8

2.5K 233 37
                                    

Seminggu setelah kejadian itu aron tetap seperti biasa kecuali dion. Ia tak bisa menatap manik aron karena slalu mengingat kejadian panas itu.

Saat ini di halaman dekat dengan hutan atin melatih dion dan ashil berpedang dengan menggendong baby roxana.

" Dion ayunkan pedangnya lebih keras"

"Ashil perkuat kuda-kuda mu"

" Dion perhatikan lenganmu saat mengayunkan pedangnya"

" Ashil jangan berhenti"

Begitulah teriakan aron memperbaiki kekurangan-kekurangan dari cara berpedang. Aron menatap roxana yang berada didalam gendongannya.

" Nana apa kau melihat bagaimana cara mereka berpedang kan" roxana menatap aron dengan tatapan polos.

" Istirahat" dion dan ashil menghela nafas dan menjatuhkan tubuh mereka di atas rumput.

Aron mendekati mereka dan menepuk pelan kepala mereka bergantung.

Aron duduk dengan memangku roxana dan memeluknya. Mereka mulai berbincang-bincang walaupun didominasi oleh ashil yang memang akan ceria, dan memakan cemilan yang dibawakan oleh pelayan atas perintah Aron

" Kak aron ujian itu seperti apa?" Aron berhenti memakan kue nya dan menatap ashil yang bertanya dengannya.

" Kenapa?" Ashil mengembung kan pipinya karena bukan nya menjawab pertanyaannya malah balik bertanya padanya.

" Hanya Ingin tau" aron menatap aron berbinar dengan dion juga menatap aron dengan tatapan penasaran.

" Gak asik kalau kalian tau sekarang, yang jelas aku akan memberi tahu kalian saat kalian akan mengikuti ujian itu" aron tersenyum tipis melihat reaksi mereka yang kecewa dengan jawabannya.

Aron menatap langit yang mulai berwarna oranye.

" Kembali, dan bereskan diri kalian"

Aron dan roxana pergi meninggalkan ashil dan Dion yang mengejar mereka.






















Malam ini Aron diberikan tugas dari lant(ai), aron menyiapkan beberapa bawaan seperti obat-obat, racun dan juga beberapa senjata.

Aron menulis surat dan memanggil dua elang miliknya. Aron menetap dua elang yang bertengger di jendela.

" Berikan ini pada dion dan ashil" dan dua burung elang itu terbang meninggalkan aron.Aron mulai mengambil kuda dan pergi meninggalkan agriche.

Saat aron sudah cukup jauh dari kediaman agriche. Aron menghentikan kudanya dan menutup mata .

" Arvie" ucap Aron dan tiba-tiba muncul elang yang besar dari ketiadaan.

" Arvie awasi sekitar wilayah pedelian." Arvie pergi meninggalkan Aron yang menatap langit gelap yang dipenuhi bintang-bintang.

" 3 tahun berada diluar kediaman agriche, sepertinya aku harus membangun kekuatan ku sendiri dan aku alan melakukan apapun yang aku inginkan.

Tak berselang lama arvie datang, aron bergegas menuju wilayah pedelian dan masuk melewati penjaga dengan identitas sebagai penjelajah yang saat pas dengan penampilan Aron sekarang.

Aron mulai membeli rumah beserta tanahnya. Aron menatap langit yang mulai terang bertanda waktu pagi.

Aron berkeliling pasar fan membeli berbeda stok makanan seperti daging,ikan, sayur, buah, dan beberapa rempah-rempah.

Aron yang hendak pulang ditabrak sosok anak kecil bersurai putih perak yang terlihat agak kebiruan dengan mata emas, dan pakaian dari bahan yang berkualitas yang tidak mungkin rakyat biasa memilikinya yang saat ini sedang terduduk dengan lutut putihnya yang merah dan lecet dengan sedikit darah yang menghiasnya.

Aron menghela nafas lelah dan mulai berjongkok dihadapan anak kecil itu

" Apa kau baik-baik saja?" Anak itu mendongak dan menatap takut manik meraihnya yang menyala menurut anal itu menakutkan.

" Hei?" Aku melambaikan tangannya dihadapan anak itu. Anak itu menunduk dan mengangguk kecil

" Saya tidak apa-apa"

"Namaku aron Achlys . Siapa namamu?" Entah apa yang dipikirkan aron mengubah marganya.

*Achlys (Asal Yunani) yang berarti 'kegelapan'.

" Namaku......" 





















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HalcónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang