Hari telah berganti, matahari masihlah sangat malu malu untuk memunculkan dirinya. Masalah waktu tentu setiap manusia tidak bisa menentukannya. Jadi, tanpa sadar waktu terasa berlalu begitu cepat. Tadinya baru saja pulang dari aktivitas rutinitas tapi ternyata sudah mulai kembali aktivitas itu.
Naisya sudah mandi dan menyiapkan keperluannya sendiri. Seperti seragam putih abu abunya, kerudung, dasi, ikat pinggang, tas, mata pelajaran untuk hari ini, kaus kaki dan sepatunya. Biasanya setiap hendak berangkat sekolah, seragam miliknya dan baju kerja ayahnya disetrika.
Naisya melangkahkan kakinya keluar kamar dengan pasti kearah kamar ayahnya. Di tangannya juga sudah ada pakaian kerja dan kelengkapan ayahnya. Terlebih dahulu ia mengetuk pintu lalu berniat membuka tapi tangannya sangatlah susah menggapai pintu berbahan kayu tersebut.
Ceklek..
Pintu terbuka menampilkan ayah Fatih memakai baju koko dan sarung lengkap dengan pecinya. Beliau menatap anaknya kesusahan membawa perlengkapan kerjanya. Rasa haru dan tidak tega membiarkan setiap hari anaknya membantu yang seharusnya itu adalah tugas seorang istri tapi mungkin ini sudah takdir dan semoga anaknya nanti akan menjadi istri yang baik.
"oh, ayah sudah selesai sholatnya? Maaf kalau Isya mengganggu"sesal Naisya yang mengira sholat ayah Fatih terganggu akibat dirinya menimbulkan suara sebab susah membuka pintu.
"tidak, ayah sudah selesai sejak tadi. Sini pakaiannya, maaf ya selalu merepotkan kamu nak. Bisa kah hal ini biar ayah yang mengerjakan sendiri?"Ayah Fatih meraih pakaiannya yang sudah rapi dan segala perlengkapannya.
"tidak apa apa ayah, Isya mau membantu meringankan. Aku mau siap siap dulu"Naisya langsung bergegas ke dalam kamarnya untuk siap berangkat sekolah.
"ya Allah anak itu selalu saja"Ayah Fatih menghela nafasnya. Sudah diluar kepala jika Isyanya selalu menolak.
Sementara Naisya bersiap siap memakai seragam, ayah Fatih menyiapkan sarapan dan juga bekal makan siang untuk dibawa nanti. Tapi ketika hendak membuka lemari persediaan ternyata hanya tinggal ada telur, tempe, sawi, tepung dan aneka bumbu.
"buat sayur sawi, telur disambelin sama tempe goreng krispi kayaknya enak"gumam ayah Fatih yang mulai mengeksekusi bahan bahan makanan dengan telaten.
"sepertinya nanti harus belanja sekalian beli hadiah buat acara nanti malam"pikir Ayah Fatih masih fokus dengan acara masak masaknya.
Tak lama hidangan selesai dimasak, ayah Fatih menghidangkannya di meja makan. Berbarengan dengan itu Naisya juga sudah terlihat rapi dengan seragamnya dan tas yang ia bawa.
"sya, sarapan dulu yuk. Maaf ayah hanya bisa masak ini dan buat bekalmu nanti di sekolah"ucap Ayah Fatih masih mengurus bekal untuk anak gadisnya.
"ya ampun ayah, sudah aku bilang biar isya aja yang siapkan sendiri. Memang ayah gak akan telat pergi kerjanya?"Naisya bukan mengeluh tentang makanan yang dihidangkan oleh ayahnya.
"sayang, ayah gak akan telat hanya cuma menyiapkan makanan untuk kamu. Kan ayah berangkatnya nanti jam 8 dan sekarang masih jam 5 nak. Selain itu, ini ialah bentuk kasih sayang dari seorang ayah sama anak gadis satu satunya. Justru ayah rasa kamu yang bakalan telat jika menyiapkan semuanya sendiri"terang Ayah Fatih membuat Naisya merasa sangat dicintai dan hanya ayahnya lah yang bisa menerima segala kekurangannya. kemudian anak gadisnya ini memeluk dirinya dengan wajah tersenyum manis.
"Isya sayang sama ayah"Naisya menerima elusan di kepalanya dan mendapat balasan dari sang ayah.
"ayah juga sayang sama kamu. Pokoknya isya belajarlah yang rajin dan itu sudah lebih dari cukup bagi ayah"Ayah Fatih kemudian melepas pelukan hangat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Jodohku, Meraih Cintaku
Roman pour Adolescents[ PINDAH KE NOVELTOON ] Sinopsis : Cinta itu tidak tahu kemana ia berlabuh. Melalui mak comblang atau melalui doa yang dipanjatkan. Tapi... ternyata ada juga cinta dari laki laki pengusaha muda kepada sosok gadis yang masih sekolah. Sebabnya juga di...