekeliling aja dulu des" lanjut Shani

"Cek cek, izin melaporkan bos" ujar seseorang menggunakan walkie talkie.

"Cek, katakanlah" ujar Shani yang memegang walkie talkie miliknya

"Tikus kecil sudah ditemukan, saya ulangi tikus kecil sudah ditemukan boss" balasnya

"Laporan diterima, bunuh saja langsung" ucap shani final tanpa menimbang nimbang.

"Kenapa langsung dibunuh? Gak ditanyain dulu?" tanya desy

"Itu cuman suruhan si Saktia, gak guna juga" balas shani

"Dugaan si boss nga pernah salah ya" shani hanya acuh dengan perkataan desy.

"Kapalnya lama banget anjing" gerutu Shani kesal membuat desy ingin melemparkan shani ke lautan sana.

________

Disiang hari gracia sudah sampai di rumah nya ditemani oleh chika selaku kepercayaan nya Shani, niat hati ingin mengunjungi bunda nya tapi Gracia melihat seseorang yang membuat mood nya turun.

"Anak papi udah pulang nih" ujar seseorang membuat gracia hanya menatap seseorang itu sekilas dan menghampiri bundanya.

"Bunda gree kangen" ujarnya memeluk sang bunda

"Bunda juga kok, lagian kamu ada ada aja tinggal bareng orang" balas bundanya

"Emang Gracia udah tinggal bareng siapa?" Tanya Saktia seseorang yang sangat Gracia tidak sukai namun apa ada nya gracia harus menerima saktia sebagai ayah tirinya, walaupun waktu itu dia sempat menentang pernikahan siri bunda nya dengan si Saktia ini.

"Pacar" balasnya ketus

"Gracia..." Tegur sang bunda

"Kan beneran pacar jawabannya bunda"

"Kamu sudah pacaran sama dia?"

"Iyaa dong, gracia kan cantik, baik dan rajin menabung jadi dia tergila gila ke Gracia apalagi aku ini imut loh bunda" jawab gracia tengil membuat sang bunda tertawa melihat kepedean anaknya ini.

"Nama nya pacar kamu siapa Gracia?" Tanya Saktia

"Shani" balas gracia cuek.

"Shani? Seperti tidak asing. Apa Shani Natio? Tidak mungkin berpacaran dengan Gracia yang merupakan anak polos gini" ujar batin Saktia.

"Mau makan dulu gak? Biar bunda masakin"

"Gak usah deh bunda, langsung balik aja" ucap gracia, bukan karena apa tapi Gracia sangat malas dengan Saktia yang dari tadi menatapnya intens. Gracia bener bener malas apa bila papi tiri nya ini berkunjung kerumahnya, sok baik, sok cakep, sok kaya kalau kata Gracia.

"Aku pamit ya bunda" ucap Gracia dan menyalami serta mengecup pipi kanan bundanya.

"Papi nya juga salam dong sayang" dengan malas Gracia juga menyalami Saktia.

_________

Dengan lemasnya Gracia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, menunggu Shani pulang membuatnya bosan, tidak ada yang bisa diajak bicara kecuali chika, namun chika saja lagi sibuk katanya ada kerjaan yang diperintahkan shani.

"Woii" panggil seseorang membuat Gracia menoleh kepadanya.

"Lu siapa?" tanyanya

"Gue?" tanya gracia menunjuk dirinya

"Iyaa elu lah, ya kali hantu disebelah lu" ucapnya dan Gracia langsung menoleh kesamping nya membuat dirinya merinding.

"Lu siapa?" tanya balik Gracia dengan galak yang di buat buat.

"Gue nanya elu, malah nanya balik gak sopan banget, mana sok galak lagi" balasnya lagi

"Lu yang gak sopan tau gak, main masuk rumah orang aja" balas Gracia lagi dengan ketusnya

"Ini rumah lu emang?"

"Ya gak sih, tapi ini rumah pacar gue tau gak otomatis rumah gue juga katanya!"

"Bentar bentar..." ucap seseorang itu sambil berpikir sebentar

"Lu pacar ci Shani?" tanyanya membuat Gracia mengangguk

"Yang bener lah, es batu gak mungkin pacaran deh, udah kaku kek gitu cuek datar jelek lagi" ucapnya membuat gracia tertawa pelan

"Btw kenalin gue Aran kak adeknya ci Shani si es batu" ucap aran sambil mengulurkan tangannya

"Gue Gracia" sambil membalas uluran tangan aran.

"Gak nyangka ci Shani punya pacar cantik banget, mana nga pernah cerita lagi"

"Kakak sering ditinggalkan sama ci Shani? Dia itu orangnya terlalu mengutamakan uang sih, susah dia nya tau nya cuman kerja kerja dan kerja" lanjut aran

"Tapi kak Gracia tenang aja, ci Shani orang nya setia kok, lagian mana ada yang mau sama ci Shani yang seram gitu" lanjut aran lagi membuat Gracia lagi lagi tertawa dengan omongan adek iparnya ini ekhm adek ipar.

______

DOR...

"Anjing" umpat Shani sambil memegangi lengannya yang berdarah sambil menatap sekelilingnya

"Shani" pekik Desy

"Lu semua cari yang nembak berengsek, cepetan" ucap desy berteriak, desy berlari mendekati shani. Kenapa bodyguard shani bisa lengah menjaga shani? Karena bodyguard yang mengikuti shani hanya 2 orang yang lainnya sibuk di kapal menghitung barang serta menjaga sekeliling kapal saja, sedangkan Shani tadi ingin menuju ke mobilnya karena cuaca makin panas membuatnya bosan juga.

"Gak mau kerumah sakit dulu shan?" tanya desy, desy tidak khawatir ini merupakan hal biasa baginya apalagi bagi shani ini hanyalah luka kecil

"Gak usah" balas shani mengeluarkan sapu tangannya dan desy langsung saya mengikat sapu tangan itu ke lengan Shani yang kena tembak tersebut.

"Kita cari pelaku nya aja, arah jarum jam 9 des" ucap shani membuat desy memerintahkan semua bodyguard shani pergi kesana.

"Ternyata dia sudah beraksi" ucap shani tertawa pelan

"Siapa?" tanya desy

"Bukan siapa-siapa, itu masih anak buahnya yang bermain, pemain utamanya belum keluar selagi anaknya masih baik baik saja" balas shani.

"Lu urus sisa nya ya des, bentar lagi ada meeting" ucap Shani

"Iyaa, gue lupa kalau ada meeting, lu hati-hati ya" ucap desy membuat shani mengangguk.

______

"Sangat menyusahkan" ucap shani dikamar mandi pribadi kantornya sembari menjahit luka yang ada di lengannya. mengganti kemejanya serta sedikit kesusahan merapikan dasinya.

"Beres" gumamnya.

"Tidak menyangka secepat itu dirinya beraksi, baiklah shani bermain pelan dan bersih akan lebih menyenangkan, dia itu hanya tikus kecil dan sok pemberani" ucap Shani sembari menatap dirinya di cermin. Ponsel milik shani berdering dan tertera nama Desy

"Kenapa?"

"Udah gue tanyain, ternyata dia penembak bayaran shan"

"Ya udah, lu urus aja deh" ucap shani mematikan sambungan telpon. Shani yakin penembak bayaran itu suruhan dari seseorang yang shani cari cari, shani sangat menantikan hari dimana seseorang itu menampakkan dirinya.

"I can't wait" gumam Shani tersenyum tipis.
































Unter vielen schlimmen Dingen ist das schlimmste eine scharfe Zunge. - Friedrich von Schiller






















Tbc.

Thanks buat yang mau baca!

MAFIA - GRESHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang