Dira

49 5 14
                                    

Dira menarik nafas setiap melewati gang menuju rumah kakaknya di Jakarta, selain karena tikus got yang sering lewat dan besarnya melebihi besar bayi kucing, juga karena kumpulan laki-laki bertato yang sedang menyuntikkan obat terlarang sambil merokok dan mengobrol tentang keberhasilan atau pun kegagalan pencopetan yang mereka lakukan. Dira menghembuskan nafas setelah melewati mereka dan berhasil masuk ke kamar, ia membanting tas ransel asal-asalan. Jakarta menakutkan dan jauh dari kata indah, tak seperti gedung-gedung tinggi dan tempat bersih seperti di tv. 

Hanya suara tangis sesenggukan nya yang terdengar. Nafas nya terasa sesak. Ia merindukan keluarga dan sahabat di jawa tengah sana. Tak ada yang berjalan sesuai keinginannya.

"Kenapa dek?" tanya kak Dita khawatir.

Hanya gelengan kepala dan ingatan di tempat kerja yang muncul di kepala Dira.

"Dengerin ya. Mbak Kiki cuma akan menjelaskan sekali...." suara itu terdengar melengking Dira sampai lupa apa yang ia jelaskan. 

Semua karyawan yang di dominasi laki-laki menatap ke arah kami. Terang-terangan mereka berkata, "nggak betah lagi nih."

"Paling lama tiga bulan," sahut yang lain.

Mbak Kiky memang terkenal karyawan wanita paling lama dan paling galak. Saking khawatir Dira nggak betah seseorang di sana sampai berkata padaku, "nanti kalau ada yang nggak tau, jangan tanya ke dia, tanya ke gue, om Ari, atau Lina. Siapa aja yang penting jangan dia."

Dira mengangguk, mendengar mas Ipul mengatakan itu dia lega ada yang memedulikan nya sekaligus semakin ngeri dan menerka-nerka segalak apa dia kira-kira?

Dira berhasil di masukkan kerja di pabrik produksi berbagai macam Ikan yang di bekukan dan di ekspor ke luar negri. Memasuki pabrik ini ia harus mengenakan seragam,masker, topi penutup rambut dan sepatu boots. 

Dira cukup antusias, menurutnya menarik, banyak ikan-ikan besar seperti Tuna, Oilfish yang baru pertama kali ia lihat namun ia masih tak terbiasa dengan bau amis yang sangat tajam.

Dira sedang menerima Ikan masuk dari supplier, melihat ikan-ikan itu di timbang ulang dan mencatat nya sesuai kelas size nya. Tiba-tiba terdengar teriakan, "Diraaaaa......." aku menengok ke mbak Kiki yang jaraknya sebenarnya cukup jauh. Teriakan itu seperti hiburan untuk karyawan yang sebagian besar laki-laki. Mereka semua kompak menyauti, "Oeeeeeeeeeey...."

Dira menggeleng lemah, mengingat-ingat kesalahan apa yang mungkin dia perbuat.



Bukan Penganut ZigasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang