Hai-hai, akhirnya aku bertelor lagi. Semoga masih ada yang mau membaca novel ini ya. Kepada Yang merasa memiliki nama Dian Gantari, terimakasih karena membiarkan diriku memakai namamu ya wkwkwkwkwk
Happy reading....
***
" Anneyong Haseo, (1)" seru Dee kepada para penumpang bis yang sedang ia lihat di laptop. Sebuah adegan dimana seorang gadis tengah menaiki bis bersama rombongan teman kerjanya. Gadis itu dengan ceria menyapa teman-temannya dan ditirukan oleh Dee, sebab ia tahu apa yang akan dikatakan gadis dalam drama itu.
"Jinjja!" (2) ucap Dee lagi-lagi mengikuti kata-kata dalam drama yang sedang ia tonton. Dee selalu mengikuti kata-kata sederhana seakan ia sendiri yang sedang berperan di dalamnya.
"ARGH!" teriak Dee waktu ada adegan kissing antara pemain utama pria dan pemain utama wanitanya.
BUK! BUK!
Mama tadi tergopoh-gopoh waktu mendengar teriakan anak gadisnya, tapi waktu tahu ternyata Dee berteriak pada laptop yang sedang menayangkan drama, Mama malah marah dan memukul pantat Dee dengan bantal.
"Apaan sih, Ma," rajuk Dee sambil mengusap-usap pantatnya.
"Kamu ini tiap hari menonton laptop aja. Kapan kamu kerja?" tanya Mama membuat Dee mengerucutkan bibir dan menggembungkan pipi.
Dee bukannya malas bekerja, hanya saja ia kena PHK besar-besaran saat awal pandemi lalu. Hotel tempatnya bekerja dulu gulung tikar dan terpaksa mengurangi karyawannya, termasuk Dee.
"Aduh, Mama. Aku kerja kok," jawab Dee tak mau menerima ocehan Mamanya.
"Kerja apa? kerja nonton laptop saja, apa itu kerja?" seru sang Mama dengan suara sopran yang khas. Melengking tinggi bahkan suara sekelas Agnez Mo dan Lyodra saja kalah tinggi dari suara Mama.
Dee bukannya tak bekerja. Ia sudah cukup nyaman menjadi penjual barang online. Yess, Dee menjadi reseller barang apapun dan pendapatannya selama sebulan cukup untuk membeli skin care dan membeli gaya hidup setengah hedon. Setengah saja, sebab honor yang ia dapat dari menjual barang orang belum bisa membuatnya membeli barang brand terkenal kecuali kelas KW premium.
Yang penting gaya dulu yess, soal barang ori atau KW belakangan.
Dee capek karena Mamanya sering mengomel apalagi kalau sudah dibanding-bandingkan dengan kakak perempuannya yang sudah sukses menjadi dokter, bahkan mau menikah dengan teman satu almamaternya.
"Kamu lihat Tias, kakakmu. Dia sudah menjadi dokter sekarang dan pacaran dengan sesama dokter. Lah kamu, dulu disuruh ambil kedokteran nggak mau, malah milih perhotelan."
Dee memang takkn mau masuk kedokteran sebab sadar kalau nilai akademiknya jelek. jadi ia putar otak supaya bisa kuliah tapi bisa cepat kerja, jadi ia memilih kuliah perhotelan. Kalau kerja di hotel berbintang kan memberinya kesempatan bertemu dengan orang asing termasuk orang Korea kan.
Benar saja, ia langsung diterima kerja beberapa hari setelah lulus. Tapi sayangnya, belum ada setahun dunia diserang pandemi yang menjungkir balikkan perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia.
"Aku sudah nyari kerja, Ma. Sudah ngirim-ngirim CV juga, cuma belum dapat aja ... Tenanglah, Mama. Nanti kalau Dee sudah mendapat kerja. Dee akan rajin biar bisa cepat naik pangkat jadi direktur," ujar Dee sambil tersenyum manis dan memamerkan kedipan beberapa kali.
***
"Anneyong Haseo, uriui ireumeun TNTipnida, (3)" seru lima orang laki-laki yang tergabung dalam boyband TNT. Boyband TNT pernah terkenal lima tahun lalu, tapi sayang masa kejayaannya boleh dibilang sangat singkat hingga akhirnya grup ini bubar sebelum pandemi terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA BOS KOREA
ChickLitDee penggemar drama Korea sampai-sampai ia bercita-cita ingin ke Korea bahkan kalau bisa memiliki suami orang Korea. Karena itulah ia bekerja di sebuah hotel berbintang 3 dimana pemiliknya serta sebagian pekerjanya adalah orang Korea. Ia bahagia se...