7

1.2K 229 9
                                    

Sifat dan karakter tokoh di cerita ini hanya karangan
Tidak ada sangkut pautnya dengan rl idol terkait

Sorry for typo
enjoy this story










Jisoo duduk termenung di kamarnya, ini hari ke 9 ia terus memimpikan hal yang sama

"Apa gue bakal terus mimpiin ini sampe acara tunangannya Nanda nanti ?" Gumamnya

"Tapi kenapa" jisoo mengacak rambutnya frustasi

"Apa yang mengganggu pikiran mu Ji?"

Jisoo menoleh,ia tak sadar mamanya sedari tadi berada di depan pintu

"I-itu a-aku"

Sonya melangkah dan duduk di pinggir kasur

"Kalo kamu ga bisa nahan sendiri , kamu boleh cerita ke mama Ji, ga semua masalah bisa kamu hadapi sendiri " ucap Sonya lembut

Jisoo menatap lekat mamanya

"Nanda mah, aku mimpiin Nanda terus" akhirnya jisoo bersuara

Sonya tersenyum

"Sini nak" ucapnya

Jisoo mendekat dan tiduran di paha sang mama

Sonya mengelus kepalanya dengan sayang

"Kamu, masih punya rasa sama dia?" Tanyanya

"Engga ma , aku udah lupain dia, tapi gatau kenapa sejak ketemu dia lagi , aku terus mimpiin dia dengan mimpi yang sama" jisoo pun menceritakannya pada sang mama

"Nak, ada satu hal di dunia ini yang membuat kita tenang"

Jisoo mendongak menatap mamanya

"Apa ma ?"

"Ikhlas sayang" jawab Sonya

"Kamu harus ikhlasin Nanda" lanjutnya

"Tapi aku udah lupain dia ma"

"Itu gak menjamin kamu udah ikhlas nerima kenyataan"

Jisoo terdiam

"Ikhlas ya nak , ini udah jalannya hidup kamu , mungkin nanti kamu akan dapat yang lebih baik , percaya sama mama, memang cinta pertama itu susah di lupakan , tapi bila bukan jodohnya, perlahan kamu pun akan lupa sama dia bila sudah bertemu dengan orang yang tepat"

Mungkin benar , jisoo harus merelakan semuanya yang sudah terjadi

"Makasih ma" ucap Jisoo

"Sama sama sayang , bangun yah ? Yang lain udah nunggu di bawah"





**********

Drrr

Dorrr

Dorrr

Seorang anak kecil memeluk lututnya sambil mengigit jari di kolong meja ia sedang bersembunyi

Dorrr

Dorrr

Anak itu menangis saat mendengar suara suara tembakan

Bruggh

AYAH.....

Anak itu keluar saat melihat ayahnya terbaring berlumur darah

"Hikss ayah bangun ayah" bocah kecil itu menggoyang goyangkan tubuh sang ayah

"Winter..." Sang ayah memanggil lirih

Interlocked  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang