PROLOG

73 6 0
                                    

“Allahu akbar, Allahu Akbar.”

Suara Shaka begitu menyayat hati, bagi siapapun yang mendengarnya.

Rasa haru begitu membuncah perasaan laki-laki itu. Seorang malaikat kecil, telah hadir secara nyata dalam dekapannya, kini.

Hidung mancungnya, bibir mungilnya, alis nya yang tebal, begitu menyerupai seakan mengcopy paste sang ayah. Shaka tersenyum bahagia.

Begitu juga dengan perempuan yang saat ini masih terbaring lemah. Namun rasa sakitnya seakan terbayarkan sudah, dengan melihat kehadiran buah hati di hadapannya.

Shaka mencium lembut pipi sang malaikat kecil itu. Tatapannya begitu menyiratkan rasa bahagia yang tiada tara.

12 Maret 2022. Pada pukul 03.00 dini hari. Hari di mana, kini hadirnya orang ketiga sebagai pelengkap kehidupan Shaka dan Naira.

🍃


“Nairaa…selamat ya.” Vania tersenyum haru melihat Naira.

Naira mengangguk pelan. “Jazakillah, Van…”

Naira saat ini berada di dalam ruang rawat. Abi, Umi, Mama maupun papa nya pun tengah hadir kini. Justru sang bayi sedari tadi tak ingin dilepaskan Firza dalam pangkuannya.

Seakan tahu dengan pergerakan Naira yang ingin bangun dari tidurnya, dengan gerakan cepat Shaka membantu sang istri. “Mau minum sayang?”

Naira hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Lalu matanya beralih ke arah Vania.

“Kamu juga, kayaknya sebentar lagi ya, Van…”

Vania seketika mengikuti arah mata Naira yang melirik perutnya. Vania pun mengusap perutnya yang saat ini berusia 7 bulan.

“Iya ya, Nai…Kali ini, calon bayi nya dari papa beneran,” bisik perempuan itu. Dan langsung membuat Naira melotot. “Hush! Jangan bilang kayak gitu.”

“Pah, Nai, mama barusan dapet telpon,” sahut Dina, dan entah kenapa mampu menarik perhatian semua orang di sana.

“Kenapa ma?” Naira bertanya.

“Kak Ranita barusan juga melahirkan.”

The Story Of ZidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang