Prolog

8 2 1
                                    

Bagi kebanyakan orang pasti akan menganggap siang hari sangatlah ide buruk jika masih diluar rumah. Begitu pula dengan seorang gadis yang berjalan dengan langkah penuh rasa lelah. Walau begitu, ia tetap tidak mau mengeluh karena panas. Menurutnya, kenapa harus mengeluh? Kan tujuannya keluar ini untuk menimba ilmu.

Naisya Rengganis Hapsari. Gadis yang kini memakai seragam putih abu abu dan memakai kerudung segi empat berwarna putih di panggil dengan sebutan 'isya'. Terlihat berjalan kaki setelah tadi ia menggunakan transportasi umum, menyusuri jalan raya menuju rumahnya.

Naisya selalu memakai kacamata jika memerlukannya, ia akan memakainya dan jika tidak, kacamata miliknya akan disimpan ke dalam tas. Biasanya tas akan terasa berat karena banyak yang ia bawa. Selain buku pelajaran, Naisya membawa mukena dan juga bekal buatan ayahnya.

Tidak ada yang spesial dari dalam dirinya. Naisya tidak termasuk putih dan hanya manis saja karena gen ayahnya. Ayah Naisya memiliki warna kulit yang biasa biasa saja tetapi punya nilai manis walau hanya tersenyum kecil. Berbicara tentang orang tua, Naisya hanya memiliki ayah saja tanpa bunda. Karena wanita yang melahirkannya telah pergi untuk selamanya sejak ia masih umur 2 tahun.

"neng Isya, baru pulang sekolah ya"tegur Pak RT yang kebetulan berada di teras rumahnya bersama dengan istrinya sedang berbincang bincang.

"iya pak... Oiya kalau begitu saya izin ingin segera pulang ya pak,bu Assalamualaikum"Naisya pamit dan tersenyum kecil lalu melanjutkan perjalanan kembali.

"waalaikumsalam"Pak RT dan Bu RT menjawab dengan serempak.

"neng Isya sopan sekali ya pak, patut dijadikan contoh untuk anak muda zaman sekarang"puji Bu RT yang sudah lama mengagumi sikap sopan santun Naisya dari kecil.

"betul bu. Didikan orang tuanya berhasil diterapkan sejak kecil. Oiya, dari neng Isya kecil sampai sekarang selalu dipuji puji kenapa bu?"Pak RT sekilas menyapa warganya yang tak sengaja melewati rumah mereka.

"karena ibu suka sama Naisya dan cukup memperhatikannya. Kasihan pak, gadis itu sudah tidak punya seorang ibu."Bu RT menatap lurus jalan raya depan rumahnya.

"iya, kl itu bapak tahu. Tapi, adakah selain tujuan seperti itu? Ibu terlihat menginginkan neng Isya"Pak RT masih saja penasaran. Ia sudah lama mendengar bahwa istrinya sangat menyukai Naisya dan dari senyuman apalagi dengan tatapan berharap untuk gadis yang sekarang sudah dewasa.

"hehe, bapak paling tahu ibu. Ibu tidak punya anak perempuan, semuanya laki laki. Menurut pemikiran ibu, neng Isya salah satu kandidat calon menantu idaman"jelas Bu RT terkekeh kecil menatap suaminya.

"yaa ampun, mana mau neng Isya sama anak kita bu. Gak abang, gak adek kl disuruh sholat aja masih males malesan. Anak ibu itu bikin pusing bapak tau gak"ucap Pak RT menggeleng kepalanya pelan.

"ye, itukan juga anak bapak. Kok cuma ibu aja yang di salahin"omel Bu RT yang tak mau kalah.

Kembali lagi dengan Naisya. Akhirnya ia sampai juga di rumahnya yang minimalis berlantai 1 saja. Hidup hanya berdua bersama ayahnya, membuat semuanya berubah drastis. Ketika bunda Naisya meninggal, ayahnya berniat ingin membuka lembaran baru bersama putri tunggalnya yang masih kecil ke sebuah perkampungan. Dahulu rumahnya di kawasan komplek perumahan yang tetangganya jarang dan hampir gak pernah ketemu.

Tok.Tok.Tok "Assalamualaikum"

Salam Naisya yang mengetuk pintu rumahnya. Namun sampai tiga kali tidak ada yang membukakan pintunya. Naisya memilih mencari kunci di vas bunga hias dekat meja dan mulai membuka pintu lalu masuk kedalam. Hal ini sudah biasa terjadi karena ayahnya mungkin belum pulang bekerja.

Pintu tertutup lagi, langkah kakinya segera memasuki kamar untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Tasnya telah duduk di meja belajarnya sedangkan si empunya sedang mandi. Setelah itu, Naisya berganti pakaian panjang gambar donal duck. Memang hewan berjenis bebek sudah sangat disukainya sejak kecil.

Perjuangan Jodohku, Meraih CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang